PART 8 - On the Rocks

5.7K 193 23
                                    

Halo, datang-datang dan upload-nya hanya sedikit. Maafkan.

Enjoy!

ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo

Haruskah Loura merasa senang?

Setelah ia memberitahu rencana yang seharusnya diperuntukkan untuknya dan Drew kepada Amanda, haruskah ia merasa senang? Karena ia memberikan Amanda apa yang seharusnya perempuan itu dapatkan sejak dulu, perhatian sepenuhnya -tanpa terbagi oleh apapun dan siapapun dari Andrew Wrestler, tunangannya sendiri. Namun mengapa Loura tidak merasakan apapun? Hatinya hambar, pikirannya kosong.

Dadanya sesak. Terlebih saat ia melihat pintu yang baru saja tertutup di hadapannya diikuti aroma parfum yang mulai menghilang. Loura terduduk di atas sofa. Pikirannya bercabang, memikirkan antara keputusannya dan reaksi Drew nanti. Apakah lelaki itu akan marah padanya? Mengusir Amanda dan mengejarnya ke sini?

Tidak. Jelas sekali, Drew tidak akan melakukan hal itu. Loura sangat paham bagaimana sifat dari sahabatnya. Drew jelas-sangat jelas- bahwa ia mencintai Amanda. Sorot matanya yang teduh saat menatap sosok anggun nan mengagumkan itu benar-benar menyiratkan cinta. Bahkan, seorang yang buta pun seolah-olah dapat melihatnya. Lou tepekur. Wajar jika lelaki itu kini menemukan seseorang yang dicintainya, perempuan yang dijadikannya ratu dalam hati, perempuan yang menjadi tujuan hidupnya setelah pengalaman demi pengalaman buruk yang menimpa lelaki itu delapan tahun yang lalu.

Sebuah peristiwa yang tidak patut untuk dikenang, karena hanya dapat membuka luka lama dan memunculkan lagi trauma seorang Andrew Wrestler. Banyak yang tidak mengetahui masa lalu seorang CEO muda yang sedang berada di puncak karirnya. Yang jelas, posisinya sekarang tidak digapainya dengan mudah. Melalui berbagai macam penempaan, kerja keras, dan kebiasaannya sebagai seorang workaholic-lah yang membawa Drew mencapai posisi ini.

Lou sadar sepenuhnya bahwa dalam kurun waktu enam tahun, hanya dirinya lah seorang wanita yang paling dekat dengan Drew. Berada di sampingnya, mencoba menguatkan dan mengeluarkannya dari trauma yang ditakutinya akan terjadi seumur hidupnya. Hanya Lou yang tahu semua rahasia-rahasia Drew, termasuk perasaan lelaki itu. Sampai kemudian, George -sahabat semasa kuliah Drew mengenalkan Drew pada adik kelas mereka saat reuni kampus di New York. Amanda. Melihat suatu peluang yang bisa membantu Drew keluar dari zonanya yang sendiri, Lou saat itu setuju-setuju saja dengan rencana George yang ingin menjodohkan Drew -sang pebisnis ulung sekaligus dewa angkuh- itu dengan Amanda. Terlebih respon awal Drew saat ia melihat Amanda begitu berbeda. Raut wajahnya tidak sekosong dan sedingin yang biasa ia perlihatkan kepada orang-orang yang dianggap asing baginya. Dan George melihat dengan sangat jelas, bahwa Drew sedang tersenyum saat ia menatap Amanda yang tengah berdiri beberapa meter jauhnya dari tempat mereka. Berbekal fakta yang ia dapatkan selama berlangsungnya acara, niat menjadi matchmaker-pun tidak terlewatkan begitu saja oleh George.

Perkenalan singkat yang berbuah pada obrolan-obrolan ringan seputar dunia kampus dan kehidupan antara Drew, Amanda, dan George pun berlangsung. Namun sengaja George tidak seperti biasanya yang selalu mendominasi pembicaraan, kali itu Drew dengan sangat lancar terus membuka topik demi topik obrolan sehingga Amanda tidak terlihat bosan di dekatnya. Saat Amanda meminta izin untuk berkeliling mencari teman-temannya, George menusuk pelan bahu sahabatnya.

"Menurutmu, Amanda bagaimana?" Tanya George mulai memancing. Tatapan Drew yang semula mengekor ke manapun Amanda bergerak, mulai fokus kepada lawan bicara yang menatapnya dengan pandangan berbinar.

"Dia sangat pintar, anggun, dan sangat berkelas. "

"Wah-wah, rupanya kau sudah mulai bisa tertarik dengan wanita, dude?"

"She's smart dan kupikir bokongnya cukup indah bila dibandingkan dengan Lou," Drew tergelak sendiri mendengar ucapannya yang terkesan tak biasa itu.

"Ayolah! Kita ada di Columbia dan sahabat masa kecilmu berada beratus kilometer jauhnya dari sini namun kau masih mengingat-ngingatnya?! Lupakan Lou, Drew. Sudah saatnya kau berjalan dan melupakan masa lalu. Apa kau juga tak iba melihat Lou yang selalu kau paksa menempel padamu? Oh man, wanita itu pasti punya kehidupan pribadinya sendiri! Kau tidak bisa egois."

Kalimat-kalimat yang secara lantang diucapkan oleh George seolah menohok hatinya. Selama ini ia begitu egois dengan berlaku seperti sahabat super protektif kepada Loura. George benar, sudah waktunya ia membuka diri.

"Aku baru berani mengucapkan hal itu, karena kuyakin kalau kini kau pasti sudah bisa beranjak dan melupakan masa lalu itu. Kau tahu alasannya apa?" George tersenyum menggoda sementara Drew menggeleng, acuh tak acuh.

"Kau mulai melihat seseorang, khususnya Amanda, dan memberikan perhatianmu yang walaupun kecil itu kepadanya! C'mon dude, tidak ada salahnya kalau kau rileks sebentar dari bisnis dan cobalah lihat ke depan," George menggerakkan tangannya dengan gaya menunjuk pada sosok Amanda yang berdiri di kelilingi beberapa pria di depan mereka. "Aku yakin, wanita itu pasti sekarang butuh bantuanmu!"

Dan setelah mengatakan itu, tanpa diduganya, Drew berjalan dengan langkah tegap, masih dengan sorot dinginnya yang mematikan, menghampiri kerumunan pria yang sedang mengelilingi Amanda. Ketika itulah, George langsung menelepon Lou dan menceritakan perkembangan yang ada plus rencana perjodohan yang tiba-tiba saja melintas di benaknya.

Lou sadar bahwa mulai saat itu, kehidupannya perlahan-lahan akan berubah. Drew tidak akan ada sepenuhnya untuknya, tak akan lagi ada kunjungan-kunjungan mengejutkan yang dilakukan Drew tengah malam ke rumahnya, dan ranjangnya tentu tak akan pernah sama lagi. Aroma Drew akan terhapus di sana.

Tapi nyatanya Drew masih membutuhkannya. Masih mencari Lou walaupun dia telah memiliki Amanda di hatinya. Entah apa yang merasuki Lou untuk kembali menerima Drew, menghangatkan ranjang dan kembali memerangkap aroma Drew yang maskulin di ruang kamarnya. Satu rahasia yang Drew sembunyikan dari siapapun, kecuali Lou adalah, lelaki itu selama dua tahun ia berhubungan dengan Amanda, sama sekali belum pernah bercinta dengan sosok yang dianggap Lou sangat anggun dan memiliki segalanya. Dan Lou, sangat paham akan alasannya.

***

To Be Continued

Catch Your HeartWhere stories live. Discover now