#07

4.1K 201 0
                                    


Yap aku update lagi
Maaf minggu ini cuma satu chapter. Soalnya aku lagi sibuk.

Happy Reading guys....

****

"Ra, kok aku jadi mikir kalo Dokter itu ada hubungan darah sama Alvi," kata Mita setelah Hendra pergi bersama perempuan yang mengaku sebagai tunangan Hendra.

"Ya gak mungkin, Ta," sanggah Ira.

"Gak mungkin gimana? Hampir 99,99% wajah mereka mirip. Ini gak mungkin kebetulan kan, Ra? Coba kamu pikirin secara logis, mana ada orang yang wajahnya mirip hampir sempurna? Aku yakin, Dokter itu ada sangkut pautnya sama keluarga Alvi."

Ira termenung. Memikirkan ucapan sahabatnya. Dokter itu memang membuatnya penasaran sejak pertama kali Ira bertemu.

"Bener sih. Tapi ... kalau mereka bersaudara, harusnya dia udah muncul dari dulu. Bukan sekarang setelah Alvi meninggal," ujar Ira. Mita tertegun.

"Iya sih. Ah, aku jadi bingung, Ra. Mending kita pulang aja deh. Yuk, pulang."

Ira setuju. Ira dan Mita akhirnya beranjak dari lobby. Namun belum beberapa langkah, Ira di panggil seseorang.

"Ira. Tunggu!"

Ira menoleh. Ternyata Dokter Adrian yang memanggil Ira.

"Dokter, ada apa memanggil saya?" tanya Ira.

"Kebetulan saya ketemu kamu di sini. Saya ingin mengenalkan kamu sama pasien saya yang pernah saya ceritakan itu."

"Oya? Dimana dia sekarang?"

"Ada di ruangan fisiotherapy."

Ira dan Mita mengikuti Dokter Adrian menuju ruang fisiotherapy. Begitu sudah sampai Dokter Adrian membuka pintu hingga Ira bisa melihat pasien yang sedang di tangani seorang suster. Ira pun terkesiap. Ira merasa pernah melihat pasien anak perempuan itu. Dia adalah anak perempuan yang di temui Alvi dan Ira di taman tiga tahun yang lalu. Anak yang tidak mau minum obat dan Ira membujuknya dengan memberikan cokelat. Tak disangka ternyata anak itu terkena penyakit Ataxia!

"Aku kayaknya pernah ketemu sama kakak...," kata anak itu. Jari telunjuknya menunjuk ke arah Ira. Mita dan Dokter Adrian memandang Ira.

"Iya, kita memang pernah ketemu," balas Ira.

"Kok Kakak ke sininya gak sama kakak yang satunya sih? Kakak yang satunya kemana?"

Ira terhenyak. Anak itu baru saja menanyakan kemana Alvi. Satu pertanyaan yang sebenarnya tak ingin Ira dengar.

"Mmm kakak yang satunya ... udah meninggal."

"Udah meninggal? Itu artinya kakak yang satunya udah ada di surga?"

"Iya."

"Aku juga mau ke surga deh, biar aku bisa ketemu sama kakak itu. Kakak itu baik banget."

Ira terdiam. Dia tidak mengira anak umur segitu sudah memikirkan mau 'ke surga'. Kalau di lihat, ada perbedaan dengan anak itu. Saat pertama Ira bertemu, anak itu masih bisa berjalan. Sekarang, anak itu duduk tak berdaya di atas kursi roda.

"Oya, kita belum kenalan kan? Nama kamu siapa?" tanya Ira.

"Nama aku Liana. Nama kakak siapa?"

"Nama kakak Ira. Oya, ini temen kakak, namanya Mita."

"Liana, Dokter mau bicara sama kak Ira dulu ya. Kamu main lagi sama suster," kata Dokter Adrian.

"Iya Dok."

Dokter Adrian mengajak Ira dan Mita keluar.

"Jadi kamu sudah pernah bertemu sama Liana?" tanya Dokter Adrian."

"Iya Dok. Tiga tahun yang lalu saya dan Alvi ketemu Liana di taman. Waktu itu Liana gak mau minum obat. Saya tidak menyangka kalau Liana ... sakit Ataxia."

"Saya juga tidak menyangka kalau kamu sudah bertemu dengan Liana. Mudah-mudahan saja dengan pertemuan ini kamu bisa menjadi teman untuk Liana. Kasian dia, selama ini orang tuanya jarang mendampinginya saat terapi."

"Kalau itu pasti akan saya lakukan."

♡♡♡♡

Mobil milik Hendra berhenti di pinggir jalan. Hendra berhasil mengikuti Gita dari rumah sakit sama di sebuah rumah yang Hendra yakin rumah itu adalah rumah ibunya. Hendra mengenakan kaca mata hitam supaya orang-orang tidak mengenalinya. Hendra membuka kaca mobil, kedua matanya memperhatikan bangunan rumah yang tak jauh dari mobilnya.

Hendra melihat wanita paruh baya keluar dari rumah bersama anak perempuan yang kira-kira berumur dua belas tahun. Hendra yakin kalau wanita itu adalah Marissa, Ibunya. Rasanya Hendra ingin sekali bertemu dengan Marissa. Tapi rasanya tidak mungkin kalau dirinya tiba-tiba muncul.

"Bu, itu mobil siapa?" seru Rita. Jari telunjuknya menunjuk ke arah mobil milik Hendra. Hendra yang tahu langsung menutup kaca mobil dan pergi.

"Mana?" tanya Marissa.

"Udah pergi, Bu. Mobil itu aneh. Begitu liat aku langsung pergi. Mobil itu mobilnya siapa ya? Kok berentinya di deket rumah kita?"

"Mungkin tamu tetangga sebelah."

♡♡♡♡

#07
01 Maret 2016

Edit
15 Juli 2016

***

Chapter selanjutnya

I'm sorry.... Aku rahasiain ya hehehe...

***

Alhamdulillah story ini udah hampir panjang. Konflik semakin absurd. Kapan ya Ira tahu kalau Hendra saudara kembarnya Alvi?

[2] After You're Gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang