Kedua kelopak mata indah milik Jungkook terbuka perlahan, ia mengernyit merasakan sinar matahari pagi dari jendela menusuk netranya.
Jungkook memandang sekitar dan mengingat semalam ia pingsan dan kali ini ia terbaring diranjang. Tapi bukan ranjang apartmennya, melainkan apartmen Taehyung.
"Taehyung?" Jungkook menoleh kecil, menemukan Taehyung yang tertidur hanya meringkukan kepalanya ditepi ranjang tersebut.
"Astaga dia tidur seperti ini."
Jungkook menduduki dirinya perlahan, tangannya terulur mengusap surai halus Taehyung. Ia mengulas senyum mengamati wajah tampan Taehyung saat terlelap.
Jungkook menjauhkan tangan ketika yang lebih tua melenguh kecil dan membuka kelopak matanya.
"K-kau sudah sadar? Apa masih sakit?"
Taehyung membenarkan posisinya dengan cepat; merasa panik ketika Jungkook tak menjawab pertanyaannya.
"Bodoh, kenapa tidur seperti itu."
Taehyung tersenyum sekilas menanggapi rengekan yang lebih muda. Ia beralih menggapai telapak tangan Jungkook kemudian menaruhnya dipipinya.
"Jawab dulu pertanyaanku hm."
"Tidak mau."
"Kau tahu kau membuatku hampir mati," Sahut Taehyung manja diakhiri helaan nafas, kembali menutup matanya tapi masih membiarkan telapak tangan Jungkook berada dirahangnya seraya menggenggam dan menciuminya.
"Tanganku masih sakit."
"Benarkah?"
Jungkook tersenyum, "Aku becanda. Aku tidak apa-apa. Mungkin hanya kelelahan."
"Sudah kubilang jangan berbohong."
"Apa?"
"Kemarin kau berbohong kau baik-baik saja."
"Tidak akan lagi. Kau juga jangan melakukan hal yang sama. Atau aku akan membunuhmu."
"Dibunuh olehmu rasanya pasti menyenangkan."
Taehyung terkekeh berat membuat yang lebih muda mendengus sebal.
"Menyebalkan."
-
-
-Pukul tujuh malam, Jungkook berdiri diatas balkon apartmen Taehyung sekedar memusnahkan rasa kalut yang seolah mencekik kepalanya. Alasan Taehyung membawa Jungkook kesini hanyalah agar Jungkook dapat mengisi perutnya dengan sajian sarapan sehat yang dibuat oleh pelayan ternama belakang dapur apartmen Taehyung.
Jungkook tertawa kecil mengingat itu.
Mungkin Taehyung sempat berpikir jika Jungkook akan sadar dalam jangka waktu yang lama.
"Memasak ramen saja aku tidak bisa, mustahil aku membiarkanmu kelaparan dipagi hari saat berada diapartmenmu, disana juga tidak ada siapapun."
Jungkook terkikik, dibalik sifat Taehyung yang begitu maskulin dan tegas ternyata ia sosok pemuda konyol yang terkadang memiliki pemikiran minim.
Jungkook kembali kekamar kemudian terpancing olehnya menulis sesuatu dinote yang diberikan Taehyung.
Ia menduduki kursi belajar Taehyung kemudian merogoh note beserta pena kecil dari saku celananya yang selalu ia bawa kemanapun.
Tangannya menggores perlahan pena itu menyabet kertas putih polos didepannya.
"Nomor satu, pembunuhan Ibu Jimin, Lee Yeohan ditempat bekas tambang dengan pelaku Park Jisung."
YOU ARE READING
Brought - vkook
Fiksi Penggemar❝ i brought you now! ❞ Telapak tangan adalah jawaban dari kronologis kematian seseorang? © jeuns2 2016/02/28 - ? (on going)