Chapter 1

386 41 2
                                    

Author's P.O.V

"Beruntung kau datang, kalau tidak sudah dicekam aku oleh semua pelajaran tuan Flaw." Ucap Harry sembari mengelus dadanya.

"Aku tak tahu, seharusnya tadi aku tak datang." Ucap perempuan itu dengan wajah masam.

"Tak usah merasa berasalah seperti itu, aku malah senang, tak usah mengikuti pelajaran tambahan." Harry mengibaskan tangannya diudara.

"Tapi kau harus mengingat materi itu, kalau tidak kau akan celaka disana." Ucap perempuan itu lagi lebih dengan suara yang khawatir.

"Kenapa kau begitu perhatian?" Harry berhenti tepat didepan perempuan itu dan memiringkan sedikit kepalanya.

"Aa-- Kita kan mm- Sahabat." Ucapnya dengan terbata-bata, ia tak ingin Harry tahu kalau ia menyimpan perasaan lebih.

"Oh kukira apa." Harry memasang muka yang lesu.

"Kau kira apa?" Berbalik terganti ia yang bertanya bingung.

"Kukira kau akan mengucapkan 'karena aku mencintaimu.'" Ucap Harry dengan wajah yang biasa saja sedangkan perempuan itu hanya sedikit kaget.

"Kalau aku berbicara begitu, apa tanggapanmu?" Ia mencoba untuk memancing Harry.

"Aku akan menjawab 'Aku juga me--' eh tunggu, mengapa aku jadi ngelindur tak jelas, tadi kita bicara apa?" Kemudian ia memasang wajah bingung dengan mata melihat keatas dan mulut terbuka sedikit.

"Kita sedang berbicara tentang cinta." Sydney membuat bentuk hati diudara dengan jari-jari lentiknya.

"oh terus?" Harry mengambil duduk di kursi taman depan sekolah.

"Kau bilang 'Aku juga me--' tetapi tak selesai, selesai kan sekarang." Sydney mengambil duduk disebelah Harry.

Harry's P.O.V

"Kau bilang 'Aku juga me--' tetapi tak selesai, selesai kan sekarang." Sydney mengambil duduk disebelahku.

Aku bingung harus menjawab apa, bodoh bodoh bodoh!

"Oh it-- Gula-gula!" Gula - Gula penyelamat hidupku! Sydney tak akan pernah bisa tahan dengan godaan gula-gula itu.

"dimana?!" teriaknya antusias.

"disana." Akupun menunjukan arah dimana gula-gula warna warni itu berada, dan ia langsung berlari secepat kilatan cahaya.

"Seperti anak kecil saja." Gumamku sembari melihat dia yang tengah membeli gula-gula.

"Hi!" Dia kembali dengan tiga gula-gula.

"Hi, untuk apa itu semua? kita hanya berdua." Ucapku heran bersamaan dengan hembusan angin.

"Untukku." Ucapnya santai lalu menduduki dirinya dan menguyah gula-gula itu dengan lahap.

"Kau tak ingin berbagi?" Aku berpikir ia membelikan untukku juga.

"Tidak, kau beli saja sendiri." Ia menggelengkan kepalanya kilat demgan mulut yang mengerucut.

"Teganya kau." Akupun berdiri, bukan untuk membeli gula-gula tetapi untuk menuju toko mainan dan membeli ular-ularan.

♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣

"Ular mainannya berapa?" tanyaku sopan.

"hanya 2 pounds saja." Lalu aku mengeluarkan 2 lembar uang 1 pound.

"terima kasih." Lalu aku keluar dari toko mainan itu dan menyembunyikan ular ini dibelakang tubuhku, berniat mengagetkan Sydney.

"Dimana dia?" Ucapku, setelah melihat kearah tempat yang tadi kududuki, ia telah pergi.

"AAA" Seseorang mengagetkanku dari belakang dengan kedua tangannya.

"Jangan mencoba menakutiku dengan ular itu Harry." Ya, itu Sydney, semua orang tak ada yang bisa menakuti atau mengagetkannya, pasti selalu ketahuan seperti ini.

"Sydney, bagaimana kau--." Ucapanku berhenti setelah ia menaruh telunjuknya tepat dibibirku.

"Sekarang duduk dan jelaskan." Apa maksudnya? ia masih mengingat itu? apa-apaan!

"Jelaskan apa?" Akupun mengikutinya untuk duduk.

"Ucapanmu yang belum kau selesaikan itu." Untuk menghindari pertanyaan itu akupun berlari dengan kencang, dan sydney pun mengejarku.

"Harry tolong bantu aku." Akupun menolehkan kepalaku kearah dimana suara itu berasal dan aku menemukan Sydney tengah terjatuh di genangan lumpur, aku berlari untuk menolongnya, tetapi sepertinya aku telat, orang lain sudah menolongnya.

Mengapa selalu dia yang menolong Sydney?

Mengapa aku selalu didahului olehnya?

Mengapa?

♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣

♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣

♣ ♣ ♣ ♣ ♣ ♣

gimana ceritanya?!!! agak pusing sih ending chapter ini gimana, biar buat penasaran gitu.

agak mentok otaknya.

♣ Vote dan Comment ♣

Our Oxygen ║ n.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang