Tale of Ritsuka

45 7 2
                                    

"Ritsuka anakku, sudah ku katakan berapa kali? Mengapa kau masih berteman dengan anak pembasmi Yokai utara. Dia bukan manusia, dia Yokai." ucap ayah Ritsuka dengan nada tinggi.

"Tapi ayah, dia tidak seperti Yokai." elak Ritsuka.

"Berhenti membantah dan ikuti saja perintahku." bentak ayah Ritsuka.

Sudah dari sejak dulu kala jika pembasmi Yokai utara dan selatan saling bersaing. Keadaan itu membuat Ritsuka di didik dengan keras, bahkan setelah mendengar rumor bahwa keturunan pembasmi yokai utara memiliki keturunan setengah Yokai yang kuat dan menjadi incaran raja iblis.

Ayah Ritsuka tak pernah puas dengan kekuatan Ritsuka. Seluruh warga desa membanggakan Asuka sekaligus membenci Asuka. Hingga ketika menginjak dewasa, mereka bertemu di sekolah. Asuka terlihat ceria sementara ia terlihat anggun dan lemah lembut. Asuka dan Ritsuka selalu berdampingan.

Hingga suatu ketika, Ritsuka jatuh cinta pada Haruhiko. Ia berusaha mendekati Haruhiko meskipun Haruhiko selalu ada di sekitar Asuka.

"Mengapa Asuka selalu mendapatkan segalanya? Kekuatan, kepandaian, perhatian dan Haruhiko." batin Ritsuka sambil memukul pedang kayunya dengan kuat sehingga membuat lawannya jatuh.

Suatu ketika ia menetahui rahasia Haruhiko dan itu membuatnya lebih menginginkan Haruhiko. Kesempatan untuk dekat dengan Haruhiko pun datang, raja iblis yang gencar menyerang daerah selatan membuat Haruhiko dan Ritsuka memiliki waktu berdua lebih banyak.

Kesempatan Ritsuka menyatakan perasaanpun tiba.

"Maaf, aku tidak bisa menjalin kontrak denganmu dan menjadi kekasihmu. Aku memiliki sesuatu yang harus aku lindungi." tolak Haruhiko.

"Apakah itu Asuka?" tanya Ritsuka.

"Iya, mungkin banyak yang mengatakan dia kuat. Namun bagiku dia tidaklah kuat. Dia tidak pernah pulang ke rumah tanpa terluka dan bagiku yang membuatnya menjadi lebih kuat adalah karena tekadnya dan kemauannya yang keras. Dia telah berusaha lebih banyak dari orang lain lakukan, terluka lebih banyak dari orang lain dan lebih rapuh dari yang kau bayangkan." jelas Haruhiko.

"Aku juga telah berusaha dengan keras, selalu terluka dan rapuh. Mengapa semua orang selalu menyayanginya? Mengapa selalu saja banyak hal baik datang padanya?" ucap Ritsuka dengan nada tinggi.

"Ritsuka-chan, kau tidak akan pernah paham kehilangan ayah yang melindungimu saat kau dilahirkan, kehilangan ibu di depan matamu sendiri. Disayangi sekakigus paling dibenci oleh orang-orang sekitarmu. Berusaha ceria walaupun kau berulang kali terluka." jelas Haruhiko sambil memegang tangan Ritsuka.

Haruhiko kemudian mengerenyitkan dahinya dan berlari. Ritsuka menjatuhkan dirinya di lantai dan menangis sesenggukan.

"Asuka, sadarlah kami disini untukmu." teriak Ritsuka pada Asuka.

Asuka masih terdiam dan sebuah aura gelap keluar dari tubuhnya.

"Ritsuka-chan, dia bukan Asuka." kata Haruhiko.

"Tepat sekali nii-san. Adik tercintamu telah berhasil membangunkan Yokai di tubuhnya." jelas rubah berwarna hitam itu.

"Hentikan Kuro!" perintah Haruhiko.

"Ara, sudah lama sekali Shiro-niisan tidak memanggilku begitu." ejek Kuro.

"Asuka, aku mohon sadarlah." teriak Ritsuka.

"Ara, Asuka-chan lihat Haruhiko-kun bersama Ritsuka-chan." pancing Kuro.

"Bukankah kau tidak mau kesepian dan sendirian lagi?" tanya Kuro.

Buliran air mata menetes di pipi Asuka. Asuka mengarahkan tangannya pada Ritsuka kemudian sebuah sinar berwarna hitam mengarah pada Ritsuka. Haruhiko dengan cepat membawa Ritsuka menjauh.

Sementara itu Kakek dengan tenaga terakhirnya berusaha menyegel Ren. Saat itu.....

"Hentikaaaan!" Ritsuka berteriak.

"Asuka, aku muak padamu. Aku benci kau selalu mendapat apa yang kau inginkan. Aku selalu kalah darimu bahkan aku sering berharap kau mati, tapi aku tidak ingin kau seperti ini. Tolong kembalilah." Ritsuka menangis.

Asuka menghentikan serangannya kemudian pintu aula itu kembali terbuka. Pandangan semua orang mengarah pada pintu tersebut. Bercak-bercak darah mengalir mengiringi sebuah langkah kaki.

Red MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang