Twenty one

73 9 2
                                    

Pergi Cinta hapus bayanganku Cinta, bahagiakan dia Cinta sampai akhir waktu engkau bersamanya.

°°°°^^^^°°°°


"Pagi Gwen." Sapa Ruben saat bertemu denganku di koridor sekolah.

Aku mengulum senyum tipis,"Pagi juga ben" aku menengok ke arahnya yang terlihat sumringah.

"Cieee... kenapa nih senyum-senyum terus? Lagi falling in love right? " aku menatapnya intens.

"Oh, Anda luar biasa selalu tau apa saja." Ruben mengacak rambutku pelan

Aku mengecutkan bibirku, "Ihh... jadi berantakan kan."

Ruben hanya tertawa melihat reaksiku yang sedikit kekanak-kanakan.

"By the way, Lu mau kemana ben? Bukannya ke kelas malah keluar." Aku menyisir rambutku dengan jari-jariku.

Ruben terlihat salah tingkah, "oh itu... gue mau ke gerbang sekolah, mau ketemu gebetan hehehe." Wajah Ruben bersemu merah, terlihat sekali kalau ia malu menceritakannya padaku.

Tapi bukan Gwen namanya kalau tidak bisa membuat Ruben bercerita tanpa adanya pemaksaan.

"Oh, mau ketemu gebetan toh. Jangan-jangan doi nya sekolah di SMP Berlian lagi?," Tebakku

Ruben mengagakan mulutnya "hah? Lo kok bisa tau?"

Aku mendorong bahunya pelan,"ah ketahuan deh. Ekspresinya santai aja dong mas, ga usah lebay gitu." Aku cekikikan melihat ekspresi Ruben.

"Yaudah sana ketemu doi gih! Gue ke kelas dulu ya, jangan lupa gue bisa bantu lo kapan pun kalau lo butuh!" Aku mengacungkan ibu jariku dan pergi meninggalkan Ruben.

*******
Beberapa hari kemudian

*Netnotnetnot

Bunyi lonceng sekolah menandakan waktu nya istirahat.

Dengan cepat aku langsung ngacir ke kantin sekolah dan memesan segelas jus jeruk ditemani semangkok pempek khas Palembang.

"Huhh... Surga dunia banget ya." aku langsung melahap santapan yang berada di depan mataku dengan penuh semangat.

Seseorang menepuk bahuku sehingga membuat aku tersedak pempek yang sedang kumakan, "Wesss.. Minum Gwen minum. Sorry ya jadi keselek gitu."ternyata suara itu milik Vero yang sedang melemparkan senyum jahilnya kearahku.

"Ah elu Ver, ganggu banget sih! Bikin kaget lagi. Huh...kembaran tuh sama Jelangkung," ceracauku

"Loh kok Jelangkung Gwen?"tanya Vero heran

Aku tersenyum jahil ke arahnya, "mikir aja sendiri"

Vero mencubit telingaku.

"Aaah.. Sakit Vero! Lepasin!!! " aku mengelus-elus telinga bekas merah akibat ulah Vero.

"Ah ngambek nih ceritanya?" Goda Vero padaku

Aku hanya menatapnya sebal.

"Oh ya gue punya Gebetan baru nih Gwen."Ujar Vero

Aku yang sebelumnya kesal mendadak tertarik dengan pembicaraan ini. Dan tanpa di duga jantung ini mulai berdegup kencang, "Hah? Serius Ver? Siapa? Loh kok cepat banget move on nya?,"tanyaku berturut-turut hingga membuat menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gwen! Kecilin suaranya! Plis deh ini tuh Rahasia bukan Pengumuman untuk satu sekolah. So, Kecilin suaranya bisa kan? "Vero menoyor kepalaku pelan

Aku tekekeh mendengar jawabannya. "Sorry Ver, serius ga maksud kok"

"Ya. Ya. Ya, jadi lo udah tau kan tentang Gebetan nya si Ruben? Soalnya gue denger kata Ruben dia sempet cerita. "

Aku menanggukan kepalaku cepat, " ya terus Ver? "

"Ya terus gimana ya? Ternyata Ruben sama doi nya itu udah lama deket tapi doi nya kayak ga mau gitu. Jadi gue pikir gimana kalau gue aja yang deketin doi nya Ruben buat bikin Sophie kesel gimana Gwen menurut lo?" Vero menaikan alisnya serta tidak ketinggalan senyum misterius miliknya yang sulit ku artikan.

1,2,3 aku hanya terpaku mendengar celotehan nya. Otak ku mencerna semua kata-kata dari Vero, tapi hatiku menolak keras untuk ikut andil dalam urusan ini. Sungguh rasanya sangat sakit bahkan lebih sakit ditusuk seribu jarum yang menancap tegas tepat di jantungku.

"Gwen? Halo? "Vero mengerutkan keningnya.

"Aa-hh... Ya? Iya Ver, " jawabku terbata-bata dan dengan terpaksa aku menyunggingkan senyum tipis ke arahnya.

"Lo baik-baik aja kan Gwen?"

"Ya, i'm okay. Udah yuk masuk kelas bentar lagi masuk. "

Aku berjalan meninggalkan Vero yang masih menatapku aneh.

*****

Semakin hari Vero mulai kembali ke sisi nya yang periang bahkan kini sudah banyak yang mengetahui tentang kedekatan antara Vero dan Shella. Ya Shella adalah gebetan baru Vero yang di kenalkan oleh Ruben.

Vero mulai sulit ku gapai kembali rasanya hampir membuatku putus asa untuk mendapatkannya bahkan sebentar lagi hampir 2 tahun aku mencintainya dalam diam.

"Gwen berhenti nyakitin diri lo sendiri. Lepaskan dia, come on masih banyak yang lebih pantas buat lo! " kata- kata Selena kembali terngiang di telingaku.

Aku mendesah pasrah "aku memang Bodoh karena selalu nungguin kamu Ver, tapi entahlah hati ini seolah tak ingin berpaling meski telah di sakiti ribuan kali pun." bisiku pada udara kosomantap
Loh kok sendirian aja?" Ruben menepuk pundakku pelan. Aku hanya menatap sendu ke arahnya sambil tersenyum palsu.

"Andai lo ga kenalin Shella ke Vero ben mungkin gue ga akan semiris ini, "ucapku dalam hati

"Gapapa cuman mumet aja di kelas terus, lo ngapain? "Cewek selalu terbiasa ya dengan jawaban 'tidak apa-apa' padahal sebenarnya ada apa-apa nya.

Ruben menatap lurus ke depan "ga kenapa-kenapa cuman kesel aja mereka sering mge bully gue Gwen jadi ngerasa kayak jadi mainan" celoteh Ruben sebal karena sikap Teman-teman yang selalu membully nya.

Aku hanya ber-Oh ria bingung untuk membalas perkataannya.

Dengan wajah yang datar Ruben bertanya padaku "Menurut lu gue salah ga ngasih Shella ke Vero?"

Salah!

"Enggak kok, "justru kata kata itu yang keluar dari mulutku. Ya Tuhan maafkanlah hambamu ini yang sudah terlalu sering menyangkal hati ini.

"Ya gue juga harap kalau yang gue lakuin benar, "ucap Ruben mantap

Aku hanya menanggukan kepalaku lemah, "gue pergi dulu ben."pamitku

Hallo sorry buat sangat keterlambatan update nya sumpah otak ini lagi mumet gengs banyak sekali ulangan yang harus gue hadapi so susah luangin waktu buat nulis maaf ya! Gue harap masih ada yang nungguin cerita Journey thank you! 😊


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang