Part 4

64 10 1
                                    

"Okeh. Lo harus jadi pacar gue selama 2 bulan. Kalo lo nolak berarti lo bukan penantang sejati" Ucap Leo dengan senyum miring yang berisyaratkan senyum kemenangan.

"WHAT?!!" Teriak Jenner. Yah, teriakan ini membuat seisi kelas kaget dan langsung menatapnya dengan tatapan bingung.

Kringgggg...

'Akhirnya Ya Tuhan, bunyi itu yang gue tunggu dari tadi' Batin Jenner saat mendengar bel istirahat berbunyi. Seluruh murid langsung berhamburan keluar tanpa merapikan buku buku yang berserakan di atas meja. Jenner pun ingin menuju kantin dan menghampiri 2 sahabat yang duduk di depan sendiri -Liana Fradellian dan Zahra Aceline-. Namun, ketika Ia ingin berdiri ada tangan yang menggenggam pergelangan tangan Jenner.

"Mau kemana lo?" Tanya Leo yang ikut berdiri di samping Jenner. Jenner memutar bola mata nya dengan malas.

"Gue mau kekantin, lepasin gak?" Tanya Jenner yang berusaha melepaskan genggaman Leo namun hasilnya nihil, Leo malah mempererat gengamannya itu.

"Lo gak lupa kan kalo kita sekarang udah pacaran?" Tanya Leo yang membuat Jenner melotot ke arahnya.

"WHAT?!" Teriak mereka -Catherine, Levine, Zahra, dan Liana- bersamaan dengan ekspresi wajah yang tidak percaya.

"Yah, mulai sekarang kita resmi berpacaran" Ucap Leo dengan nada yang santai dan menggenggam tangan Jenner. Jenner yang mendengarnya pun sangat marah.

"Sumpah Jen, lo pacaran sama nerd 'miskin' ini?" Tanya Zahra dengan nada ditekan saat kata kata 'miskin'. Yups, The Haunting -nama gang Jenner dan 2 sahabatnya- adalah gang yang sangat terkenal, terkenal akan kepandaian, kekayaan, dan pembullyan gang ini. Jadi, jangan heran jika kapan saja dan dimana saja The Haunting akan melontarkan berbagai macam judge. Yah, seperti saat ini, tanpa berfikir panjang Zahra pun melontarkan kata kata tersebut.

"Heh! Jaga ya tuh omongan!" Ucap Catherine saat tak terima saat sahabatnya di judge seperti itu.

"Eh nerd diem deh! Lo mau keluar dari sekolah ini?" Tanya Liana sambil menunjuk dan menatap tajam ke arah Catherine. Catherine pun memilih untuk diam dan tak berkutik lagi, Ia takut kalau apa yang dikatakan Liana benar benar terjadi, secara Ia hanya murid yang tak setara dengan The Haunting. Leo tiba tiba mencium bibir mungil Jenner dan yah semua anak yang melihatnya terkejut. Walaupun Jenner sering gonta ganti pacar, Ia tidak pernah mengijinkan siapapun untuk mencium dirinya, kecuali keluarganya.

Plaakk..
Suara itu begitu nyaring dan sangat keras. Yups, Jenner menampar pipi mulus Leo dengan sangat keras. Jenner paling tidak suka dengan cowok yang lancang dan berani untuk menciumnya. Tak terasa air mata Jenner yang sedari tadi dibendung akhirnya perlahan jatuh dan Ia segera berlari menuju parkiran mobil untuk pulang. Yah, kali ini Jenner benar benar sangat benci melihat wajah Leo.

"Sumpah ya lo orang pertama yang berani nyium Jenner! Gue harap besok gue gak mau lihat muka lo ada di sekolah ini!" Ucap Zahra yang terdengar sangat mengancam sambil memukuli lengan Leo. Yah, ini pertama kalinya Jenner dicium oleh seseorang, pantas saja Jenner dan sahabatnya pun sangat marah.

"Loh sumpah demi apapun gue tadi reflex" Ucap Leo dengan wajah datarnya.

Plaakk..

"Jangan harap lo bisa dapet kata maaf dari Jenner!" Ucap Liana setelah menampar pipi kanan Leo. Liana dan Zahra pun mengemasi barang Jenner yang tertinggal di mejanya. Mereka segera meninggalkan sekolah dan menuju ke rumah Jenner. Yah, mereka sudah bersahabatan sejak SMP jadi mereka tahu dimana Jenner saat ingin sendiri, yaitu di taman belakang rumahnya.

"Lo ngapain pake acara nyium Jenner? Lo gila sumpah. Bisa bisa besok lo gak disekolah ini lagi tahu gak" Ucap Levine saat mengingat kejadian dimana Leo mencium Jenner.

"Bisa diem ga lo? Lo lebih gila karena bikin orang yang gue sayang ninggalin gue" Tanya Leo dengan nada yang sangat dingin.

'Duh, bego banget sih gue! Niat gue kan cuman mau deket lagi sama dia, kenapa malah jadi kaya gini! Bego lo Aldric! Bego!' Batin Leo sambil mengacak acak rambut nya penuh frustasi. Leo menenggelamkan kepalanya di kedua tangannya. Ia mulai mengingat kejadian dimana kehilangan orang yang sangat Ia sayang.

Flashback on

"Apasih mau keluarga lo, Dric? Udah puas lo sekarang ngebuat kakek gue meninggal. Puas lo sekarang? Puas keluarga lo hah?! Puas?! Gue benci sama lo Dric. Gue benci lo" Teriaknya yang tak jelas karena isak tangisnya sambil memukuli Aldric.

"Loh, bukan keluarga gue yang ngebuat semua ini terjadi, Ber. Lo salah paham sama semuanya" Ucap Aldric menjelaskan semuanya kepada perempuan yang ada dihapannya.

"Salah paham? Lo bilang semua ini salah paham?! KELUARGA LO YANG BUAT KAKEK KU PERGI!! KELUARGA ALEXI YANG UDAH BUAT KAKEK GUE MATI!! Gue benci lo, Dric. Gue harap ini pertemuan terakhir kita dan jangan harap kita bisa ketemu lagi! Gue cukup tau sama keluarga lo! Keluarga yang gue anggap baik ternyata penyebab perginya kakek gue! I don't want to be friends with one who has been making my grandfather died!" Teriaknya dan berlari meninggalkan Aldric yang masih berdiri dan meresapi setiap kata yang dilontarkan gadis tadi sebelum pergi.

Flashback off.

------------------------------------------------------

Hai semua :)
Jangan lupa tinggalkan jejak, comment and vote yaa :)
Namaste :)

Two Different PersonalitiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang