SATU

2.2K 61 5
                                    


▶︎ Taylor Swift feat. Ed Sheeran - Everything Has Changes

Kemeja dan Es Buah

                 Menurutku masa yang paling dikenang adalah saat duduk dibangku sekolah menengah atas. Aku mulai mengerti apa artinya sebuah persahabatan yang tanpa memandang status. Yah, Meskipun ada beberapa orang atau geng yang masih menganggap status sosial adalah hal penting. Tetapi selebihnya, Kita masih satu jiwa.

                 Selain persahabatan apa yang kalian rindukan? Pastinya rindu ruangan kelas dan pelajarannya bukan? Aku juga. Apalagi saat ada guru yang sedang berhalangan dan tidak memberi tugas sedikitpun. We are free!

                 Hm, sepertinya ada yang ketinggalan kalau berbicara tentang masa sekolah. Aku yakin dari kalian semua akan merindukan, Kantin! Tempat yang berfungsi mengisi kekosongan perut kalian masing - masing dan rela berdesakan. Bahkan, kalian ikhlas mengambil posisi antri sepanjang mungkin agar tidak dimarahin penjualnya.

                 Aku tersenyum memandangi buku kenangan yang di buat oleh angkatanku, ternyata, sekolah tiga tahun sangat indah kalau di ingat kembali, Bukan?

                 Aku membalikan setiap lembar - perlembar dan mengamati wajah teman - teman seangkatanku dulu. Aku yakin semuanya sudah berubah. Mulai dari tampang hingga sikap dan etika mereka masing - masing. Tetapi, aku tidak yakin dengan satu hal, Perasaanku saat bertemu dengan Faris Gaisshan Alatas.

                 Mari aku ceritakan sedikit tentangnya, Dia adalah lelaki yang bertampang sangat mempesona. Bahkan, dua angkatan di bawahku dan dua angkatan di atasku mengenalnya dengan julukan Prince from England. Faris memang ada keturunan darah Inggris dari Ibunya dan Ayahnya berdarah Arab. Dan jadilah Faris sebagai pencuri hati setiap wanita.

                Selain bermodal tampang, dia adalah penyumbang terbesar piala akademis dan non-akademis disekolahku. Eitssss, Bukan hanya itu saja, dia juga penyumbang dana terbesar dikala sekolahku membutuhkan dana untuk pensi atau acara promnight. Faris adalah segalanya, bukan untuk sekolahku— Tetapi untukku juga.

                "Tumben loe buka buku kenangan?"

                Mendengar ucapan Karla, Adela pun ikut memojokanku, "Pasti loe kangen sama your first love, Iyakan? Yakan?" Godanya.

                Karla dan Adela adalah sahabatku sejak duduk di bangku sekolah menengah atas hingga saat ini. Bisa dibilang, sahabat awet. Karla adalah seorang Akuntan di perusahaan papanya bekerja dan Adela adalah seorang pengacara. Kita bertiga memang dulunya anak Ilmu Pengetahuan Alam saat SMA. Tetapi saat kuliah mendadak mengambil jurusan Sosial semua. Termasuk aku, Annasya Adreena Saila. Atau biasa dipanggil Nasya.

                Aku menutup buku kenangan secara asal, "Kalian emang gak kangen sama masa putih abu - abu dulu?"

                "Kangen lah. Kan lusa ada Reuni Angkatan kita. Loe ngga baca di email?  Uda daftar belum di Ikatan Lulusan Sekolah?" Tanya Karla sambil mengelus - elus rambutnya yang sebenarnya tidak berantakan sama sekali.

                "Gue belum sempet buka email semenjak pindahan dari Amerika kemarin...."

                Mendengar penjelasanku. Mereka berdua hanya manggut - manggut seperti Anak Ayam dan tidak membuka pembicaraan lagi, "Anyway, Apa kabar Faris ya?" Cetelukku tanpa sadar.

                "Tambah cakep mungkin. Apalagi dulu... buset dah, beuh beuh, udah bukan levelnya kalau dibandingin temen - temen yang dulunya ingusan. Paling bening lah intinya." Jawab Karla antusias.

1998. Hello, again!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang