Chapter 2

366 39 4
                                    

Author's P.O.V

"Ah, aku tak apa" Ucap Sydney kepada pria yang tengah membungkuk menolongnya, sedangkan Harry hanya terfokus pada pria itu.

"Mengapa harus dia lagi?" Tanya Harry masih pada hatinya.

"AAAAAA !" Harry berteriak dengan keringat disekujur tubuhnya.

"Ah Harry kau ini, baru aku tinggal sebentar saja sudah tertidur." Ujar gadis yang tengah memegang gula-gula manis itu.

"Aku saja tak sadar kalau aku tertidur." Harry mengusap matanya yang masih sayu karena baru bangun dari tidurnya.

"Dan mengapa kau berteriak?" Gadis itu mengambil duduk disebelah Harry yang tengah memperhatikan dirinya.

"Mimpi. Bolehkah aku bertanya sesuatu?" Ucap Harry dan menatap mata gadis itu lekat-lekat.

"Kau sudah bertanya." Balas gadis itu dengan nada sarkastik lalu memutar bola matanya dengan malas.

"Aku serius, Sydney." Harry lalu mencengkram lengan Sydney dan menatap mata Sydney dengan serius.

"Baiklah." Lalu Sydney menatap balik mata Harry dengan lebih serius.

"Kau tidak akan meninggalkanku sendiri kan?" Ucap Harry dengan sangat pelan lebih tepatnya lebih pelan dari bisikan.

"Tentu tidak, Mengapa?" Sydney memberi tatapan bingung sekaligus penasaran.

"Aku takut kau meninggalkanku sendiri dan memilih bersahabat dengan orang lain." Ucap Harry pasrah Dan memasang wajah yang sangat terlihat sendu.

"Tidak Harry, walaupun kita baru 2 tahun bersahabat, aku menyayangimu, Harry." Sydney mengucapkannya tulus dari hati, tetapi pada kalimat terakhir ia tidak menyadarinya.

"Menyayangiku?" Tanya Harry dengan muka yang cukup sumringah.

Sydney's P.O.V

"Tidak Harry, walaupun kita baru 2 tahun bersahabat, aku menyayangimu, Harry."

Tunggu dulu, tunggu dulu, apa yang tadi aku ucapkan dikalimat terakhir?

Aku merutuki diriku sendiri akan hal itu.

Dan juga merutuki mulutku yang tak bisa dijaga ini.

"Menyayangiku?" Ucap Harry, kali ini ia memasang wajah yang sumringah, keringat mulai bercucuran dari pelipisku dan aku mulai kebingungan dengan pertanyaannya.

"I-ya menyayangimu, hmm se-sebagai sahabat." Ucapku dengan terbata-bata, untunh saja aku tidak kehabisan kata-kata.

"Oh baiklah." Ia kembali memasang wajah sendu kembali.

"Ayo kita pulang." Ajakku kepada Harry dan ia mulai mengangkat kepalanya perlahan, ia hanya mengangguk pelan.

Kami berjalan berdampingan ditemani cuaca yang cerah dan teriknya matahari.

"baiklah Harry, aku masuk dulu." Aku memberikan sunggingan kecil disudut bibirku, dan segera masuk kedalam rumah.

"Eh kak? Udah pulang nih? Biasanya pulang malam, bahkan tak pulang." Ucapku dengan nada gembira, berarti hari ini aku tidak akan merasa kesepian lagi.

"Eh iya, kakak disuruh pulang oleh mama dan papa katanya sih agar bisa menemanimu." Kakakku bangkit dari sofa didepan tv itu dan langsung mencubit hidungku ini.

"Ah kakak, sakit." Aku melipat tanganku didada dan kembali tertawa bersama.

"Mau jalan sama kakak ngga? Udah lamakan kita gak jalan bareng?" kakak mengajakku berjalan bersama, aku bahagia bukan main, sudah lama aku tak merasakan kegembiraan seperti ini.

Our Oxygen ║ n.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang