Amanda terbangun akibat terpaan sinar matahari pagi yang menelusup masuk melalui tirai tipis yang melapisi jendela di ruangan ini. Ia mengerjap-kerjapkan matanya, mencoba untuk fokus dan melihat ada di mana sebenarnya ia. Masih teringat bahwa semalam ia mondar-mandir di ruang tengah kondo menunggu Drew pulang dan karena kelelahan ia memutuskan untuk tidur di sofa maroon yang berada di sana. Amanda mengitarkan pandangannya ke sekeliling. Ruangan yang bisa disebut kamar ini sangatlah luas. Bahkan ia dapat merasakan bahwa ranjang yang ditempatinya ini dua kali luasnya ranjang yang dimilikinya di apartemen. Seprainya berwarna hitam dengan banyak bantal terdapat di atasnya. Dan ruangan ini didominasi warna maroon! Amanda hampir memekik kalau saja ia tak menahan diri dan bersikap layaknya Tuan Puteri yang anggun. Kini wanita itu yakin bahwa ia tengah tidur di atas ranjang Drew!
Matanya berkelana mencari sosok Drew, namun hasilnya nihil. Dari atas ranjang ia tak bisa melihat keseluruhan isi kamar dan saat itulah ia memutuskan untuk bangun dan mencoba untuk menemukan di mana lelaki itu berada.
Kaki telanjang Amanda yang di-pedicure sempurna menjejak lantai marmer yang dingin. Wanita itu mencoba membuka setiap pintu yang ada di dalam kamar Drew. Dari mulai pintu paling ujung yang ternyata pintu kamar mandi, lalu pintu di sisi kanan yang ternyata adalah sebuah connecting door menuju walk in closet milik Drew, lalu pintu kayu berukir yang terletak di sisi kiri. Amanda mencoba membuka handle-nya namun pintu tersebut tetap bergeming, sekali ia mencoba untuk mendorong pintu tersebut namun hasilnya tetap saja pintu itu tak mau terbuka. Lelah ia menuju pintu utama dan meyakini bahwa Drew mungkin saja ada di luar.
Aroma kopi menyambutnya saat Amanda keluar dari pintu tersebut. Dilihatnya Sienna sedang menyiapkan sarapan berupa secangkir kopi dan toast di atas meja makan kecil. "Sarapan untuk anda, Miss Pirez." Ujar Sienna, senyum profesionalnya tetap terjaga di bibirnya. Amanda mengangguk kemudian melangkah mendekati wanita muda yang sebenanya terlihat menarik kalau saja ia tak melulu memakai setelan berwarna hitam dan rambutnya yang disanggul kecil di atas tengkuknya.
"Apa kau tahu di mana Andrew, Sienna?" tanya Amanda, mengangkat cangkir kopi dan menghirup aroma sebelum menyesapnya perlahan.
"Ah ya. Mr. Wrestler sudah satu jam yang lalu pergi meninggalkan kondo, Miss Pirez. Dia sudah pergi ke kantornya dan memerintahkan saya untuk menemani Anda di sini."
"Kau tak perlu menemaniku Sienna, aku bukan bayi dan aku bisa mengurus diriku sendiri!"
Sienna terperangah bebeapa saat, melihat reaksi Amanda yang tak seperti biasanya. Sementara Amanda mengutuk dirinya sendiri karena sudah bersikap menyebalkan. Namun ia mencoba untuk tidak peduli. Sikap Drew benar-benar keterlaluan!
Wanita itu bangkit dari atas kursi dan tanpa mengucapkan apapun lagi ia masuk ke dalam kamar Drew dengan membanting pintu.
***
"George! Aku sudah mengatakan bahwa aku akan mengurusi urusanku terlebih dahulu sebelum aku pergi ke-"
"Drew! Urusan di sini begitu rumit. Pemilik perusahaan tersebut tiba-tiba saja memutuskan untuk tidak jadi bekerjasama dengan kita! Ini bencana Drew! Tim sudah menyiapkan berbagai macam keperluan di sini dan tiba-tiba saja pemilik sialan itu mengubah pemikirannya!" George berkata dengan geram melalui saluran telepon yang menghubungi mereka. Drew memijat pelipisnya. Hari masih pagi namun masalah yang datang begitu membuatnya ingin memukul orang saat ini juga.
"Baiklah. Aku tidak mungkin menunggu lagi. Aturkan jadwalku dengan Mr. Milane. Aku akan melakukan negosiasi ulang dengannya."
"Mr. Milane tidak mau keluar dari perusahaannya satu langkah pun! Demi Tuhan! Tua bangka itu menyusahkan saja!" George menggeram frustasi. Lelaki itu mengacak rambutnya dengan gemas di seberang sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/9332098-288-k502342.jpg)
YOU ARE READING
Catch Your Heart
RomanceAndrew dan Loura sudah bersahabat semenjak mereka masih balita dan tidak memiliki perasaan satu sama lainnya karena masing-masing mereka telah memiliki kekasih. Andrew telah melamar seorang gadis manis yang dikenalnya semenjak kuliah di Columbia yan...