kelam : iqbaal

179 11 1
                                    

tik.tik.tik
Jam 6 sore.

Iqbaal tengah bersiap untuk pergi jalan or malming or ngedate tp ga tau lah yang pasti dia akan pergi ke mall dengan si cerewet Chika.

Iqbaal keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di lehernya, ia berjalan dan membuka lemarinya, mengobrak-abrik isi didalamnya.

Kok gue rempong sih kek cewek aja! batin nya.

Pilihan paling bingo. Iqbaal memilih kaos putih dengan garis-garis hitam samar. Bajunya sedikit kedodoran karna ya, kan dia ceking.

Untuk bawahannya dia memakai celana jeans hitam dengan sepatu hitam juga. Simple aja yang penting gue keren.

***

Chika meringis setelah melihat jam dinding yang menunjukkan 18.30, masalahnya sekarang ia harus pakai baju apa? tanktop? Hotpants? Baby doll? Dress? Yatuhan apa ya?

Hampir sebagian bajunya telah tergeletak diatas kasur, biasanya Chika ga terlalu ribet tentang milih baju tapi kenapa sekarang...

Apa gue 'itu' ya sama dia? Tapi ga deg degan aaa mana ada kek gitu. Mustahil ini mah.

"Aduh gue pakai apa coba? Pakai kaos aja Bagus ga sih? Emm.. warna kesukaan gue item. " lalu Chika menaikkan alisnya dan merampas kaos hitam yang panjangnya sampai paha dipadukan dengan hotpans biru jeans. Untuk flatshoes gadis ini makai ala kadarnya, warna item dengan pita merah.

Tin.tin

"Motor Iqbaal." Chika langsung berlari setelah memakai bedaknya. Ia menuruni tangga sambil keluar menuju pintu tak lupa pamit ke mama dan papanya.

"Hey. " Iqbaal tersenyum dengan kaca helmnya yang sudah dibuka.

Boleh bilang ganteng ga sih? batin Chika.

"Gue kan bilangnya jam 7 lah ini masih setengah 7 lebih. " gerutu Chika.

"Lebih cepet lebih enak. Udah a naik buru. " perintah Iqbaal. Gadis itu langsung naik ke belakang boncengan motor.

"Pegangan bego, ntar jatuh sukurin lo."

"Iya baal bawel lo. "

***

Entah kenapa waktu rasanya lebih cepat berlalu, bahkan kedua remaja ini rasanya baru saja sampai di mall lah kok cepet gitu tiba-tiba udah jam 8 malem.

Iqbaal dan Chika sekarang tengah berada di pantai. Entah apa yang ada di otak Iqbaal untuk mengajak gadis ini ke pantai malam-malam.

"Kita kenapa sih disini? " Chika yang sedang tidur diatas pasir dengan kaki tertekuk dan memeluk boneka pikachunya.

"Gatau. " jawab Iqbaal singkat.

"Kok gitu sih aneh deh. " toleh Chika kearah Iqbaal. "

"Gue benci pantai, tp gatau kenapa pengen kesini. " Iqbaal menatap Chika sendu.

Kenapa dada gue sakit? Bocah ni kenapa sih.

"Kenapa lo benci pantai, ini bagus tau bisa buah nangkep ikan,nyari kerang,nyelem,renang,main ban,buat minum,main kap- " Chika tak sempat melanjutkan ocehannya karena

"Orang yang gue cinta mati di pantai."

"Eh et sorry gue ga maksud sumpah. Tapi nasib kita sama lah, bedanya gue masih suka pantai. "

Iqbaal menolehkan kepalanya menghadap Chika, "Pantai ngapain lo."

Chika menghela nafas pelan, apa harus dia bicara ini ya?

"Chik!?"

Chika memejamkan matanya kuat,

"Ai, kucing kesayangan gue dari Ari hanyut di pantai. Huaaa " Iqbaal yang mendengar hanya tertawa pelan, Chika bener-bener sarap. Bagi Chika apapun barang dari orang yang ia cintai itu semua berharga buatnya.

Mulai saat itu gue tau kalau dia nggak baik baik aja - chika

Ari beruntung banget kalau bisa dapetin Chika - Iqbaal

Hey ini bagian 5. Maaf makin gaje ya;) vomments lah saran kritik jg diterima thx

I Dare You to Love Me ✖ IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang