get well really soon

927 142 83
                                    


"Eh, Louis!" Harry teriak tanpa peduli Miss Oon lagi nerangin bahasa inggris di depan kelas. Dia habis dari kamar mandi, dan seketika teriak gak jelas kaya orang kesurupan. Beruntung Miss Oon masih sibuk sama vocab baru.


"Apaan sih." Gue yang emang lagi bad mood parah, menjawab Harry dengan cuek.


"Lo harus tau," kata Harry dengan napas ngos-ngosannya. Dia duduk, lalu minum sebentar. Gue sama Harry sebangku btw. Kuat kan gue sebangku sama mahluk aneh ini.


"Apaan elah bacot."


"Jadi..." Harry menarik napas panjang sebelum melanjutkan, "clarissatadipingsan."


Ini gue yang budeg apa emang Harry yang gak tau apa itu jeda saat bicara. "Hah?"


"Clarissa pingsan bego!" suara Harry naik satu oktaf. Yang membuat perhatian Miss Oon teralihkan kepada kami.


"Mr. Stylinson!" tegur Miss Oon. Oke, ini gue gak tau kenapa. Miss Oon buat nama gue dan Harry jadi satu. Mungkin karena kami terlalu sering berisik di kelasnya.


(Ayeay Miss Oon is Larries guys) (oke ini gue apa bgt)


"Sorry, Miss." Harry cengengesan sementara gue masih diem gak gerak. Harry tadi bilang Clarissa pingsan?


"Anjing, gak lucu tau gak," kata gue sambil noyor kepala Harry.


Harry mengaduh kesakitan. "Sumpah! Gue tadi gak ke kamar mandi, gue ke kantin. Terus pas gue lewat lapang gue liat anak iso pada berisik gitu. Eh taunya mereka lagi gotongin Clarissa gitu, deh!" Harry cerita heboh sampai lagi-lagi Miss Oon negur kami.


Gue gak tahu kenapa gue khawatir gini. Jelas-jelas harusnya gue gak usah naruh perasaan apapun ke Clarissa. Dia sendiri yang bilang ke gue kalau dia tuh bukan bener-bener peduli. Tapi di sisi lain, gue gak bisa memungkiri kalau gue itu sebenernya peduli sama Clarissa.


Setelah perdebatan antara otak dan hati gue yang bertentangan, akhirnya otak gue menyerah. Dan kali ini, hati gue yang menang. (hah apa)


"Sorry miss, but-may i go to the toilet please, thankyou." Miss oon menceramahi gue dulu dan melarang gue ke toilet sama Harry. Setelah gue yakinin Miss Oon bahwa gue gak akan ngobrol lagi di kelasnya dan gak akan ke toilet bareng Harry, Miss Oon ngizinin gue pergi ke toilet.


Gue pun pergi keluar kelas. Sorry Miss, gue gak pergi ke kamar mandi. Tapi gue pergi ke uks.



***



Gue membuka pintu uks dengan repot karena; gue membawa banyak kantong plastik. Kurang lebih ada 5 kantong kresek yang isinya ada berbagai macam makanan dan minuman. Tentu aja itu buat Clarissa.


Kepala gue nongol dulu ke dalem. Dan gue liat ada cewek yang lagi tidur menghadap ke arah tembok. Gue bisa yakin itu Clarissa dari rambutnya yang panjang dan berwarna coklat. Tanpa basa-basi, gue perlahan masuk ke dalam ruang uks. Seberusaha mungkin gue gak buat suara yang terlalu kencang, takut Clarissa bangun.


Gue menghampiri kasur, dan tiba-tiba aja cewek itu berbalik. Yah, Clarissa bangun.


"Ngapain lo?" Clarissa nanya pelan.


"Eh, maaf sa kalau buat lo keganggu hehe." Jujur, gue canggung banget setelah apa yang terjadi kemarin.


"Gak ganggu, ko. Gue seneng malah. Gue bosen soalnya," kata Clarissa sambil berusaha duduk di kasurnya.


"Hah?" gue sejujurnya gak ngerti dia ngomong apa.


"Emang lo doang yang bisa pura-pura sakit, Lou? Gue juga bisa kali, haha." Clarissa tertawa sementara gue semakin bingung.


"Maksudnya lo gak sakit?"


Clarissa menggidik bahunya. "Pusing sih gue, sama sakit perut juga. Tapi udah mendingan sekarang, ya tapi gue males belajar jadi masih aja di sini."


"LAH!" Gue teriak karena kaget. Ternyata Clarissa gitu ya. Berarti good girls are bad girls that haven't been caught tuh bener ya.


"Apaan sih lebay." Clarissa bergeser duduk di tepi kasur dan mengambil kresek yang sedari tadi gue pegang.


"Wah, banyak makanan ya." Clarissa mulai mengeluarkan semua isinya dan gue masih aja bengong.


"Tadi kata Harry lo pingsan?" gue natap Clarissa gak percaya. Jangan bilang dia pingsan bohongan lagi.


"Ya emang. Gue bilang gue emang lagi sakit, tapi sekarang udah nggak." Clarissa mulai membuka plastik berisikan cimol dan memakannya.


"Udah sih gak usah dipikirin gitu. Makan aja, yu. Anggep aja makanan punya sendiri," ucap Clarissa sambil masih memakan cimol yang sebenernya milik gue itu.


Meski masih bingung, gue duduk di samping Clarissa dan hanya memperhatikan dia yang lagi makan.


Clarissa mengunyah cimol dengan semangat. Dia tiba-tiba berbalik dan natap gue. Kemudian menusuk cimolnya lagi dan kali ini menyodorkannya ke arah gue.


"Nih, buka mulutnya. Aaaa..." Clarissa tiba tiba aja nyuapin gue cimol. Gue yang sedari tadi diem perhatiin dia, membuka mulut dan mulai memakannya.


"Enak kan? Sama-sama, loh."


"Iwtywu emwang cimol gue, bego." Gue noyor kepala Clarissa dan dia cekikikan.


"Lo tuh moodbooster ya, Lou." Gumam Clarissa pelan.


"Hah? Apa?"


Clarissa terkekeh pelan dan menggeleng. "Ngga."


"Louis, maaf ya yang kemarin," kata Clarissa lagi. "Gue gak bermaksud. Kemarin itu gue lagi bad mood parah. Gue pms."


Seketika gue senyum lebar. Bener ya, cewek itu susah diprediksi. Tadi katanya sakit, sekarang engga. Kemarin dikira marah, eh taunya engga.


Yaudah lah, yang penting sekarang Clarissa sama gue temen baik. Iya, temen.



***

Sorry for late update. Heu. Dan ini gajelas bgt i know. Jfyi, miss oon emang bener guru inggris gue.


CIE 6 TAUN CIE.

Gue di sini udah 5taun+++ dan sampe skrg belum pernah bisa ketemu mereka:')) kbye.


-amel syg the boys till the end mwa.

LOUIS ( jatuh ) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang