Kubacakan mantra pada syair
yang hampa.
Ku bisikan kata perayu pada
jiwa yang telah layu.Lembaranku tetap kosong, qalam ku tak jua menitik.
Ku tanyakan sebab pada akhir waktu, diamlah jawabnya.
Ku tanyakan diam pada penyair bisu, alamatlah arahnya.
Kutanyakan alamat pada si Rumi, binasalah temunya.Namun
Ketika ku tanya sebab pada lembar kusam itu, kekasihlah jawabannya.Dan akupun sadar,
Kekasihku telah membawa separuh jiwaku dalam tidur abadinya.Karena kekasihkulah alasan qalam itu hilang jiwanya.
Tinta tak Bertuan, 02 Agustus 2016
Belangi
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Sepi
SpiritualJikalau mulut mu tak mampu lagi berucap, menulislah. Mungkin dengan menulis itulah caramu mengekspresikan diri. Menulislah