Mr. Brahm's Mansion, Woodlands Elf Teritory, Mayapada, Lembang, West Java, Indonesia
Klik.
Suara pintu yang ditutup terdengar jelas di telinga Hansel-meskipun pintu itu ditutup perlahan sekali. Suara tap-tap langkah kaki adalah hal selanjutnya yang didengar Hansel, langkah kaki itu tak menuju ke arahnya melainkan menjauh-ke arah suara desir angin dan kicauan burung serta gemercik air.
Hansel membuka kedua matanya perlahan, memfokuskan pandangannya seraya menghirup napas dalam-dalam. Ia tengah terbaring di sebuah tempat tidur empuk nan nyaman terbalut selimut quilt bercorak hijau dan biru-corak yang sama dengan wallpaper ruangan di mana ia berada saat ini. Tempat tidurnya langsung menghadap ke sederetan jendela berbingkai indah dan sebuah pintu kaca yang terbuka, membiarkan semilir angin musim penghujan masuk dan menggoyang-goyangkan juntaian tirai bulu merak yang indah.
Raka. Orang yang baru saja masuk adalah Raka. Dan kini ia tengah bergabung dengan beberapa orang lainnya yang sudah berkumpul di teras ruangan tersebut, di kursi-kursi dekat kolam air mancur kecil berhiaskan bunga-bunga hydrangea dan heliotrope yang bermekaran dengan harum semerbak. Raka menjabat tangan setiap orang yang berkumpul-Mr. Hours, Ed, Dr. Joachim dan Janelle Lichtenberg-serta tak lupa membelai kepala Fox si kucing yang bertengger memperhatikan para burung di tepian kolam.
Ia tengah berada di salah satu kamar tamu di rumah Mr. Brahm, Hansel langsung tahu itu saat mengamati ruangan tersebut. Kamar itu jelas menghadap pada jendela yang langsung mengarah ke halaman depan rumah, ia bisa melihat air mancur utama dari tempat tidurnya-agak jauh namun tetap jelas terlihat. Lagipula Hansel sudah hapal dengan rumah itu.
"Sungguh, Ed, bolehkah sekarang aku pergi dari kerajaan peri yang sinting ini?" tanya Raka, suaranya terdengar senewen dan sesungguhnya ia seperti kesulitan bicara-ia berulang kali terdengar seperti menggigit lidahnya sendiri.
"Kupikir kamu tak punya masalah dengan mereka," komentar Ed, terdengar geli.
"Memang tidak, sebelum Mr. Brahm tahu aku bagian dari I2," sahut Raka sambil berkacak pinggang, masih dengan kesulitan bicaranya, "Sekarang aku tahu kenapa Herschel menyembunyikan identitas I2-nya sendiri dari ayahnya sendiri. Kurasa dia akan dikurung di dimensi empat kalau sampai ketahuan."
Ed terdengar terkikik geli selama beberapa saat. Kemudian berdehem sebelum akhirnya berhenti terkikik.
"Aku tak mengerti kenapa seorang peri bergelar Master of Sovereigny bisa begitu membenci I2," Raka melanjutkan gerutuannya, "Dengan kekuasaan dan kekayaan yang dimilikinya, seharusnya ia bisa banyak membantu I2 agar-"
Gerutuan Raka dihentikan oleh suara berdehem Mr. Hours. Mereka terdiam beberapa saat, sampai akhirnya Mr. Hours mengambil alih untuk bicara.
"Dia memang sudah banyak sekali membantu I2, dan sesungguhnya dahulu ia tak seperti ini-aku tak bisa menyalahkannya," Mr. Hours memulai ceramahnya, "Ia berubah sejak-yah kalian semua sudah tahu apa yang terjadi pada dirinya dan Ares, diperparah oleh penculikan salah satu sahabatnya-Tesla, dan pembunuhan sahabatnya yang lain-Jethro dan Ester, serta pengkhianatan sahabatnya pula-Lunan."
Mr. Hours meraih teko berisi teh dan menuangkannya ke cangkirnya yang sudah kosong, lalu melanjutkan ceramahnya, "Dia kesepian, Raka. Sangat kesepian. Dia hanya sedang berusaha melindungi orang-orang yang masih bisa ia lindungi. Dan syukurlah saat ini ia mau kembali bekerja sama dengan I2-meskipun dengan banyak sekali syarat."
Hansel menguap. Mr. Hours sama sekali tak berubah, suaranya terdengar begitu menjemukan di telinga Hansel.
"Setidaknya bolehkah aku pergi sek-"
Kalimat Raka terputus begitu saja karena suara pintu yang dibuka secara tiba-tiba. Hansel pun terkesiap sampai terduduk di tempat tidurnya saat mendengarnya. Dan kini semua orang menoleh, bergantian menatap Hansel yang terjaga dan Mr. Brahm yang muncul dari balik pintu dengan membawa seragam sekolah yang digantung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Centauri and the Woodlands Chantress (Bahasa Indonesia)
FantasyInternational Intelligence (I2), sebuah organisasi rahasia terbesar di dunia yang mengawasi dua dunia-sihir dan non-sihir. Hansel tak punya pilihan selain terikat pada I2, padahal dia bukan tukang sihir apalagi peri. Dan kini dia harus memutar otak...