It's Crazy!

7K 439 4
                                    

Happy read and voting 💋

****

      Gila! Nina pasti sudah gila! Dalam perjalanan pulang menuju rumah memakai taksi, pikiran Nina sedang kacau. Nina belum mandi dan roknya sobek gara-gara kejadian semalam. Untungnya Nina meminjam jaket baseball milik Yuda untuk menutupi bagian roknya yang sobek. Ketika pergi dari apartemen, Yuda masih tertidur dan Nina meninggalkannya sendirian.

Sewaktu Nina bangun lebih dulu, dia melihat Yuda sangat pulas. Dia tidak tega membangunkan Yuda. Semalam Yuda memintanya untuk tinggal, wajah polos Yuda yang memerah memohon untuk ditemani. Makanya Nina tidak enak hati untuk pulang. Tapi pagi ini Nina harus pergi karena harus kembali bekerja. Nina menulis sebuah pesan di note kecil, menaruhnya di atas nakas dekat sofa yang Yuda tiduri. Nina berpesan ingin meminjam jaket Yuda.

Saat hendak pergi, Nina menemukan dompet Yuda tergeletak di atas karpet. Pasti terjatuh tidak sengaja. Tiba-tiba Nina penasaran ingin melihat KTP Yuda. Nina bukan bermaksud tidak sopan, hanya penasaran. Ketika Nina melihat KTP Yuda ternyata nama lengkapnya Wira Yuda Pradana. Lahir di Jakarta dan ... OMG! Ternyata usia Yuda baru 20 tahun. Berarti Yuda lebih muda delapan tahun dengan Nina. Nina terkesiap, buru-buru menyimpan dompet ke tempat semula. Kemudian Nina kabur begitu saja.

Sekarang pikiran Nina kacau, bagaimana mungkin dia bisa bermain-main dengan laki-laki lebih muda darinya apalagi laki-laki itu adik sahabatnya sendiri. Nina merasa sudah gila! Seumur hidupnya Nina tidak pernah berhubungan dengan pria lebih muda. Tapi sekarang, what the fuck is going on? Waktu seakan sedang bermain-main, menjerat Nina dan Yuda dalam situasi konyol. Atau lebih tepatnya gairah yang menjebaknya.

Nina sampai ke rumahnya, dia harus mandi sebelum berangkat ke butik. Sepertinya Nila dan Willy sudah pergi tapi ternyata pintu depan belum terkunci. Mampus! Pasti Nila belum pergi ke kantor. Bisa-bisa Nila bertanya macam-macam pada Nina.

Matilah gue! Umpat Nina dalam hati.

Benar saja, saat Nina masuk ke dalam rumah, Nila menghadangnya. "Dari mana aja lo, Nin?" cecar Nila to the point.

"Semalam gue nginep di rumah temen."

"O ya? Lo nggak biasanya nginep di rumah temen tanpa bilang ke gue."

"Sori, gue lupa," sela Nina. "Gue harus mandi terus berangkat ke butik. Sidangnya nanti lagi ya, please." Beginilah Nina jika memiliki kakak yang cukup protektif, hilang semalaman langsung dikhawatirkan. Kadang-kadang Nina merasa seperti remaja, tapi Nila begitu padanya karena peduli dan sayang.

"Oke. Tapi lo utang penjelasan ke gue."

"Penjelasan apa lagi sih? Gue kan udah bilang, semalam gue nginep di rumah temen." Nina mulai merasa jengkel.

"Temen yang mana? Kenapa lo bisa pulang dengan keadaan rok sobek dan lo pake jaket baseball. Itu jaket milik cowok kan, lo utang penjelasan ke gue. Bye, gue berangkat ke kantor duluan," Nila tersenyum jail dan pergi.

Sekakmat. Nila memang mudah sekali membaca keadaan. Dan Nina harus menjelaskan semuanya pada Nila. Apalagi Nina tidak bisa berbohong pada kakaknya. Habis perkara!

                                ~💋~

       Setiap teringat Yuda, Nina pasti akan teringat ciumannya. Belaian tangan, kecupan Yuda pada bibir, telinga, leher dan bagian dadanya membuat pikiran Nina tidak keruan. Nina hafal bunyi deru napas Yuda akibat ciuman mereka. Bagaimana sentuhan Yuda mampu membuatnya merinding dan cara Yuda menciumnya membuat kaki Nina terasa lemas. Tapi di samping itu, setiap teringat Yuda, Nina juga merasa konyol karena usia Yuda terasa lebih pantas jadi adiknya.

Kiss Me Tonight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang