TIGA BELAS

49 2 0
                                    

Dilihatnya diri Nessa di kaca, sudah rapi, seragam sudah, rambut sudah disisir rapih tergerai, dan lip balm sudah dipakai. Tetapi untuk kali ini, Nessa merasa ini tidak cocok dengan perasaan hatinya sekarang. Nessa tidak yakin apa yang dia rasakan sekarang, namun ini di kaca bukan dirinya.

Nessa ambil kembali sisirnya dan mengkepang rambutnya menjadi braid crown. Ditarik beberapa rambut halus yang pendek dari kepangan itu, dilonggarkan sedikit semua kepangan sehingga rambutnya tidak terlalu padat dan rapi tetapi tetap sopan. Nessa juga mengambil eyelinernya berwarna silver yang dia beli saat berada di Itali, dipakainya di dalam eyelidnya (upper dan under) dan juga dipakainya lip liner berwarna NUDE nya di seluruh bibirnya. Nessa sangat menyukai memakai lip liner ini dibanding dengan lipstick atau lip tint lainnya.

Barulah Nessa puas akan penampilannya. Jarang sekali Nessa memakai makeup. Dia lebih memilih untuk tampil sederhana. Namun hari ini, Nessa merasa makeupnya diperlukan. Diambilnya tas sekolah dan pergilah Nessa ke sekolah.

.

"Nessa!" teriak Beni dari ujung kelas saat Nessa baru masuk ke dalam kelas.

"Hai!" seru Nessa.

"Gila lo kenapa? Ada apaan ini makeup-makeup an?" tanya Beni, melihat teliti muka Nessa.

"Jelek ya?" tanya Nessa.

"Ha! Liat aja nanti cowok-cowok lainnya langsung lebih suka sama lo lagi! Suer!" balas Beni percaya diri.

"Dasar lo. Enggaklah. Gue tetep Nessa yang sama." jawab Nessa tersenyum, mencoba untuk menikmati dan membawa semuanya dengan pikiran positif.

"Well, lo terlihat cantik kok. Mau pake makeup atau enggak." kata Beni, memegang bahu Nessa.

"Thank you." balas Nessa, Nessa benar-benar merasakan kenyamanan saat dia bersama Beni. Beni adalah temannya, mungkin sahabat sebentar lagi.

Jack.

Namanya tertera tidak langsung di dalam pikiran Nessa. Mau seusaha apapun yang Nessa lakukan untuk melupakan Jack, dia tidak pernah pergi dari benak Nessa. Mau secara Nessa sadari atau tidak.

"Nessa!" seru seorang perempuan tidak terlalu jauh dari tempat Nessa berdiri.

"Siapa namanya?" bisik Nessa pada Beni yang ada di sebelahnya.

"Chrestera" jawab Beni.

"Apa?" tanya Nessa bingung.

Namun Chrestera sudah berada di sebelah Nessa sekarang.

"Chrese..raa! Hai" sambut Nessa.

"Sorry tapi nama gue CHRE-STE-RA. Gue lupa lo pasti gatau nama gue. Salam kenal, Nessa." jawab Chrestera.

"Hai Ben." lanjutnya, tersenyum pada Beni, seolah-olah Beni adalah orang tercakap di sekolah. Namun Nessa tidak terlihat menyadarinya, berlebih, Nessa tidak menyadarinya.

"Hai, Chres." balas Beni pada Chrestera.

"Jadi ada apa?" tanya Nessa pada Chrestera, memutuskan kecanggungan. 

"Beni! Sini, bro!" seru Tom dari jauh, dan Beni pergi menghampirinya.

"Oh gue cuman mau bilang aja gausah deket-deket Beni. Karena Beni nanti pas akhir tahun akan ke prom sama gue. Jadi lo better back off aja." kata Chrestera dengan tatapan sinis.

"Hm..? Okay?" balas Nessa, tidak mengerti.

"Oke, bye!" seru Chrestera, tersenyum kembali dan pergi dimana teman-temannya berada. Dengan beberapa perempuan yang Nessa tidak kenal.

Olive-Drab EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang