"Amanda akan tinggal di sini."
Loura yang sedang berbaring di atas tempat tidur queen size-nya langsung terkesiap tatkala mata biru bening miliknya menangkap sosok setinggi enam kaki tiba-tiba saja muncul di dalam kamarnya. Wanita itu mengangkat tubuhnya dan masih tetap duduk di atas ranjangnya, bersandar bantal-bantal yang empuk. Dia menyamankan punggungnya sebelum membalas perkataan sosok tersebut yang diketahui merupakan Drew.
"Kalau begitu, aku akan pergi." sahutnya ringan. Seketika amarah Drew menguar. Ia melangkah cepat ke arah wanita yang memandangnya dengan tatapan masa bodoh dan mencengkeram lengannya kuat-kuat.
"Kalau begitu, aku ikut denganmu." Drew sadar apa yang ia katakan itu gila. Dan sejujurnya kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya tanpa otaknya mencerna terlebih dahulu, namun ia tak peduli. Bagaimana bisa Drew membiarkan Loura keluar dari kondominium yang selama satu tahun ini ditempatinya?!
Loura menggeleng, tak berusaha menyembunyikan tawa yang keluar dari bibir merah delima alaminya. Seketika Drew fokus menatap bibir itu. Bibir yang begitu ia puja, bibir yang memuja tubuhnya dengan begitu rupa. Loura menyadari tatapan Drew langsung beringsut dari hadapan Drew, menarik lengan yang dicengkeram lelaki itu dengan sekuat tenaga. "Kau gila, Drew. Kau tahu itu tidak mungkin! Lagipula, memang aku yang seharusnya pergi dari sini. Aku masih mempunyai rumah sendiri dan kau tak perlu khawatir mengenai hal itu."
Drew menggeleng frustasi. "Aku. Tidak. Akan. Pernah. Mengizinkanmu." ujar Drew dengan penuh penekanan di setiap suku katanya.
"Kau pikir kau siapa Drew? Kau ayahku? Bukan! Kau suamiku? Juga bukan! Dan Demi Dewa Zeus, kau hanya sahabatku! Jangan terlalu protektif!" Emosi wanita itu mulai tersulut. Belum pernah Drew melakukan tindakan protektif yang keterlaluan seperti sekarang.
"Aku pernah berjanji kepada ayah dan ibumu, untuk selalu menjagamu Lou. Aku akan menemanimu dan berada di sampingmu dalam kondisi apapun. Dan coba kau pikir, apakah hidupku akan tenang ketika kau benar-benar pergi dari tempat ini dan mengingkari janjiku kepada orangtuamu dulu?" Drew memandang Loura geram. Ditariknya tubuh wanita itu ke dalam rengkuhan hangat dadanya yang bidang.
"Drew," Wanita itu mendorong dada bidang lelaki itu agar menjauh sedikit demi menciptakan jarak yang aman bagi mereka berbicara. "Kau tahu, aku bisa berdiri di atas kakiku sendiri. Aku mempunyai Rove, ayah ibuku meninggalkanku dengan kekayaan berlimpah yang walaupun kutahu harta itu pasti tak seujung kukupun dari harta milikmu, dan ingat Drew, aku memiliki Ben. Dia yang akan menjagaku."
Drew seakan tertampar demi mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh sahabatnya sendiri. "Jadi apakah ada artiku bagimu, Lou?" Tanya Drew dengan suara parau. Ia memandang mata biru bening yang selalu dilihatnya berbinar dan penuh gairah saat mereka bersama, yang tentunya bukan seperti saat tegang sekarang ini yang seakan kehilangan binarnya.
Loura tersenyum tulus. Jemari lentik yang berhias cat kuku berwarna beige itu membelai lembut rahang lelaki di hadapannya. "Kau sahabatku Drew, sahabat terbaikku. Selalu, selalu seperti itu."
***
Drew menatap wanita yang tengah tersenyum di hadapannya. Benar, dia memang memiliki apapun. Ia sukses dengan bisnis kafenya, dia kaya dengan berhektar-hektar tanah pertanian yang ditinggalkan orangtuanya, dan dia memiliki Ben. Apa lagi yang Drew khawatirkan? Lagipula jika wanita itu keluar dari tempat tinggalnya dia tak serta merta menjadi gelandangan. "Aku.. Kau, kau tahu aku membutuhkanmu Lou." ujar Drew ketika ia berhasil menemukan kembali kesadarannya yang sempat menghilang akibat kata-kata Loura."Apa kau tidak bisa melakukannya dengan Amanda?" tanya Loura takut-takut sekaligus geli. Mengapa pertanyaan tak bermutu ini yang keluar dari mulutnya?!
![](https://img.wattpad.com/cover/9332098-288-k502342.jpg)
YOU ARE READING
Catch Your Heart
RomanceAndrew dan Loura sudah bersahabat semenjak mereka masih balita dan tidak memiliki perasaan satu sama lainnya karena masing-masing mereka telah memiliki kekasih. Andrew telah melamar seorang gadis manis yang dikenalnya semenjak kuliah di Columbia yan...