Chapter 1

296 52 31
                                    

Ini yang sudah di revisi ya! Sudah bisa dibaca ulang ;) kalau bisa, benar-benar dibaca ulang yah! Karena ada penambahan kalimat baru biar jadi lebih jelas jalan ceritanya ;)

***

Aku sedang berjalan menuju untuk masuk pesawat sekarang. Ntah mengapa aku masih teringat pada Mom, aku pasti akan merindukannya. Ah sudahlah, mungkin lain waktu ada liburan sekolah, aku akan kembali ke New York untuk berlibur.

Aku sudah duduk di kursi penumpang sebelah kiri yang berada disamping jendela di pesawat. Semua barang-barang ku sudah diletak di bagasi diatas kursi penumpang. Yang ada bersamaku sekarang hanya handphone dan headseat.

mengaktifkan air plane mode, dan menyambungkan headseat ke handphone dan mendengar lagu lalu menutup mataku sejenak.

"Brengsek, sebenarnya siapa orang itu?"

"Mengapa dia bisa langsung kabur dengan cepat saat itu? bahkan-- akhh! sudahlah nanti saja diurus,"

Tiba-tiba aku mendengar seseorang sedang mengumpat sendiri. Dan ternyata dia duduk disamping kursiku. Dia sudah diam saat aku melihatnya sebentar dan saat aku melihatnya, dia juga melihatku sekilas lalu melihat kearah lain.

Tapi, siapa yang dia maksud itu? Siapa yang dia katakan, brengsek? Mengapa dia sampai berkata sekasar itu?

Ah, untuk apa aku memikirkannya, itu bukanlah urusanku. Kupikir dia sudah tertidur karena tidak mengumpat sendiri lagi.

Tidak menghiraukannya, lama-kelamaan aku terbawa alunan lagunya yang melow membuatku jadi mengantuk dan akhirnya tertidur.

- - -

Akhirnya aku telah sampai di kota London. Oh bodohnya aku tertidur sampai seseorang disampingku tadi telah pergi, dan aku terbangun karena dibagunkan oleh pramugari.

Aku bergegas mengambil barang dari bagasi, dan mengantri untuk turun dari pesawat. Untungnya belum banyak orang yang sudah turun duluan.

Sambil berjalan, aku tersenyum. Kupikir aku cukup beruntung sampai di London di siang hari yang sangat cerah.

Dan aku harus menelfon Mom karena aku sudah sampai disini. Tapi disini terlalu ribut dan ramai orang berlalu lalang masuk dan keluar bandara. Bagaimana caranya aku menelfon kalau suasananya ribut begini?

Kuputuskan untuk mencari tempat sepi atau di taxi baru aku akan menelpon.

Saat aku mulai melewati jalan untuk keluar dari bandara dan untuk menemukan taxi, moodku langsung naik karena melihat ada Starbucks disekitaran bandara ini. Tanpa berpikir panjang, aku melesat jalan kesitu dan memesan minuman rasa kesukaanku, cotton candy frape.

Walaupun antriannya cukup panjang, aku rela menunggu karena sudah lama sekali aku tidak minum minuman favoritku itu.

Setelah beberapa lama menunggu antrean, akhirnya giliranku untuk memesan. Setelah memesannya, aku duduk di tempat duduk dan menelfon Mom.

"Mom?"

"Kate! Kau sudah sampai? Kenapa lama sekali baru sampai?"

"Oh sorry Mom hehe. Tadi aku memesan minum. Dan antriannya cukup panjang, makanya aku baru menghubingimu," jawabku sambil tertawa kecil.

When Hate Becomes LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang