"Kembalilah pada kakamu" kata-kata itu selalu mengiang dalam pikiranku."jaga kakakmu,cepat kembali"
"Aahhh" tiba-tiba ada yang menembus dadaku. Aku terbangun dengan napas terengah-engah. Mataku belum sempurna terbuka,tapi suara teriakan terdengar olehku.
"Cepat,dia kenapa?"
Samar-samar aku melihat Steven duduk disebelahku sambil menggenggam tanganku. Dielus-elusnya tanganku.
"Dia tidak apa-apa,tapi jantungnya masih lemah. Jadi,kerja jantungnya harus tetap stabil. Dalam penusukan itu jantungnya tertusuk. Tapi hanya sedikit."jelas seseorang.
"Bagaimana dengan pendonoran jantungnya?" tanya Robert.
"Lancar,hanya saja. Jantung itu terlalu lemah bagi Rhei."
Robert membisikkan sesuatu pada.. Mike. Pria berjubah putih itu Mike.
"Haha.. Yang bener? Okey"
Kulihat sekeliling. Kamar. Rapih sekali.
"Ini diapartemenku Rhei"ucap Steven melihatku seperti kebingungan.
"Aku pergi dulu,ada.. Pa..hm.. Pekerjaan"Mike menggaruk tengkuknya,aku menaikkan alis. Kenapa dia terlihat gugup?
"Iya,sana pergi. Jangan lupa ya!"seru Robert.
"Hey,kau mau makan?"tanya Steven tapi sebelum dijawab olehku ia telah mengambil makanan dan tangannya sudah siap memasukkan makanan itu ke mulutku.
Aku mengingat kembali apa yang terjadi terakhir kali. Terri.. "Dimana Terri?" tanpa memakan ataupun menatap sendok itu aku bertanya.
"Ah.. Dia pergi"jawab Robert.
"Kemana?"
"Pergi kesuatu tempat. Kau harus makan dulu,kau sudah 3 bulan tidak makan-makanan asli langsung lewat mulut." Steven menyuapiku. Ada yang aneh dari raut mukanya. Tapi apa?
Robert pergi mengangkat telepon. Dia melangkah kakinya ke jendela.
"Sayang,apa kau mau duduk" kata pertama yang diucapkan Steven membuatku melotot. Steven yang yang menyadari itu. Mendecak sebal.
"Kau lupa ya?aku ini pacarmu,bahkan sekarang kau membuatku semangat dalam hidup." kata steven dengan dibagian ujung kalimatnya dikatakan dengan nada rendah tapi masi bisa didengar olehku.
"Apa?stev... kau... bagaimana bisa... kau tidak memberitahuku tentang yang itu... Rhei apa itu benar?" Robert menutup teleponnya segera melangkah kearahku.
Aku mengingatnya dimna? Dan apa benar? Ah... hutan... sungai... oh tidak. Aku menepuk jidatku. Itu murni kesalahanku.
Aku mengangguk pelan. Tapi pada saat aku membuka mulut. Robert berteriak. "Rhei aku sungguh senang mengetahui kabar ini... kau membuat keputusan benar untuk mencobanya..."
Baru saja aku akan meluruskan hubungan ini. "Tidak..." Robert kembali berteriak. "Adikku ini bersudah. Aku senang sekali!! Stev semoga kau bisa memilikinya. Jangan kaget dengan kelakuannya. Kau pasti bisa terbiasa" ia mengedipkan satu matanya.
"Hey,bukan begitu. Ah.. Kita.."elakku lagi.
"Jangan malu Rhei. Sejak kapan kalian pacaran?"
"3 bulan lalu"Steven mengangkat tangannya lagi. Menyuapiku.
Aku menatap Robert yang begitu antusias atas hubungan ini. Membuatku menahan kalimat itu agar tak keluar dari mulutku."aku ingin putus dari hubungan ini".
"Rhei,kau tidurlah sesudah ini" Robert menatap steven. Yang ditatap hanya mengangguk. Ada apa?
Sesudah mengecek kemajuan perusahaan lewat Hp-ku. Aku menarik diri kedalam selimut. Tak nyaman jika terus ditatap oleh kedua lelaki bertubuh kekar itu. Mereka menatapku dengan melipat tangan didada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Girl
AksiSeorang gadis bernama Rheinath Mikhaela Blythe, kuliah diumurnya yang ke-17,seorang secret agen terunggul di 'spencent agen',hingga ia bertemu dengan cowo yang mengetahui semua rahasianya dan manjalankan misi yang sedikit demi sedikit membongkar mas...