~ LEO POV ~
"Kaya nya gue emang salah, gue harus minta maaf. Oke gue akan kerumah nya. Oke Leo minta maaf" Ucap ku sambil menatap diriku didepan cermin yang sangat besar. Aku segera berganti pakaian dengan memakai baju abu abu polos, jeans hitam, penutup kepala, dan tentu nya kacamata besar. Aku turun dari kamar ku dan menyambar kunci mobil yang terletak di meja. Saat aku menuju garasi, aku teringat sesuatu.
"Wait, bukannya gue lagi jadi Leo? Goblok banget dah lu, Dric. Ehm, gue naik taksi aja dah" Ucap ku sambil masuk ke dalam rumah untuk menaruh kunci mobil dan menelpon taksi. 5 menit kemudian taksi datang, dengan segera aku berlari dan menuju rumah Beril. Yah, sebelumnya aku tahu alamat Beril dari ketua kelas yang sangat susah dibujuknya minta ampun. Setelah sampai didepan rumah yang besar dan megah, aku segera mendekati pintu pagar yang terdapat satpam di sana.
"Maaf. Mau mencari siapa?" Tanya satpam itu dengan ramah.
"Saya mau nemuin Beril, Pak. Saya temannya Beril. Saya sudah ada janji kerja kelompok dengannya" Ucap ku menjelaskan kepada satpam ini, yah gapapa lah bohong daripada ditanyain mulu kaya lagi disidang aja.
"Oh, temannya Non Jenner. Silahkan masuk" Ucap satpam itu sambil membukakan pintu pagar yang kecil. Yah, itu pintu pagar khusus buat masuk kalo gak dengan kendaraan, kalo pake mobil atau motor pintu pager yang gede itu yang akan dibuka.
Tokk.. Tokk.. Tokk..
Ketuk ku dengan senyuman yang sangat manis."Iya, maaf mau car..." Tanya asisten itu terpotong saat melihat diriku yang berdiri didepannya.
"Mau cari Beril, Mbak" Jawab ku dengan menggaruk tengkuk ku yang sama sekali tak gatal. Yah, jujur saja aku bingung harus memanggil asisten ini 'Mbak' atau 'Bik' karena kelihatannya orang ini masih berumur 30an.
"Ini bukannya Aldric teman Non Jenner kecil dulu kan? Yaa, silahkan masuk" Tanya Mbak ini dan mengeser posisi tubuh nya yang sebelumnya menghalangi aku masuk.
"Loh, bentar bentar. Ini Mbak Imah itu ta? Heeh ini aku, Mbak. Ehm, Mbak jangan kasih tau Beril yaa Mbak tentang ini. Dan jangan manggil aku Aldric tapi Leo ya, Mbak" Ucap ku memohon kepada Mbak Imah. Yah, Mbak Imah ini asisten rumah tangga Beril sejak dulu, sejak aku dan Beril masih bersahabat.
"Iyaa, siap Mas Leo" Ucap Mbak Imah sambil berhormat dihadapan ku. Kesannya kaya aku kapten tentara yang ingin berperang sampe sampe dikasih hormatan kaya gitu. Aku pun cekikikan melihat tingkah Mbak Imah yang sedari dulu tak berubah.
"Non Jenner sedang di kamarnya. Silahkan keatas" Ucap Mbak Imah sambil menunjuk kamar dengan pintu berwarna biru soft yang sedang terbuka. Aku megernyitkan dahi ku. Tanpa berpamit aku langsung menaiki anak tangga. Terdapat 3 buah koper berwarna biru dongker didepan kamar Beril. Aku semakin bingung, apa kah Beril akan pergi? Tapi kemana? Gara gara aku dia pergi?. Entah kenapa pertanyaan itu berputar putar memenuhi pikiran ku. Dan saat aku mendekati kamar Beril ada sosok wanita yang sangat cantik sedang memeluk Beril. Yah, dia adalah mama nya Beril.
Aku ingin sekali mengetuk pintu kamar Beril, namun niat itu aku urung kan saat mendengar percakapan mereka yang bersangkutan tentang diri ku.
------------------------------------------------------
Hai semua :)
Maaf kalo part ini gadanta yaa
Jangan lupa tinggalkan jejak, comment and vote :)
Namaste :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Different Personalities
Teen Fiction"Why should we believe with 'love' if that's make us hurts?" -Jenner