Alhamdulillah chapternya udah panjang.
Tapi sampai ending nanti aku bakal update 1 chapter aja ya setiap hari sabtu dan minggu, dan aku usahakan tepat waktu(berharap bisa nulis pas habis kerja)
******
''Rita, tolong bawa sayur ini ke meja makan ya!"
"Angga, jangan di makan tempenya!!''
''ANGGA!''
Gita mulai kehilangan kesabaran menghadapi tingkah adiknya yang satu ini. Angga sudah menghabiskan lima potong tempe goreng padahal yang lain belum kebagian. Angga sama seperti Jojo, makan banyak tapi badan tetap kurus.
''Mbak Mayang, silahkan cicipi makanannya,'' tawar Marissa.
''Iya....''
Mayang memperhatikan ketiga anak Marissa yang lahap memakan makanannya. Betapa Marissa memperhatikan gizi anak-anaknya. Suasana seperti inilah yang di inginkan Mayang selama ini, memiliki banyak anak yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Bukannya Mayang tidak bersyukur karena hanya memiliki satu anak tiri. Sebagai wanita normal Mayang ingin sekali merasakan mengandung dan melahirkan. Seperti Marissa.
Selesai makan, ketiga anak Marissa kembali berkutat dengan tugasnya sebagai pelajar. Mayang membantu Marissa mencuci piring bekas makan tadi.
''Mbak Marissa, apa Ira termasuk wanita yang baik?" tanya Mayang. Marissa tersenyum.
''Ira ... gadis yang sangat baik, yang pernah saya temui di dunia ini. Hatinya mulia menerima Alvi apa adanya. Meskipun Alvi sekarang sudah meninggal, Ira tetap menganggap dirinya sebagai istri. Ira selalu merawat makam Alvi dengan baik. Awalnya saya kasihan karena di hari pernikahannya, Ira harus kehilangan suaminya. Tapi melihat dia begitu tegar dan ikhlas menerima kepergian Alvi, saya jadi kagum. Jika seandainya saya memiliki anak laki-laki lagi selain Angga, saya ingin Ira yang mendampinginya."
Mayang tertegun. Sangat jelas jika Marissa sangat mengagumi Ira.
''Itu artinya ... Mbak Marissa setuju kalau Ira yang mendampingi Hendra? Hendra kan anak laki-laki Mbak Marissa."
Marissa tercekat. Ucapan Hendra waktu itu kembali teringang di telinganya.
Dan obrolan dua ibu itu terekam jelas di telinga Hendra. Awalnya Hendra hanya ingin mengambil air minum di kulkas. Tapi niatnya itu di urungkan karena mendengar Mayang bertanya tentang Ira.
''Saya merasa tertipu dengan sikap manis Anita selama ini. Saya tidak menyangka kalau Anita-lah yang membuat Hendra jadi seperti itu. Saya tidak habis pikir kenapa dia tega berbuat seperti itu.''
Hendra kaget. Jadi Anita yang ... melakukannya.
''Semoga hukuman yang di berikan bisa membuat dia jera," ujar Marissa.
''Semoga. Tapi Mbak, berita ini jangan sampai Hendra tau ya. Saya takut Hendra akan tambah kecewa--"
''Aku udah tau, Ma."
Mayang dan Marissa terperanjat. Keduanya berbalik arah, dan mendapati Hendra ada di dekat kulkas.
''Hendra?? Kkamu kenapa ada di situ? Kamu mau apa?" Mayang tergagap.
''Kenapa kalian merahasiakannya?''
''Maksud kamu?''
''Aku udah tau, Ma. Aku udah denger tadi! Mama sama Ibu gak usah nutupin semuanya dari aku!''
''Mmmaaf--Hendra!"
Belum sempat Mayang melanjutkan ucapannya Hendra sudah berbalik arah dan kembali masuk ke kamar Alvi. Mayang kemudian menyusul dan ingin membuka pintu kamar, tapi pintunya terkunci dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] After You're Gone [END]
General Fiction#IndonesiaMembaca Judul sebelumnya: Dear My Husband Pernah masuk ranking #88 dalam General Fiction. Start: 19 Juni 2016 Finish: 19 Febuari 2017 [Sequel of Record of Life] Kehidupan Ira mulai berjalan seperti biasa, meski Alvi sudah meninggal. Namun...