Sejak pengakuan Iqbaal di danau dua hari lalu. Kedekatannya dengan Steffi bisa dibilang sudah semakin dekat. Ditambah, Iqbaal yang biasanya enggan menyapa Steffi didalam lingkungan sekolah, justru malah lebih sering mencari Steffi saat kelasnya tidak ada guru.
Hal itu membuat Salsa maupun Aldi sama-sama dilanda rasa tidak percaya. Iqbaal yang selama ini dikenal dengan sikap dinginnya, serta Steffi yang dikenal dengan sikap pendiamnya, mampu menyatu tanpa adanya campur tangan orang lain.
Aldi pernah bilang, "Lo suka kan sama dia?" Dan Iqbaal hanya menjawab dengan toyoran yang diberikannya pada Aldi.
Salsa yang memang memiliki tabiat cempreng, tidak henti-hentinya bertanya pada Steffi, perihal hubungan sahabatnya itu dengan Iqbaal. "Jujur deh, kalian lagi pdkt kan? Kapan jadian? Jangan disembunyiin dari gue dong Steff," Kebalikannya, Steffi malah menjelaskan secara detail kepada Salsa.
Dan sekarang, Steffi serta Salsa sudah berada di kantin sejak lima belas menit yang lalu.
"Jadi, lo libur seminggu?"
Steffi mengangguk. "Tinggal beberapa hari lagi sih, dan itu semua karena Iqbaal." ucapnya dengan sudut bibir yang terangkat.
"Yaelahhh, susah deh kalo orang yang lagi jatuh cinta. Nyebut namanya aja senyum-senyum."
Steffi memutar kedua bola matanya. "Lo lebay banget Sal,"
Salsa memberikan cengiran kudanya pada Steffi. Kemudian, perempuan penyuka lollipop itu langsung menyantap kembali batagor yang sempat ia diamkan.
"Kalo gue ngerasa nyaman sama Iqbaal salah nggak sih, Sal?"
***
Iqbaal baru saja keluar dari ruang guru bersama Aldi. Kedua lelaki itu baru saja di panggil oleh Bu Kinar karena ketahuan meledakan petasan di dalam kelas. Tadinya, Aldi sempat mengelak bahwa yang di ledakannya bukan petasan, melainkan suara yang di buat-buat olehnya maupun Iqbaal.
Karena alasannya yang tidak masuk akal, keduanya terpaksa mendapat hukuman untuk kesekian kalinya.
Kedua laki-laki itu berjalan bersampingan ke arah lapangan. Sebelumnya, Iqbaal memang sudah mengajak Aldi untuk bermain basket jika mereka sudah selesai mendapat hukuman dari Bu Kinar:
Membersihkan ruang guru.
Dan sekarang disinilah mereka berdua. Di lapangan - dengan satu bola basket yang sudah ada di genggaman Iqbaal.
"Shoot!" teriak Iqbaal saat dirinya melempar bola ke arah ring.
Dan berhasil masuk.
"Baal, lo tertarik kan sama Steffi?" tanya Aldi disela-sela dirinya mendribble bola.
"Kayanya."
"Muna si lo! Dulu aja bilangnya nggak, sekarang? Ewh banget lo,"
Iqbaal merebut bola dari tangan Aldi. Yang sedaritadi hanya di dribble saja oleh laki-laki keturunan batak tersebut. "Bacot amat sih! Suka-suka gue Di,"
"Bukannya gitu Baal," Aldi menepi ke pinggir lapangan. "Terus?" tanya Iqbaal yang masih bermain basket.
"Gue bersyukur, karena lo udah bisa lepas dari bayang-bayang Zidny."