Entah sudah berapa lama Iqbaal maupun Steffi duduk di kap mobil milik Iqbaal. Tadinya, cowok itu ingin mengajak Steffi ke sebuah danau yang jaraknya memang tidak jauh dari sekolah mereka. Tetapi, Steffi meminta Iqbaal untuk pergi ke taman yang tidak jauh dari tempat dimana perempuan itu bekerja.
Dan disinilah mereka, di atas kap mobil milik Iqbaal dengan eskrim rasa coklat yang ada di genggaman mereka masing-masing.
"Jadi, lo anaknya Pak Herry?" tanya Steffi. Iqbaal mengangguk, "Iya, emang lo baru tau?" jawabnya yang terkesan kembali bertanya.
"Iya, lagian gue nggak pernah liat lo di caffe itu."
"Gue emang jarang kesitu. Waktu itu, bokap gue nyuruh gue kesana, makanya kita ketemu."
Steffi menganggukan kepalanya, perempuan itu paham apa yang Iqbaal bicarakan padanya. Dua detik setelah ia mengangguk, Steffi turun dari kap mobil Iqbaal, dan membuang bekas cone es krim ke tempat sampah yang keberadaannya tidak jauh dari mobil Iqbaal.
Iqbaal sedikit menyunggingkan senyuman melihat pergerakan Steffi membuang cone es krim tadi. Dirinya merasa bahwa hati yang selama dua tahun ini tertutup rapat, seperti sedikit ada celah didalam sana.
"Baal, kesana yuk?" ucap Steffi dengan jari telunjuknya mengarah ke arah tukang batagor.
Iqbaal mengikuti arah yang Steffi tunjukan, sedetik dahinya mengernyit. Mungkin cowok itu bingung, seingat Iqbaal, Steffi baru beberapa jam memakan satu porsi bakso berukuran jumbo dekat sekolahnya tadi. Dan sekarang, perempuan itu mengajaknya untuk makan batagor.
Belum sempat Iqbaal menjawab ajakan Steffi, perempuan itu sudah lebih dulu menghampiri tukang batagor tanpa menunggu Iqbaal.
Akhirnya, dengan dua kali menggelengkan kepala, Iqbaal menyusul Steffi yang sudah tiba di tukang batagor.
"Perut lo luas banget ya?" tanya Iqbaal yang langsung duduk di samping Steffi. Dan, mengambil alih suapan batagor Steffi ke mulutnya.
Perempuan itu hanya memberikan cengiran kudanya, tanpa ada rasa kesal dalam dirinya karena Iqbaal sudah memakan batagornya tanpa izin.
"Kalo makan tuh jangan belepotan dong!" ucap Iqbaal seraya ibu jarinya membersihkan permukaan bibir Steffi yang kotor akibat bumbu batagor.
***
"Thanks, udah mau gue ajak kabur." kata Iqbaal. Dirinya dan Steffi belum lama tiba di sebuah danau yang sempat tidak jadi di kunjungi mereka.
"Ya mau gimana, kan lo maksa."
Iqbaal menoleh ke sisi kanannya, dimana Steffi sedang menatap danau yang ada di hadapan mereka.
"Steff?"
"Hmm."
"Apa yang lo liat dalam diri gue?" tanya Iqbaal.
Dua detik setelah omongan Iqbaal itu keluar dari mulutnya, Steffi langsung menoleh ke arah Iqbaal.
Ternyata, lelaki itu masih menatapnya.
Entah kenapa, dari sekian banyak pertanyaan yang ingin Iqbaal tanyakan, hanya kalimat itu yang bisa di keluarkannya. Cowok itu juga tidak tahu, kenapa bisa pertanyaan seperti itu keluar dari mulutnya.
"Maksud lo apaan sih?" Steffi memalingkan wajahnya dari Iqbaal. Ia kembali melihat danau yang baru saja di sentuh oleh beberapa daun yang gugur.
"Gue nggak tau apa maksud pertanyaan lo. Tapi, menurut gue lo itu aneh! Bukan aneh soal sikap sih, gimana yah... Lo tuh kaya ada dua Baal. Kadang, gue ngeliat lo baik -maksudnya kaya sekarang. Tapi, kadang gue ngeliat lo dingin, seolah lo nggak pernah mau untuk tau keadaan disekitar lo kaya apa." jelas Steffi yang sedetik setelahnya menoleh ke arah Iqbaal.
Iqbaal diam. Iqbaal tidak mengalihkan pandangannya dari Steffi, cowok itu masih menatap perempuan yang juga menatapnya. Iqbaal merasa bahwa apa yang di bicarakan Steffi tentangnya adalah benar. Dirinya juga merasa seperti itu.
"Lo kenapa sih nanya kaya gitu?" tanya Steffi. "Lo Bipolar ya jangan-jangan?" perempuan itu mengernyitkan dahinya. Tatapannya juga seperti mengintimidasi Iqbaal.
"Gila apa lo! Nggak lah!" protes Iqbaal, yang tanpa sadar telah menoyor kepala Steffi. "Yang lo omongin bener! Gue juga ngerasain kaya gitu dalam diri gue Steff," ucapnya dengan senyuman miris -senyuman kesedihan.
"Baal,"
"Sejak dua tahun belakangan ini Steff," ucap Iqbaal. Kini, pandangannya lurus kedepan. Tidak memandang perempuan disampingnya lagi.
"Kenapa?" tanya Steffi.
"She left me! And I'm get hurt." jawab Iqbaal dengan kedua mata terpejam serta nada suara yang terdengar lirih di telinga Steffi. Butuh waktu sekitar dua menit untuk Iqbaal mengeluarkan dua kalimat tersebut kepada perempuan itu.
••••
Nelly - Just A Dream.
(Sorry kalo pendek, emang kayanya cocoknya segitu si wkwkw.
Jangan lupa kasih vote, comment, saran dan kritik yang membangun gaez.
#salamanggrek :v