"Huh! Untung ya, tuh anak! Coba kalo gak gara gara lo, gue jamin, dia besok gak bakalan ada disekolah!" Ucap Jenner menggebu-gebu. Reza yang ekspresi wanita disebelahnya tertawa dan mengelus elus rambut Jenner dengan sayang.
"Udah, ah. Biarin aja! Eh, iya. Temenin gue makan, ya? Gue traktir lo juga, kok."
"Eh-oh. Oke! Jangan nyesel kalo misalnya gue makannya banyak!"
"Haha! Iyaa, gue gak bakalan nyesel kok. Bahkan lo nyuruh gue, beliin sekalian restorannya juga gue beliin!"
"Masa?"
"Iyaa, beneran." Jawab Reza dengan tampang bego dan memarkirkan mobilnya, karna telah sampai di salah satu restoran dekat sekolah.
"Bodo! Haha!" Lanjut Jenner sambil terbahak bahak. Ia memegangi perutnya yang akan keram. Reza menggeleng gelengkan kepala sambil tersenyum melihat 'pujaannya' terbahak.
"Receh, lo! Masa gitu aja malah ketawa kenceng." Ejek Reza merangkul pundak Jenner dan berjalan memasuki restoran itu.
Saat mereka memasuki restoran, banyak pasang mata melihat mereka dengan tatapan berbinar. Seakan akan ada Dewa Dewi Fortuna turun dan menunjukkan keromantisan mereka, namun satu yang mereka tidak tahu, kedua orang itu tidak memiliki status apapun.
"Ada yang bisa saya bantu, kak?" Tanya pelayan memberikan buku menu ke mereka.
"Mau mesen apa lo?" Tanya Reza membolak balik buku menu dan menunjuk beberapa makanan dan minuman yang segera dicatat oleh pelayan disana.
"Gue, mau... Ini, ini, ini sama ini. Gapapa kan?" Tanya Jenner dengan puppy eyes-nya.
"Gapapa, mesen yang banyak juga gapapa. Gak usah sok puppy eyes gitu, deh! Ntar kalo gue tambah suka ya, apa?" Tanyanya sambil mengerlingkan satu matanya.
"Lah, haha! Geli gue! Haha!" Tawa Jenner menderai saat Reza memanyun-manyunkan bibirnya. Beberapa pasang mata melihat dengan dahi berkerut dan berbalik tak acuh.
"Ih, lo mah. Gue serius malah ketawa! Eh, iya, gue mau tanya deh. Emang beneran ya, tuh si nerd pacar lo?" Tanya Reza menyudahi aksi manyun-manyun.
"Hah? Eh-ehm. Emang lo percaya sama omongannya tuh anak?"
"Eh-iya juga, ya? Kok gue jadi bolot gini?!" Tanya Reza pada diri sendiri.
"Lo mah emang bolot dari dulu!"
"Yadah serah lo." Pasrah Reza dan pelayan pun menaruh pesanan mereka. Mereka makan dalam diam. Tanpa sepengetahuan Jenner, Reza daritadi memperhatikannya dan sesekali tersenyum.
"Ngapain lo daritadi ngelihatin gue?" Tanya Jenner yang membuat wajah Reza memerah karna malu baru saja kepergok.
"Eh, hehe. Gapapa. Udah lanjutin aja makannya!"
---
"Makasi ya, Za. Kenyang gue! Gue masuk dulu ya, Za?" Tanya Jenner membuka sabuk pengaman karena telah sampai ke pekarangan rumahnya.
"Yayalah, ya apa gak kenyang, makan segentong gitu. Iya, masuk mandi terus jangan lupa chat gue, hehe."
"Yee! Tai lo. Oke, bye, Za!"
"Bye, Jen!"
"JENNER PULANG!!!" Serunya saat masuk kedalam rumah. Bik Ijah menggeleng gelengkan kepala melihat anak majikannya selalu seperti itu jika pulang.
"Harus banget ya, teriak teriak? Tadi dianter pulang sama siapa? Leo, ya?" Goda Syakira sambil mengelus elus rambut panjang anaknya. Diajak anaknya ke sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Different Personalities
Teen Fiction"Why should we believe with 'love' if that's make us hurts?" -Jenner