obat apa lagi ya?

1K 173 69
                                    

Gue gak pernah tau kalau uks sekolah punya kasur yang empuk banget. Mana ada lemari yang isinya makanan semua. Terus banyak juga minuman, mulai dari susu, teh, sirup, banyak lah pokonya. Gue mulai nyesel, kenapa gue gak pernah pura-pura sakit dulu.


"Udah gak usah ngiler gitu liat makanannya." Gue yang lagi liatin isi lemari spontan tutup itu lemari.


"Ehehe. Gue baru ke uks, ya jadi kaget aja ternyata enak banget ya," kata gue dan Clarissa cuman senyum miring. Dat so damn cute.


"Ya iyalah, gue gitu loh ketua pmrnya," timpal Clarissa yang lagi sibuk cari obat buat gue maag.


"Ya iyalah, sayang gue gitu loh," kata gue lagi. Dan seperti biasanya, Clarissa cuman diem, sama sekali gak salting.


"Najis pake sayang." Clarissa melihat gue (lagi) dengan jijik. Dan dia kembali mencari obat.


Clarissa melemparkan satu botol obat maag yang berwarna hijau ke gue. Sontak, gue yang tadinya lagi tidur santai bangkit buat nangkep itu obat. Ini cewek gak sopan gimana gitu ya.


Gue masih aja liatin obat itu. Gue gak berani minum, ya ampun. Gila aja, gue lagi sehat gini disuruh minum obat.


"Kenapa? Cepet minum dong, keburu mati kaya tadi gimana?" kata Clarissa sarkas. Dia sekarang lagi duduk di seberang kasur gue, jadi kami berhadap-hadapan.


"Kayanya gue udah sehat, deh."


"Bangke lah, masa aja udah ga sakit lagi." Kali ini Clarissa berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri tempat gelas dan dispenser.


"Serius. Ini kayanya keajaiban Tuhan, berhubung gue anak sholeh," gue mengoceh tapi Clarissa sama sekali gak denger.


Clarissa menghampiri gue dengan tangan kanan yang memegang satu gelas air minum, dan yang satunya menggenggam sendok.


"Nih, minumnya. Cepet minum obatnya nanti lo mati gue gak mau kuburin ya," kata Clarissa yang lagi-lagi nyindir.


Gue ketawa sinis. "Gue nanti gentayangin lo kalau gue mati."


"Terserah."


"Serius, nanti gue intip lo pas lagi mandi."


"Iyain aja."


"Iya? Jadi boleh nih ngintip lo mandi? Asik."


"Receh, anjir. Cepet minum obatnya kenapa sih." Clarissa memutarkan kedua bola matanya. Doi bener-bener muak sama gue kayanya.


Tapi, gue tetep gak mau minum itu obat. Ya kali, nanti gue beneran mati gimana?


"Ih, lo susah banget ya dikasih tau." Clarissa mengambil obat yang sedaritadi gue pegang. Dia kasih air minumnya ke gue, dan mulai nuangin obat ke sendok.


"Cepet buka mulutnya." Perintah Clarissa yang membuat gue terpaku seketika.


Clarissa suapin gue obat maag. DEMI APA INI BUKAN MIMPI!?


"Anjir lama. Pegel, su," kata Clarissa dan seketika itu juga gue membuka mulut.


Peduli banget gue mau sakit apa engga. Yang penting, gue disuapin Clarissa. YEEESS.


Gue masih senyum-senyum meski sendoknya kali ini udah bersih dan Clarissa udah tarik itu sendok dari mulut gue.


"Lo pasien teribet, ya," kata Clarissa menekan kata 'pasien' dan tanpa perhatiin senyuman gue sedikitpun. Dia menutup obat maag, lalu bergegas taruh obat ke tempatnya.


"Clarissa," panggil gue.


Clarissa yang lagi munggungin gue itu berbalik. "Apa?"


"Makasih, ya." Gue tersenyum, dan untuk pertama kalinya Clarissa bales senyuman gue.


Sekali lagi,

Clarissa

bales

senyuman

gue.



"Yo, sama-sama. Gue cuman ingin jadi ketua pmr yang baik, ya."


Dan gue tau, itu artinya semua yang dia lakuin hari ini karena semata-mata dia adalah ketua pmr. Hmm.


Gapapa, lah. Nanti pasti ada hari dimana dia obatin gue bukan karena embel embel ketua pmr. Tapi, karena dia peduli.




***

Hmm.

Pulang kamu louis! Ini di rumah ada yg mau obatin kapan aja dianggurin.

Hmm.

LOUIS ( jatuh ) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang