DUA PULUH

508 14 3
                                    


▶︎ Passenger - Let Her Go

Masalah Baru

          Mata Annasya terbuka dan bingung saat menatap langit-langit kamar rumah sakit. Tetapi, dia secepat mungkin untuk membentuk senyuman di bibirnya saat melihat Pria yang dia cintai selama ini duduk di sofa dengan keadaan tidur pulas.

Di satu sisi, Secepat mungkin Faris terbangun saat mendengar satu gerakan dari ranjang Annasya.

"Hai," Sapa Annasya saat melihat Faris sudah berjalan kearahnya, "Apa yang terjadi? Apa aku melewatkan sesuatu yang penting?"

"Kamu cuman butuh istirahat. Selebihnya, you're fine."

"Baik-baik saja? Kamu yakin gak menyembunyikan sesuatu dari aku? Tapi, kenapa matamu mengatakan sesuatu yang berbeda?"

Faris tersenyum lebar, "Sepertinya, sekarang kamu sudah sembuh total, ya?"

"Sepertinya juga, kamu belum tidur seharian ini ya?"

Pria itu tidak juga menjawab, Ia hanya duduk di kursi yang dekat dengan ranjang, "Kamu mau makan? Atau kamu mau duduk?"

"Aku mau makan kalau kamu yang suapin. Dan, Aku mau duduk kalau kamu yang berdiriin ranjang ini."

Faris tersenyum lagi. Lalu berdiri dari kursi dan membantu Annasya agar sedikit duduk tegak. Annasya menghirup dalam aroma yang Faris,

"Kamu bisa berhenti begini, Sebentar enggak?" Tanya Annasya.

Faris mengerutkan dahinya dan menuruti permintaan Annasya. Melihat tidak ada gerakan dari Pria itu, Annasya pun melingkarkan tangannya di leher Pria didepannya ini.

"Aku selalu pengen berada dipelukanmu, kayak gini," Annasya merasakan setiap detik saat berada didekapan Faris,

          "Hal yang selalu pengen Aku lakuin setiap hari– setiap pagi,"

Pria itu melepas dekapan Annasya lalu mendekatkan wajahnya tepat dihadapan Annasya. Tangannya mengarah ke rahang Annasya lalu semakin mendekatkan tubuhnya,

"Kalau ini, adalah satu hal yang pengen Aku lakuin setiap hari, Sya." Faris tersenyum. Bahkan jarak mereka berjarak beberapa inchi,

          "Cium bibir ini, setiap harinya."

Mata Annasya spontan tertutup. Sedangkan, Annasya bisa merasakan senyuman Pria didepannya. Bahkan, napasnya pun bisa dia rasakan,

          "Kamu, bisa lakuin itu sekarang, Faris."

Mendengar perintah dari Annasya, Faris pun mendekatkan kedua bibir mereka lalu menyesap bibir bawah Annasya dengan lembut. Annasya mengerang tidak karuan saat merasakan sentuhan-sentuhan di bibirnya.

Bahkan, lidah Faris pun berusaha menjelajahi setiap ruang didalam mulut Annasya. Kemudian, Faris melepas ciumannya,

          "Aku akan melanjutkannya nanti. Dan, Sekarang, Aku lupa satu hal. Kamu harus makan, Sya."

Setelah keluar dari Rumah Sakit. Faris pun mengantar Annasya untuk pulang ke apartemen. Bahkan, dia membawakan barang-barang yang Annasya butuhkan,

1998. Hello, again!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang