7. Perasaan

480 24 6
                                    

Perempuan itu baru saja mengantar pesanan ke meja nomor 28 -yang ternyata meja dari keluarga Salsa. Steffi sempat mengobrol sebentar dengan orang tua Salsa saat selesai meletakan pesanan keluarga tersebut di atas meja. Salsa juga sempat menyuruh Steffi untuk makan bersama dengan keluarganya, namun Steffi menolak dengan alasan masih banyak kerjaan yang harus diselesaikannya. Dan Salsa maupun orang tuanya memaklumi keputusan Steffi menolak ajakan makam bersama itu.

Dan sekarang, Steffi sedang membantu Mindy mencuci piring di dapur. Tadinya, Steffi menyuruh Mindy untuk tidak masuk kerja karena kondisi Mindy yang terlihat pucat, namun Mindy meyakinkan Steffi bahwa dirinya akan baik-baik saja sampai jam kerja selesai.

"Lo deket banget yah sama anaknya Pak Herry?" tanya Mindy.

Steffi langsung menghentikan gerakan tangannya yang sedang mencuci gelas, dan perempuan itu hanya berkata, "Nggak kok Min, emang kenapa?"

"Ya, nggak apa-apa sih, gue malah seneng kalo lo deket sama Iqbaal," goda Mindy dengan penuh seringai diwajahnya.

Tentu, itu membuat Steffi salah tingkah.

"Apaan deh, udah ah gue mau beresin yang lain!" ujar Steffi seraya meninggalkan Mindy yng terkekeh geli melihat tingkah Steffi.

Saat Steffi keluar dari dapur, dirinya melihat Iqbaal baru masuk kedalam ruang kerja Ayahnya.

Satu lekukan tercetak begitu saja dari bibir Steffi.

***

Dua remaja perempuan berlari dengan tergesa-gesa di koridor sekolah. Yang satu sibuk mempertahankan rambutnya agar tidak berantakan, dan yang satu sibuk mengumpulkan tenaga untuk bisa lari secepat mungkin sebelum guru pelajaran pertama mereka masuk kelas dibanding keduanya.

Steffi lebih dulu dibanding Salsa, dan itu membuat Salsa ingin segera menyusul Steffi yang sudah hampir tiba dikelasnya. Dalam hati, Steffi maupun Salsha merutuki dirinya sendiri karena memejamkan mata di atas jam 12 malam -demi menonton serial drama Korea yang sedang hits belakangan ini:

Descendants Of The Sun.

"Tungguin gue Steff!" sekuat tenaga, Salsa berteriak meminta Steffi untuk menunggunya. Untunglah, lima detik setelah berteriak Salsha sudah tiba depan pintu kelasnya.

Steffi maupun Salsha sama-sama mengatur napasnya. Beruntunglah mereka karena guru di jam pertama mereka belum datang.

"Anjir! Engap gue," keluh Steffi yang disetujui Salsha oleh anggukan kepalanya. "Gila, Joong Ki bikin gue telat. Parah!" ucap Salsha dengan kepalanya yang menggeleng.

"Tapi cute banget," komentar Steffi perihal Joong Ki -pemeran utama di serial drama Korea yang ditontonya tadi malam bersama Salsha.

Setelah merasa sudah cukup banyak menghirup oksigen, Salsha maupun Steffi langsung masuk kedalam kelasnya. Namun, belum sempat Steffi menaruh tasnya di meja, gadis itu sudah lebih dulu menepuk dahinya tanda ia lupa akan sesuatu.

"Why?" tanya Salsha dengan satu alisnya yang terangkat.

"Buku gue di loker, kalo gurunya dateng bilang aja!" jawab Steffi -menaruh tas berwarna hijau toscanya di meja. Setelah itu, Steffi langsung berlari lagi keluar kelas dan menuju loker.

Salsha yang melihat Steffi hanya menggelengkan kepalanya. Memangnya dia nggak capek? Pikir Salsha.

Setibanya di loker, Steffi langsung membuka pintu loker tersebut dengan tergesa-gesa. Tidak peduli akan suara bising yang ia timbulkan saat membuka pintu lokernya. Yang terpenting dia bisa mengambil buku Sejarah-nya dengan segera, dan langsung kembali ke kelas.

Ajari Aku CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang