Part 8

645 19 2
                                    

Setelah selesai makan malam gue dan Prilly pun duduk di taman belakang rumah Prilly, dari dulu kita emang sering duduk berdua disini hingga larut malam.

"Prill.." lirih gue sembari liat Prilly yang sedang menatap bintang dilangit. Satu kata buat lo Prill. Cantik. Batin gue.

"Iya Li, liat deh Li bintangnya banyak banget ya.. Gue suka banget liat bintang yang paling kecil." Ucap Prily.

Gue pun mendongak keatas liat bintang yang ditunjuk Prilly.
"Loh kenapa lo sukanya yang paling kecil bukannya biasanya orang senengnya liat bintang yang paling terang?" Tanya gue.

"Kenapa? Bukannya bintang kecil sama bintang paling terang itu munculnya selalu bersamaan. Dan sama-sama indah, meski bintang yang kecil itu tak terlalu memperlihatkan keindahannya karena dia tau keindahan itu hanya akan ia tunjukan ke seseorang yang dia inginkan."

Penjelasan Prilly membuat gue takjub. Terkadang dia mampu berfikir dewasa dan selalu bisa merangkai kata-kata yang indah.

"Iya Prill lo benar. Kita dibutakan dengan keindahan yang terlalu diumbar ke orang lain yang seharusnya keindahan itu hanya untuk seseorang." Ucap gue yang membenarkan kata Prilly.

"Iya dan gue harap suatu saat nanti lo tau mana bintang kecil lo Li." Ucap Prilly sembari natap mata gue dengan serius.

"Maksud lo apa ?" Tanya gue yang belum mengerti apa maksud perkataannya.

"Bukan apa-apa Li. Gue harap jika suatu saat lo punya cewek jangan pernah lupain gue Li. Lo tau gue udah terlalu biasa dengan kehadiran lo."
******

Prilly Pov

"Maksud lo apa ?" Tanya Ali.

"Bukan apa-apa Li. Gue harap jika suatu saat nanti lo punya cewek jangan pernah lupain gue Li. Lo tau kan gue udah terlalu biasa dengan kehadiran lo. Ucap gue sambil mengubah posisi duduk gue berhadap-hadapan dengan Ali. Dan Ali pun sama lalu menggenggam tangan gue .

"Iya sayang, gue pasti gak akan pernah lupain lo sedetik pun. Karena bersama lo jauh lebih penting dari apapun kecuali keluarga gue." Janji Ali yang bakal selalu gue inget. Ali pun menarikku ke dalam pelukannya. Nyaman.

"Makasih Li. Gue sayang sama lo."

"Gue jauh lebih sayang sama lo Prill." Jawab Ali yang semakin mengeratkan pelukannya.

Gue tersenyum. Biarlah tetap seperti ini ya Tuhan, gue gak tau apakah Ali memiliki perasaan yang sama kaya gue yaitu Perasaan cinta!

"Yaudah Prill, masuk yuk udah mulai dingin nanti lo masuk angin." Ajak Ali melepaskan pelukannya. Ah Ali gak tau gue lagi nyaman apa!

"Ah Ali entar dulu deh, gue masih pengen disini ya. Ya ya ya." Ucap gue sambil pasang puppy eyes gue! Hihi

"Hemmm yaudah mana bisa gue nolak kalo lo udah pasang muka begitu. Gemesss gue ama lo." Ali pun mencubit pipi gue.

"Ih Ali sakiiiittt!" Rengek gue sambil ngelus-ngelus pipi gue.

"Sorry Prill, kekencengan ya gue nyubitnya. Sini-sini gue usap-usap." Ali langsung mengelus-elus pipi gue dengan lembut yang membuat wajah kita dekat banget. Deg. Deg. Deg. Aduhhh jantung normal kek kalo gini bisa jantungan gue.
Gue natap Ali yang sibuk dengan pipi gue yang gak lama Ali pun natap gue. Dan gak tau siapa yang memulai bibir kami sudah saling menempel.
Gue pun menikmati ciuman ketiga yang gue lakuin sama Ali, kenapa selalu seperti di mantra begini si. Ali pun melepaskan ciuman kita karena kita sudah sama-sama kehabisan oksigen, gue pun langsung menunduk nyembunyiin pipi rebus gue.

"Prill.." lirih Ali sambil mengangkat lembut dagu gue.

"A-aapa Li." Ih kenapa gue jadi gugup gini.

Ali pun tersenyum. "Jangan gugup sayang, sini gue peluk." Ali pun menarik gue kepelukannya.

Gue pun tersenyum dan menikmati kenyamanan yang selalu ada saat ada di pelukannya.

*********

Haihai semuaaaa!
Yeaaayy, akhirnya setelah sekian lama aku bisa update kembali ceritaku ini. Hihi

Happy reading ya dan jangan lupa vomentnya!

KissandHug from Msy!!

Annoying BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang