In School #7

426 18 0
                                    

Kring..!! Kring..!! Kring..!!

Alarm itu menghentikan pergerakan tangan Rheinath yang sedang mengikat rambutnya dan juga membuat keningnya mengerut.

Alarm bodoh,tuannya sudah bangun sejak tadi tapi dia baru berbunyi. Tentu alarmnya tak bodoh,yang bodoh itu adalah pemasang alarmnya.

Tapi seingat Rhei dia tak memasang alarm. Walaupun aku memasang alarm pasti pada jam 3 itu juga jika ada keperluan. Karna dia sudah terbiasa bangun jam 4. Dan alarm ini berbunyi pada jam 5.

Rheinath mengingat kejadian semalam,ahh ya setelah insiden kakinya yang terkilir,ia langsung tidur tanpa mengunci pintu kamar. Rheinath menyimpulkan bahwa pasti ada seseorang yang ingin mengerjainya. Tapi itu tak berhasil,dia tak tahu saja kebiasaan Rhei.

Rhei memerhatikan baju sekolahnya yang tergantung dipintu lemari. Roknya terlalu pendek,15 cm diatas lutut,biru tua kotak-kotak. Warnanya kemejanya putih,ia benci warna putih,jasnya biru tua,tidak terlalu buruk. Ia sangat kesal karna harus bersekolah lagi. Akan sangat membosankan jika harus mengulang pelajaran.

Sarapan pagi ini tidak ada yang bersuara. Biasanya 4 lelaki dan 1 perempuan didepan dan pinggirnya tidak dapat menutup mulut mereka barang sedetikpun jika sedang kumpul.

Tapi sekarang mereka diam tanpa mengeluarkan suara,bahkan hanya ada suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring. "Ada apa dengan kalian?" tanya Rhei akhirnya

Mereka tidak menjawab. Hening. Kegiatan terhentikan. Sedetik kemudian sebuah suara memecah keheningan "bukankah kau senang suasana seperti ini?"Kelvin bertanya balik pada Rhei.

Sejenak Rhei berpikir,dia sangat senang suasana tenang. Mengapa dia memasalahkan apa yang sedang berlangsung sekarang?

*-*-*-*-*

Rheinath pergi kesekolah menggunakan motor ducati milik kakanya terri,karna tangannya gatal ia saat ia melihat motor itu,ia ingin mengendarainya.

Sementara Terri dia dimobil depan bersama agen lain. Dan kalian tahu,mereka juga menyamar sebagai kakak Terri. Itu menjengkelkan.

Dan setelah turun dari motor dan melepas helm,banyak murid yang menatapnya. Sebelum Rhei keruang kepala sekolah,ia mengganti celananya dengan rok dan melepas jaketnya diantar oleh Terri ketoilet.

"Aku sudah mendapat kabar dari FBI,kalian bisa memulainya hari ini,dan kumohon jangan buat keributan disekolahku,silahkan keluar"usir kepala sekolah itu dengan halus.

Mereka berlima tidak sekelas. Dan kata Terri guru yang pertama mengajar untuk kak Rhei cukup menyeramkan. Setelah mengelilingi sekolah ini diantar oleh Terri dan sekaligus ia jelaskan. Mereka sudah sampai didepan kelas mereka. .

Kelas Rhei berada jauh dengan kelas Terri. Itu juga yang membuatnya mengumpat beberapa kali,padahal ini masih pagi. Rhei masih berada diluar kelas.

Sampai seorang guru bertanya padanya"Kau anak baru dikelas ini?".

Rhei hanya mengangguk. Dan guru itu menyuruh Rhei untuk mengikutinya. Dan mungkin itu guru yang dimaksud Terri yang katanya menyeramkan.

"Selamat pagi. Kenalkan teman baru kalian.Silahkan"

"Namaku Rheinath Blythe"ia tak segan untuk mengatakan namanya,karna ia tahu semua tentangnya dilindungi oleh SA.

Semua yang ada dikelas itu menggerutu. Dan Rhei duduk dikursi paling belakang. Selama pelajaran itu berlangsung ia sama sekali tak berminat,menurutnya guru yang ada didepan itu membosankan dan..

"Rheinath Blythe. Kerjakan tugas ini didepan"

Menyebalkan. Untung saja ia sudah pernah belajar ini. Ia berpikir sebentar,soal dipapan itu bukan untuk kelas 2 SMA tapi untuk seorang mahasiswa kuliah. Ia melangkah kedepan. Mengambil spidol dan menyelesaikan rumus yang dihadapannya.

"Soal ini bukan untuk anak kelas 2 SMA,tapi untuk anak kuliahan,kau curang memberikan soal itu padaku." setelah mengucapkan itu Rhei kembali ketempat duduknya,melipat kedua tangannya dan meletakan kepala diatasnya. Sementara yang lain melihatnya kagum.

"Rhei kau menjawabnya dengan benar,kau belajar darimana rumus ini?"

Kau salah memilih bersaing denganku ucap Rhei dalam hati.

Rhei masih dalam pikirannya,ia memikirkan Terri. Jadi ia putuskan untuk ijin ketoilet. Sebelum keluar untuk mengecek Terri,gurunya memberikan 50 soal dan harus dikumpulkan besok.

Ia memerhatikan Terri yang ada dikelas,ia tersenyum pada Rhei. Setelah itu Rhei menuju taman,disana sepi. Untung saja taman itu tak jauh dari kelas Terri. Ia duduk dibawah sebuah pohon besar menghadap sebuah danau buatan.

Telinganya menangkap suara,ia mengikuti nalurinya ketempat dimana suara itu berasal. Rambut oranye yang ia miliki diikatnya,ia tak suka jika menghadapi bahaya dengan rambut terurai.

Seseorang dengan pakaian hitam berada didepannya,ia sedang bersembunyi di antara semak-semak. "B2 aman,pasukanku akan segera masuk. Tim B2 masuk. Masuk"ia seperti tengah berbicara dengan orang disebrang. Pria itu masih memunggungi Rhei.

Rhei memukul tengkuk lelaki dihadapannya. Kemudian merebut earphonenya.

"Tim B2 bagaimana?apa anak itu ada?bawa dia padaku,dan jangan bunuh siapapun jika ia tidak membahayakan,B2?"

Terri.. Ia melihat kelas Terri kosong,kemudian ia berlari kelapangan,ia melihat orang-orang berpakaian sama seperti lelaki yang tadi. Sekolah ini dikepung. Ia melacak keberadaan Terri lewat ponselnya. Toilet laki-laki.

Segera Rhei berlari ke toilet laki-laki. Di perjalanan ia dihadang oleh beberapa orang,ia melawan mereka tanpa senjata,sedangkan pria-pria didepannya terus mengeluarkan peluru dari senapan itu kearah Rhei,Rhei hanya bisa menghindar,dan menggunakan keahlian bela dirinya.

Ia mukul,berputar dan menendang. Tapi pada saat ia akan menendang lagi,kakinya tiba-tiba lemas,dan ia terduduk. Ia tidak bisa berdiri. Lelaki didepannya itu ingin menembak Rhei,tapi Rhei menarik kaki pria itu seketika pria itu terjatuh,dan dengan segera Rhei memutar kepala pria itu.

Rhei masih terduduk,kakinya benar-benar lemas,ia tak kuat berdiri. Ia menelpon Kelvin,menyuruhnya untuk datang ketempat Rhei berada,dikoridor depan kelas.

Tak lama Kelvin datang."kau kenapa,ayo pergi dari sini"

"Dimana Terri?" tanya Rhei.

"Ditoilet laki-laki bersama William dan Jefrey"

"Pergilah,jaga dia" suruh Rhei,tapi yang dilakukan lelaki itu mensejajarkan wajahnya dengan wajah Rhei.

"Kenapa kau tak ikut,ini juga tugasmu"

"Pergi,jaga dia,dimana penghuni sekolah?"

"Mereka ada dilantai atas,aman, aku telah meminta bantuan,apa kau bisa berdiri?"

Rhei mengangguk pelan,ia tak ingin terlihat lemah didepan Kelvin. Ia pun mencoba berdiri,ia bisa berdiri tapi baru beberapa langkah ia terjatuh lagi.

Kelvin membantu Rhei berdiri,membawanya kedalam kelas dan menundukkanya.

"Pergilah. Jaga Terri. Earphonemu aku pinjam"

"Baiklah. Jaga dirimu"

Aku bersembunyi dibalik pintu. Langkah-langkah kaki itu mulai mendekat dan semakin banyak. Tapi mereka hanya melewati ruangan yang kutempati.

Lalu setelah suara itu menghilang. Ia mengaktifkan earphonenya.

"Rhei kau masih disana,aku akan kesana" itu suara William.

Ia menghembuskan napas kasar. Apa yang terjadi padaku? Kenapa kakiku tiba-tiba lemas?

Tok.. Tok.. Tok..

*-*-*-*-*

Holla!!

Gimana?

Kurang seru ya? Ga apa-apa deh.

Oh ya jangan lupa baca cerita kedua aku judulnya 'Because Of You,BOY'. Jangan lupa Vommentnya juga.

Thank's. See you next..

Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang