Four: Balik ke Rumah.

1.5K 108 16
                                    

Dear Mantan 3 chapter 4 rilis 30 November 2016

Romance Action.

Gaje, Abal, Typo Everywhere.

***

"Apa mencintai itu harus pakai Alasan? Jika iya, apa alasan aku menyukaimu karena aku 'suka kamu' udah cukup?" -Adrian.

In Dear Mantan.

***

"Pak kita mau ke mana ini? Kok arahnya bukan ke Bandara?"

Lenya melihat sekeliling lewat kaca mobil yang melaju tak tentu arah. Perasaannya mulai gelisah tidak karuan dan Lenya merasakan kalau bayi dalam perutnya memberontak serta membuat Lenya tidak tenang. Detik kemudian mobil sudah melaju kencang manuju sebuah hutan yang tak ada seorangpun penghuni di sana.

Teriakan Lenya tidak memberhentikan mobil itu. Lenya terus menarik tubuh supir yang ada di hadapannya sambil berusaha menahan rasa ngilu dan tegang yang dirasakan dirinya dan sang bayi.

Mata Lenya membuat melihat sebuah jurang berada di hadapan mata.

'Aku... Mati?'

***

"Ha?!"

Keringat dingin membasahi wajah Lenya yang baru saja bangun dari mimpinya. Lebih tepatnya kejadian masa lalu seolah-olah berputar kembali seperti kaset rusak pada mimpinya.

Lenya duduk. Memijit kepalanya prustasi karena mimpi itu selalu saja datang. Seperti Tuhan sedang menguji Lenya kembali dan mengingatkan kembali Lenya pada hari itu. Pada kebohongan sahabatnya sendiri dan mengingatkannya pada suaminya-

Tangan Lenya bersentuhan dengan rambut jabrik milik Dyo yang tertidur di samping kiri Lenya. Tangan cowok itu melingkar pada pinggang Lenya begitu juga dengan Rain yang berada di samping lainnya.

Air mata yang sudah sekian lama dibendung Lenya kembali berjatuhan. Mimpi itu adalah mimpi buruk yang pernah wanita itu alami. Jika mengingatnya akan menambah luka yang lebih dalam lagi.

Pernah sekali Lenya berpikir untuk melepas suaminya. Melepas seluruh kehidupannya di Indonesia dan menjadi orang lain di negara asing sana. Tapi di sini ada dua malaikat kecil yang Tuhan titipkan padanya. Rain dan Dyo. Lenya tak mungkin setega itu menyembunyikan ayah mereka.

Lenya sayang mereka bedua begitupun Rain dan Dyo.

Apakah Adrian sama?

***

Bunyi dentingan piano mengalun sendu di bagian ruangan terpencil kediaman Yolio. Rumah itu nampak tenang seperti tidak ada penghuni walaupun seorang gadis yang duduk di hadapan piano putih itu, menari-narikan jari lentiknya pada tuts piano dengan lihai.

Dan seorang pria yang tengah terlelap dalam tidur di sofa ruang tengahpun nampak tak terusik sama sekali dengan melodi piano itu.

"Ya ampun anak satu ini sudah dewasa masih saja malas-malasan! Adrian bangun cepat, kakakmu dan keluarganya akan kemari."

Adrian bangun dengan malas-malasan. Lebih tepatnya malas mendengar jeritan ibunya yang sudah tidak bisa dibilang 'muda' lagi. Quen menghampiri Hana sehingga permainan piano itu terhenti.

3. Dear Mantan: Cinta yang Benar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang