DELAPAN

638 21 4
                                    


▶︎ Chantal Kreviazuk - Leaving On A Jet Plane

Orang yang Sama

/Flashback On/

Aku membenarkan seatbelt pesawat lalu menyandarkan kepalaku di kursi. Sedangkan, Tante Sisi dan Om Farhan sibuk dengan gadget mereka masing - masing sebelum takeoff.

"Annasya, nanti setelah sampai di Amerika. Kamu jangan langsung tidur dulu, ya, nunggu sekalian malem aja biar gak lama kena jetlag"

Aku menjawab penjelasan Tante Sisi dengan anggukan sebagai tanda mengerti.

"Semuanya sudah Om Farhan urus, Annasya. Kamu akan memasuki perkuliahan awal September. Jadi selama lima bulan kedepan nanti, Tante bakal kenalin gimana cara atau gaya hidup disana." Sambungnya lagi.

Mendengar penjelasan dari Tante Sisi aku menjadi sedikit khawatir. Aku masih berumur tujuh belas tahun tanpa kedua orang tua lalu berangkat ke Amerika dengan kehidupan dan culture yang berbeda drastis dari Indonesia. Sedangkan, Aku hana bisa mengangguk untuk kedua kalinya.

"Tenang, Annasya, Ada Om Farhan dan Tante yang akan menjagamu." Saat ini Tante Sisi seperti mengerti kegelisahanku.

"Oiya, Annasya, Kamu mendapatkan kiriman tadi pagi." Jelas Tante Sisi, "Dan, Om Farhan memberikan kepada Tante" Sambungnya.

Tante Sisi mengaduk - aduk isi tasnya sendiri seperti panik, hingga aku menenangkannya, "Tenang saja, Tante. Kita takeoff dulu nanti bisa dicari lagi."

Tante Sisi menuruti nasehatku lalu merapatkan seatbeltnya saat lampu kabin pesawat dipesawat dimatikan. Pesawat kelas ekonomi yang kita bertiga naiki, akhirnya takeoff dari Jakarta.

Dan, selamat tinggal untuk Indonesia.

Setelah 20 jam perjalanan ke Amerika..

Tante Sisi menyodorkan kertas coklat sebesar amplop. Dan, Di atas kertas itu tertuliskan namaku, "Dari siapa, Tante?"

"Tidak tahu. Ya, ini titipan yang kita bahas waktu di pesawat tadi, Annasya"

Aku mengambilnya lalu berjalan ke ruang tengah untuk bergabung dengan Om Farhan yang sedang menonton berita di tv kabel miliknya, "Dari siapa ya, Om?" Tanyaku.

Om Farhan hanya menoleh sekilas, "Gak tahu, Sya. Orangnya cuman nitipin ini, katanya buat Annasya, udah gitu aja."

Mendengar penjelasan dari Om Farhan yang sangat singkat. Aku semakin penasaran dengan isi bingkisan ini. Aku merobek secara asal bingkisan di genggamanku dan mendapati plastik bening berisi gelang hitam dan satu batu alam kotak berwarna biru di dalam lilitan gelangnya,

"wow, Ini gelang, Annasya. Coba kamu pakai." Ucap Tante Sisi yang sudah berada di sampingku, "Bagus ya"

"Ah, Tante apasih. Inikan cuman gelang biasa, Bagus darimana nya-"

Tante Sisi terkekeh. Berbeda dengan ekspresi Om Farhan yang masih memperhatikan gelang yang aku pakai, "Ada apa, Om?"

1998. Hello, again!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang