Chapter 6

148 24 17
                                    

T-tapi, tunggu dulu! bukankah i-itu...

I-ituu, si brengsek?!

***

-VOTE dlu sebelum baca. Biar kesannya ngerhargain authornya ;). typo bertebaran. Dimaklumin aja dulu ya ;)-

A-apa? Apa aku tidak salah lihat? Tapi yang benar saja! Itu benar-benar si brengsek!

Apa yang dia lakukan disini? Apa dia juga bersekolah disini? T-tapi, bagaimana bisa? Ya mungkin bisa saja dia pintar, tapi sikapnya saja sudah seperti orang tidak waras. Dan kenapa harus sekelas padanya juga hari ini? Sudah berapa kali juga aku bertemu dengannya secara tidak langsung?

Apa ini pertanda buruk? Aku pernah mendengar, bahwa orang bilang kalau sering bertemu secara tidak sengaja, itu akan menjadi jodoh. Tapi, apa-apaan ini? Ugh! Mengapa pikiranku dari kemarin jodoh terus?

Tidak. Aku tidak mungkin menjadi jodohnya. Mungkin ini hanya kebetulan saja. Atau dia sedang mengintai ku? Yatuhan, baru saja aku masuk di hari pertama aku sekolah sudah dibuat stress olehnya. Bagaimana ini? Siapa tau dia memang benar-benar mengintai ku untuk membalas dendam atau semacamnya?

Ah, sudahlah Kate. Tenangkan dirimu, jangan berpikir hal yang aneh-aneh. Gumam ku dalam hati, agar aku tidak lagi berpikir yang aneh-aneh tentang si brengsek itu.

Aku memerhatikan mereka dengan tatapan pasrah dan kesal, karena harus bertemu dengan si brengsek itu disini. ya, disekolah.

Dan sampai saat ini, ia masih berbincang dengan Ms. Sarrah. Aku tidak dapat mendengar perbincangan mereka, karena seperti yang kubilang tadi, aku duduk di belakang. Sedangkan mereka berdebat dengan suara yang kecil disana. Kupastikan, dia sedang mencari alasan yang tidak masuk akal sekarang.
Dan dia masih saja tidak mau mengalah dan melawan pembicaraan. Yang benar saja, datang terlambat kesekolah pada hari pertama. Hah! sungguh gila.

Dan ya, kurasa dia juga belum melihat ku saat ini, karena langsung dipanggil oleh Ms. Sarrah karena dia datang terlambat tadi.

"Tapi Ms, saya kan sudah bilang, ban mobil saya bocor. Makanya saya terlambat. Sudah berapa kali Saya bilang ini pada Ms.?

"Kamu itu! Banyak alasan saja. Memang melewati jalan mana sampai ban mobil mu itu bocor, hah?"

Barulah sekarang suara mereka sedikit kedengaran dari tempat ku. Ku lihat dia sekarang sedang menggaruk-garuk kepalanya, yang kuyakini sama sekali tidak gatal.

"Y-yaa pokoknya di jalan, Ms. Jadi dimana lagi? Lagi pula, ini masih hari pertama sekolah kan Ms. Seharusnya, Saya dibebaskan dari ceramahan Ms. ini sekarang. Saya tau saya pelawan, jadi ya, maklumin saja. Dan soal kepintaran, Saya sa--"

"Cukup! Apa yang kamu bilang tadi? Sangatlah tidak sopan! Saya sudah tidak igin mendengar alasan yang tidak masuk akal mu itu. Sekarang, duduk di sana!" kata Ms. Sarrah, menunjuk ke arah bangku yang tepat disebelah kanan ku.

Apa?! Oh tidak.

Dia akan duduk disebelahku? Tidak adakah tempat duduk lain selain disamping ku? ugh, yang benar saja! Kenyataannya memang sudah tidak ada lagi tempat duduk selain disamping ku. Shit, I hate my life.

Dia pun menoleh, ke arah Ms. Sarrah itu tunjuk untuknya. Dan langsung kontak melihat kearah ku dengan tatapan tatapan terkejut melihat ku.

Aku pun sontak sama dengan ekspresinya sekarang, dan langsung membuang muka kearah kiri ku, yang bertepatan dengan Nash yang sudah bingung juga melihatku dan si brengsek itu. Tunggu dulu? Apa Nash temannya si Brengsek ini?

When Hate Becomes LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang