Aily Bagian 8

55 24 25
                                    

Ting Tong...

Alang mengetuk rumah kediamana Keira berniat menjemput Keira.

"Ya sebentar," terdengar suara menyahut dari dalam dan pintupun terbuka.

"Assalamu'alaikum Tante."

"Wa'ailaikumsalam. Maaf dengan siapa ya?" tanya Bunda Keira yang bingung sekaligus terpana melihat ada pemuda tampan yang datang kerumahnya sore begini dengan setelan yang memakai kaos abu –abu dan celana jeans.

Alang menyalami Bunda Keira sopan. "Saya Alang, teman sekolahnya Keira . Keiranya ada Tante? " ujar Alang yang terlihat kikuk juga dipandangi begitu rupa oleh orang tua Keira itu.

"Eh ya, ada silahkan masuk dan duduk dulu. Tapi kok Keira nggak ngomong ya kalau temannya mau datang. Dasar anak itu."

"Iya makasih tante, mungkin Keira lupa Tan.." Alang mengusap kepalanya yang tidak gatal lalu tersenyum sopan.

"Mau minum apa?" tanya Bunda ramah.

"Nggak usah repot Tante," jawab Alang tersenyum.

"Nggak apa – apa mau minum apa? Aduuh,, kamu ganteng banget anak siapa sih, beruntung banget orang tua kamu, Tante nggak nyangka Keira punya teman kayak kamu," ujar Bunda Keira girang dan blak - blakan. Mungkin Karena Keira jarang –jarang membawa temannya kerumah apalagi laki –laki.

"Ah tante bisa aja. Apa aja deh Tan." Alang terlihat kikuk.

Bunda Keira tersenyum dan kedapur mengambilkan minum untuk Alang kemudian memanggil Keira.

"Keiraaaa...." teriak Bundanya dari bawah.

Bunda Keira datang membawa minuman."Maaf ya nak Alang, Keiranya mungkin ketiduran, anak itu memang kalau sudah tidur susah bangun. Biar Bunda tengok dulu. Duduk aja dulu, sambil diminum tehnya," ujar Bunda Keira lembut.

"Makasih Tante.." Senyum Alang.

Sambil menunggu Alang melihat –lihat sekitar ruangan didalam rumah dan melihat beberapa pigura yang ditempel acak di dinding tapi terlihat unik. Dia berdiri dan menelisik satu persatu dan sepertinya Alang mengenali foto seorang gadis kecil dalam pigura tersebut yang memakai gaun kembang dan terlihat manis. Alang tersenyum. Itu Keira ternyata dia dari kecil tidak pernah berubah menurut Alang, tetap manis.

Sementara itu di kamar Keira sang Bunda sedang sibuk membangunkan putri sulungnya tersebut.

"Ampuun Keira.. kamu ini tidur apa pingsan sih nak..Banguuun!!" cerocos Bundanya sambil menarik narik selimut Keira hingga melorot sedang Keira masih saja tertidur.

Hampir habis kesabaran sang Bunda. "Keiraaaa....Bangun!" teriak sang Bunda didekat kuping si anak.

"Uhm...iya. apaan sih Bun teriak – teriak.." Keira bangun dengan malas –malasan dan suara serak khas bangun tidur dan rambut acak - acakan sambil mengusap – ngusap bibirnya bekas iler. Euy.

"Kamu itu anak gadis nggak boleh kayak begini. Itu temen kamu nungguin kamu dibawah. Bisa – bisanya tidur padahal sudah janjian sama temennya," omel Bunda lagi.

"Huh? Temen? siapa Bun? Perasaan nggak janjian sama siapa – siapa. Temen yang mana Bun?" tanya Keira bingung membuka matanya lebar yang tadi masih setengah sadar.

"Bunda juga nggak tau. Baru sekali ini liat. Kamu tengok aja kebawah. Nggak boleh ingkar janji. Sana kamu temui."

"Iya – iya Kei temui Bunda. Yaudah, Kei cuci muka dulu," jawab Keira akhirnya karena dia juga penasaran.

"Yaudah Bunda kebawah dulu mau lanjutin kerjaan. Jangan lama – lama nanti dia bete nungguin. Pamalih," nasehat Bunda.

"Iya Bundaa sayang. Pasti kok. Bentar doang ini cuma sekilat." Ujar Keira sambil menggiring sang Bunda kedepan pintu kalau nggak pasti nggak akan selesai nasehatnya.

SAY AILY (Alang, I love You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang