"Aw!"
"Aduh Louis, jangan gerak-gerak terus kenapa sih." Cewek di hadapan gue ini mukul kecil tangan gue yang ga kena luka.
"Sakit, tau." Gue manyunin bibir. Aduh, pasti muka gue unyu banget nih.
"Iya, bentar lagi sabar," kata cewek itu lagi. Eh, nama dia itu Clarissa. Tadi dia bilang gitu saat gue panggil dia bidadari.
"Loh, ko bidadari sih yang nolongin?" kata gue spontan.
"Gue Clarissa, bukan bidadari," balasnya ketus sambil masih terus bantu gue jalan ke pinggir lapang.
Sip, Clarissa Tomlinson cocok tuh.
Clarissa membalut tangan gue pakai perban. Dia ngobatin gue seperti ahlinya.
"Duh, pinter banget deh. Nanti bisa dong ya obatin anak-abak kita." Gue lagi-lagi menggoda dia. Tapi, dia sama sekali gak keliatan baper atau gimana.
"Udah selesai," katanya lalu bergegas beresin obat-obat yang tadi habis dipakai.
"Makasih ya, beb." Gue memberikan kedipan mata ke Clarissa. Dia cuman ngangguk, terus pergi ke temen-temennya di sisi lain lapangan.
Lah, ko kedipan mata gue kali ini gak berfungsi sih. Biasanya cewe-cewe pada teriak. Tapi Clarissa engga. Dari awal juga gue udah godain dia, dia gak baper sama sekali.
Etdah, ini cewek susah juga ya.
Gue mulai berdiri dan liatin anak-anak yang main. Harry yang gantiin gue dan papan skor masih aja sama 1-0.
"WOY DOA IBU SEMANGAT DONG! DOA PARA MAMAH MENYERTAI KITA WOI INGET!"
***
Pertandingan akhirnya selesai. Dan Doa Ibu menang dalam pertandingan kali ini. Dua gol dicetak di menit-menit terakhir saat gue mulai masuk lagi. Satu gol dicetak oleh gue, dan satunya dicetak oleh Luke.
"Well done, boys," kata gue saat kami udah merayakan selebrasi kami dan bersiap untuk pulang.
"Mantap Doa Ibu!" sambung Liam, si kiper, dengan semangat.
Kami semua tertawa. Bahagia gengs kita bisa masuk semi final.
"Eh, Lou, itu tangan gak apa-apa kan?" tanya Harry. Akhirnya ada yang peduli juga. Daritadi masa aja mereka gak peduli, yang ada malah berantem sama si gembul yang jatohin gue.
"Iya gak apa-apa. Tadi gue ditolong kan sama anak pmr," jawab gue sambil senyum-senyum sendiri.
"Si Clarissa ya? Anjir gila beruntung lo, Lou. Clarissa kan jarang tuh turun tangan langsung ke lapangan," kata Luke panjang lebar.
"Lah, lo kenal Clarissa?" tanya gue bingung.
"Ya kenal lah, bego. Dia ketua pmr," jawab Luke.
Loh, jadi dia ketua pmr? Ketua futsal sama ketua pmr leh ugha ya.
***
Dapet salam dari niall. HAHAHA.faklah.
Gue ga nangis saat louis sama brianna ato danielle. Liam sama cheryl.
Tapi ini niall oH MY BABY
Brb be a belgian girl.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOUIS ( jatuh ) [COMPLETED]
FanfictionCuman cerita tentang Louis, si kapten futsal, yang sosoan sakit biar modus ke Clarissa, ketua PMR. Copyright © 2016 by beelzeboub