Aily Bagian 7

118 42 25
                                    

Perlahan - lahan nama kamu menyusup dihati dan lama - lama menetap, kenapa? -Keira.

******

"Hai Lang!" sapa orang tersebut.

"Ngapain lo kesini!" Tatap Alang tajam.

Orang tersebut hanya tersenyum samar. "Haha..santai Bro, benar –benar tidak berubah."

"Gue nggak mau basa – basi Dev!" ujar Alang mendengus kepada pria bernama Devan tersebut.

"Haha,apa gue terlihat berbasa basi?" jawab Devan tersenyum simpul.

"Kalau yang lo maksud gue bakal balik kesana. Nggak akan. Gue sudah nyaman disini Dev!" ujar Alang lantang. Dia sudah tidak ada urusan lagi disekolah itu. Semua sudah ia kubur dan dia akan lupakan.

"Ya, gue tau. Santai aja. Gue nggak akan bertanya lagi. Tapi lo tau sendiri, banyak yang tidak terima dengan kepindahan lo yang tiba –tiba tanpa kami ketahui. Apa masalah lo sebenarnya?-" Devan menggantung kalimatnya dan menghembuskan napas.- "Apa lo tidak menganggap kami ini teman lagi? Hah? Gila saja semua orang di sekolah geger karena lo tiba-tiba berhenti sekolah dan hampir tidak ada satupun yang tau ," ujar Devan panjang lebar dan tersenyum masam. Laki – laki yang memakai seragam sekolah yang berasal dari sekolah lama Alang itu tidak habis pikir dengan sahabatnya ini.

"Gue sudah tidak ada urusan lagi disana. Gue cuma ingin mencari hal baru dan sedikit bernapas," ujar Alang lagi.

"Gue tau ini hanya bentuk pelarian lo aja. Lo bisa cerita sama gue sama teman-teman yang lain. Bukan dengan lo melarikan diri dari masalah dan meninggalkannya begitu saja sehingga mengundang banyak tanda tanya dari semua orang!" ujar Devan keras.

"Sudahlah..." Alang memalingkan wajahnya dan menarik napas keras. Dia sungguh tidak ingin membahasnya lagi. Dia tidak bisa dan dia sudah hampir melupakannya ketika berada disini. Setidaknya itulah yang dia pikirkan.

"Oke, terserah lo." Devan mengalah. Ia angkat tangan. Orang ini memang keras kepala. Devan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan menyerahkannya pada Alang.

Alang mengernyitkan dahi menerima dan melihat apa yang diserahkan Devan padanya.

"Itu undangan ulang tahun Fhei, sabtu besok. Mungkin lo memang tidak ada urusan lagi di sekolah tapi tidak dengan pertemanan kan. Fhei mencemaskan lo, jadi datanglah. Kami semua disana," jelas Devan kemudian menepuk bahu Alang.

Alang hanya diam tidak menjawab namun tampak berfikir. Devan mengambil helmnya dan memakainya, "Oke. Gue cabut dulu Bro!" pamit Devan dan ragu – ragu Alang menganggukan kepalanya.

"Tolong sampaikan salam buat yang lain dan...Sorry, " kata Alang sebelum Devan naik motor. Devan yang mendengarnya mengangguk mengerti pasti Alang juga merasa bersalah tidak menceritakan masalah kepindahannya pada teman yang lain.

Devan melajukan motornya, meninggalkan lingkungan depan sekolah. Alang melihat undangan ditangannya, lalu menarik napas lagi entah untuk kesekian kalinya.

*****

"ALAAAAnggg... I love you!!!" teriakan para fans baru penggila Alang menggema memenuhi penjuru kantin. Alang tidak pernah kehabisan penggemar. Tidak disekolah lamanya, tidak juga sekarang. Dia masih digilai oleh gadis – gadis disekolah. Apalagi berita tentang dia mantan Atlet yang menyebar cepat justru malah meningkatkan jumlah fans –nya.

Alang yang sudah terbiasa dari dulu digilai bak pangeran atau artis itu, malah tenang –tenang saja makan dimejanya sambil mengunyah makanannya. Walau segala gerak geriknya diperhatikan hampir seluruh isi kantin. Sedangkan Fajar yang disebelahnya justru merasa terganggu dan sibuk mengusir gadis – gadis alay bombay yang sibuk memfoto dan berteriak tidak jelas.

SAY AILY (Alang, I love You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang