Hal pertama yang terlintas di otak Cryst adalah : ASTAGA INI AMIS SEKALI!!!
"Sheff! Sheff! Bantu aku!" Cryst memekik sambil berusaha berdiri, tetapi posisi kakinya lebih tinggi sehingga ia memerlukan bantuan orang lain untuk berdiri.
Tetapi laki-laki itu tetap berjalan masuk ke gedung sekolah, dan firasat Cryst mengatakan bahwa laki-laki itu akan kembali ke auditorium. Cryst memanggil namanya berkali-kali. Sheff tidak juga berbalik. Seakan laki-laki itu mengenakan sebuah headphone di telinganya yang memungkinkan ia tidak mendengar panggilan Cryst.
"Sheff Gilbert!" Cryst menarik nafas, lalu berteriak. Melengking. Gadis itu sengaja.
Sia-sia.
Tidak ada seorang pun yang datang. Bahkan sekuriti yang ada di depan pun tidak. Pos depan kosong melompong. Penjaga kebersihan sekolah juga tidak menampakkan batang hidungnya. Cryst mengutuk-ngutuk semua orang.
Tidak beberapa lama, seorang gadis yang familiar di mata Cryst keluar dari gedung sekolah. Matanya yang dibingkai kacamata terlihat panik. Ia berjalan cepat sambil terus melirik jam tangannya.
Moon Dania.
"Moon!" Cryst berteriak. "Moon tolong aku!"
Moon dengan cepat menoleh, lalu terkesiap melihat apa yang terjadi pada Cryst. Ia mempercepat langkahnya. Kini ia berlari menuju Cryst. Ia berhenti tepat di pinggir kolam, dengan kedua tangan yang menutup mulut dan mata terbelalak. "Ya ampun, Cryst! Kamu tidak apa-apa?!"
"Bantu aku!" Cryst menjulurkan tangannya, meminta Moon untuk segera menariknya.
Moon dengan sigap langsung mengeluarkan Cryst dari kolam. Air dari rok Cryst langsung rembes ke bawah ketika gadis itu berdiri. Hanya bagian pinggang sampai kakinya saja yang basah, karena di posisi itulah bagian tubuh Cryst yang terendam. "Apa yang sedang kamu pikirkan, Cryst?"
"Sheff Gilbert!" Cryst menghentakkan kakinya. "Ini karena dia!"
Moon tertegun sejenak. "Tadi aku berpapasan dengannya di koridor."
"Iya! Dan itu setelah ia mendorongku ke kolam!"
Moon terbelalak. "Kau serius?"
"Iya!" Cryst memasang wajah sebagai korban seratus persen. "Kamu tidak percaya padaku?"
"Bukan begitu..." Moon tampak salah tingkah. "Aku heran saja kenapa Sheff mendorongmu ke kolam..."
Cryst memutar bola matanya, mulai berpikir bahwa Moon termasuk ke dalam penggemar-penggemar Sheff. "Orang sepertinya dapat melakukan itu kapan saja!"
"Itu terlalu... jahat."
Cryst berdecak. "Jadi karena dia pianis, jari-jarinya pasti lembut, begitu? Belum pasti!"
"Tetapi kenapa dia tiba-tiba mendorongmu? Kalian sedang ada masalah?" Tiba-tiba satu hal terlintas di kepala Moon. "Apa jangan bilang masalah di radio itu?"
Cryst teringat. Siaran. Ia baru sadar bahwa siaran radio akan di dengarkan seluruh sekolah. Jadi semua orang pasti tau. Cryst menepuk keningnya. Benar juga!
Lagi pula, meskipun Cryst bilang bisa saja Sheff mendorongnya karena masalah itu, Cryst akan merasa bersalah. Ini semua adalah niat awal Cryst. Ia yang berencana mendorong Sheff ke dalam kolam. Tetapi laki-laki itu dengan cepat berputar.
"Bisa jadi." Akhirnya Cryst hanya menjawab itu. Singkat, padat, jelas.
Moon juga hanya mengangguk. Ia kembali melirik jam tangannya. "Aku harus pergi..."
"Oh? Oke."
Moon membetulkan posisi tas di pundaknya, lalu menatap Cryst dari kepala sampai kaki. "Bagaimana denganmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
What Are You? II
FantasySheff Gilbert? Tidak, ia tidak akan jatuh cinta pada laki-laki itu. Tetapi kenapa tidak? Sheff adalah pianis, suaranya bagus, dan terlebih, Sheff memiliki kelebihan lain, yaitu menari, kegiatan yang sering dilakukan Cryst Leona selain bernyanyi. Sej...