Awkward

7.2K 466 6
                                    

Capcussss langsung baca dan vote yaaa 💋 tararengkyuuu..

****

        Jika pertemuan lucu antara perempuan dan laki-laki ada istilahnya yaitu meet cute. Nina tidak yakin definisi itu cocok dipakai saat pertemuan pertama dia dengan Yuda. Karena awal pertemuannya lebih cocok disebut meet awkward. Laki-laki tengil, sok cool dan irit bicara macam Yuda membuat Nina jadi keki sendiri. Yuda adiknya Faye tapi menurut Nina keduanya amat berbeda. Faye lebih ceria dan ekspresif, tapi Yuda, jangan ditanya. Kuntilanak juga bakal kehilangan tawanya kalau berhadapan dengan Yuda. Karena aura Yuda mengintimidasi. Yuda juga tidak sopan menurut Nina, karena laki-laki itu seenaknya manggil "lo" pada Nina. Yuda pasti lebih muda dari Nina, tapi Yuda berbicara seenak udelnya. Nina berdoa, semoga dia bisa menghadapi Yuda dengan kesabaran tingkat supernova. Superwati! Memikirkan Yuda saja sudah membuat Nina sedikit dongkol.

       Dari mulai sunrise muncul hingga siang hari, Nina betah berada di pantai. Pantai Syawal memiliki pemandangan yang indah karena air lautnya berwarna biru kehijauan dan pasirnya putih. Kalau ada yang ketahuan buang sampah sembarangan akan dikenakan denda. Di pantai itu orang-orang tidak bisa sembarangan berenang karena ombak yang acap kali besar, belum lagi gangguan ubur-ubur. Lagi pula Nina tidak tertarik berenang karena Nina tidak bisa berenang.

Matahari semakin terik, Nina sudah mengusap sunblock di tubuhnya, memakai kacamata dan bersantai di sebuah matras yang dia sewa beserta payung teduhnya. Niatnya Nina menjelang sore nanti, dia ingin berkunjung ke pantai Selatan lainnya. Tapi tiba-tiba cacing dalam perut Nina mengamuk. Sebelum cacing dalam perut Nina berubah jadi naga dan makin menggila, Nina buru-buru mencari restoran terdekat.

Perut kenyang dan Nina pulang ke vila, dia butuh istirahat sejenak sebelum petulangan selanjutnya. Nina hendak naik ke lantai atas tapi langkahnya berhenti ketika dia mencium aroma masakan. Nina penasaran kemudian menuju dapur, dilihatnya Yuda duduk di meja makan  sedang menyantap makanan yang seperti dari restoran. Makanan itu berupa daging yang ditumis dan terlihat enak.

"Lo beli di restoran mana makanannya?" tanya Nina tiba-tiba.

"Gue masak sendiri."

Masa iya, laki-laki itu bisa masak sendiri, pikir Nina sangsi. "Yang bener lo masak sendiri?"

"Lo liat aja di dapur, ada jejak gue abis masak."

Dapur dengan ruangan makan memang menyatu dan hanya dibatasi sebuah bar. Nina menengok ke dapur dan melihat dapur itu sedikit berantakan. Bisa jadi Yuda memang habis memasak.

"Lo pinter masak ya?"

"Menurut lo," ujar Yuda dengan gaya tengilnya.

"Ya mana gue tahu, rasanya enak apa nggak. Gue kan belum nyoba."

"Lo boleh cicipi masakan gue kalau mau."

"Nggak perlu, gue udah kenyang dan gue nggak tertarik." Nina pergi begitu saja menuju kamarnya. Nina sengaja ingin membuat Yuda kesal dengan kata-katanya. Padahal Nina tergoda untuk mencicipi masakan Yuda tapi egonya membuat Nina sungkan.

Menjelang sore, Nina tidak melihat Yuda di sekitar vila. Lantas Nina pergi untuk mengunjungi Pantai Sundak dan Pantai Somandeng yang dekat dengan Pantai Syawal. Nina sibuk memotret selama berada di sekitar pantai, dan kakinya tidak memakai sandal selama bersentuhan langsung dengan pasir. Angin pantai yang berembus terasa menggoda, dan matahari bersembunyi di balik awan. Karena sebentar lagi matahari akan turun, Nina memutuskan balik ke vila. Tapi bukannya pulang ke vila, Nina menunggu sunset sambil duduk di atas pasir. Setengah melamun, Nina terus memandangi sunset. Langit bagai kanvas raksasa yang melukiskan keindahan matahari ketika sedang tenggelam. Itu adalah keindahan yang tidak ada harganya. Dan ketenangan yang Nina rasakan saat ini amat berharga baginya.

Kiss Me Tonight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang