Chapter 8

190 28 15
                                    

Maaf Chapter 7 nya ancur jadi aku ganti pake chapter 8 yang semoga cukup menarik /ngarep, aja cecep ini/

Enjoy !

¤ ¤ ¤ ♡ ¤ ¤ ¤

Harry's P.O.V

Sudah kubilang, bukan? Kalau itu bukan mimpi! Demi tulang rusuk Niall, aku merasa dibodohi!

Lihat! Lihat! Ini benar-benar terlihat, aku berdiri disana, menyenggol barang itu tanpa ada ketersengajaan, dan bam! barang itu pecah dengat cepat, tiba-tiba aku pingsan, mereka menghampiriku, lalu--Cekrek!

Argh! Gelap sekali, sialan bisa-bisanya disaat seperti ini langsung mati lampu.

Tap...

Tap...

Tap...

"Siapa disana?!" Teriakku. Bodoh! Seharusnya aku jangan berteriak, mungkin saja dia akan menemukanku, bukankah seharusnya aku bersembunyi? Mengapa otakku berjalan dengan sangat lambat?!

"Mom, there!" Itu suara Niall, ah bodoh, bersembunyi, bersembunyi, bersembunyi!

Ah, disana!

"Tak ada siapa-siapa disini Niall." Ibunya berseru.

"Yasudahlah."

"Kembali tidur." Mereka mulai menjauh dari tempat persembunyianku, ew berdebu.

¤ ¤ ¤ ♡ ¤ ¤ ¤

"Sydney, psst."

"Psst, psst, Sydney!" Ah, dia ini tuli atau bagaimana? aku sudah meminjam tanpa izin tangga ini dari rumah tetangga Sydney, tentu tetanggaku juga, sudah mengetuk jendela kamarnya, dasar.

"Woah!"

"Bodoh! Pelan-pelan buka jendelanya! Aku hampir terjatuh!"

"Eh, maaf." Balasnya dari balik jendela yang terbuka.

"Kau gila! Aku sudah mengetuk jendelamu beberapa kali tapi tetap kau tak membukakannya untukku, untung aku tak keburu mati."

"Kau yang bodoh, Harry! Ini sudah lewat tengah malam, dan kau bertamu kekamarku! Hah! Aku sudah tertidur, dan terbangun gara-gara hal bodoh yang kau lakukan! Dan tangga itu, kau mencurikan?" Oh, benar juga, ini sudah lewat tengah malam, hah.

"Oh benar juga! Tapi tunggu! Aku tak mencuri! Ini aku meminjam tanpa izin, kepada tetangga kita yang sedang teritidur, mr. Jenskins!" Aku menyentuh keningnya dengan jari telunjukku, hingga ia sedikit memundurkan kepalanya.

"Sama saja bodoh!" Ucapnya, akupun menjentikkan jariku di keningnya, iya kembali mundur.

"Bisakah kau mempersilahkan aku masuk? Kau tega membiarkanku mati diatas tangga? Tidak lucu, bukan?"

"Ya ya, masuklah!" Akupun memasuki kamarnya, tentu saja melalui jendela kamarnya, udara hangat langsung menyerbu kulit dinginku dengan ganas.

"Pemanas yang bagus." Ucapku, ia tak bergeming.

"Jadi ada apa?" Ucapnya.

"Ini tentang Niall." Balasku.

"Lalu?" Ia mengangkat kedua alisnya.

"Dia aneh, maksudku, bintang biru yang membentuk cekung dikeningnya? Kau pernah lihat?"

"Tidak." Ucapnya.

"Kau jangan mengada-ada Harry. Kau takut aku bersahabat dengannya? Dan kau sendirian? Kau takut, ha?" Ucapnya lagi.

"Tidak, tapi itu memang nyata

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Oxygen ║ n.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang