ENAM BELAS

51 2 4
                                    

Hari esok dinantikan Nessa sesaat dia sampai rumah, menuju kamar dan melihat langit kamarnya.

Tak tahu apakah dia senang dengan Papanya membolehkan dia benar-benar jalan-jalan bersama temannya (walaupun hanya Beni), atau bingung dengan perasaan nyamannya bersama Beni ataupun kerinduannya pada Mark yang menjauh darinya.

Tergantung oleh segala perasaan, Nessa pun tertidur.

.

"Lo tuh ya, jangan nakutin orang!" canda Christy pada Mark di sebelahnya.

Nessa dapat melihat mereka berdua dari lobby sekolah. Mereka terlihat sangat dekat dan Nessa menginginkan untuk dapat menjadi bagian dari persahabatan mereka. Dengan senang, Nessa menghampiri mereka.

"Hai Christy!" seru Nessa.

".. Hai Mark." lanjut Nessa.

"Hei! Kenapa muka lo noh begitu?" tanya Christy tertawa sambil merangkul Nessa.

"Aneh banget lo, Nes. Gimana? Baik-baik aja kan?" tanya Mark dengan senyum.

"Baik kok. Lo udah sembuh?" tanya Nessa.

"Belom." jawab Christy.

"Udah." jawab Mark menyela.

"Dasar! Jadi yang bener yang mana??" tanya Nessa tertawa.

"Udah kok tenang." balas Mark.

"Bagus! Tugas lo numpuk banget tuh!" ejek Nessa.

"Aduh gausah ingetin deh." jawab Mark.

"Dengerin Nessa tuh Mark kalo mau dapet nilai bagus." seru Christy sambil melirik-lirik pada Nessa.

"Apa lo liat-liat!" ejek Nessa,

"Udah ah mau ambil buku!" lanjut Nessa sambil berjalan menuju lokernya. Meninggalkan mereka dengan senang, perasaan senang bahwa dia tahu Mark sudah menerimanya kembali.

Gimana? Baik-baik aja kan?

Hati Nessa percaya bahwa hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan bagi Nessa.

Diambil buku yang dibutuhkan hari ini dan masuklah Nessa ke dalam kelas. Hari ini kursi Mark tidak akan kosong.

"Nessa pinjem agenda lo dong." kata seorang laki di belakang Nessa.

"Hah apa?" tanya Nessa tidak dengar sambil melihat siapa yang berkata.

"Pinjem agenda dong Nessaaaaaa." ucap Mark lebih kencang.

"Gue bisa denger tolong. Sabar." jawab Nessa tersenyum sambil mengambil agendanya yang ada di dalam tasnya.

"Makasih." balas Mark, membuka dan membaca seluruh tugas atau ulangan yang tertinggal selama dia absen.

"Banyak kan tuh. Tutor sanaa." saran Nessa.

"Guru-guru gak suka sama gue." ucap Mark.

"Kenapa?" tanya Nessa.

"Begitulah. Tapi lo bisa ajarin gue kan?" tanya Mark.

Nessa tidak tahu apakah ini merupakan hal yang benar. Tutor berarti pada jam luar sekolah, yang berarti dia harus bisa keluar rumah, yang berarti dia harus berbohong pada Papanya, yang berarti dia haus menerima ocehan Papanya kalau ketahuan, yang berarti mba nya akan kena salah karena tidak mencegahnya, yang berarti Nessa dihukum di kamar, yang berarti Nessa tidak boleh jalan-jalan keliling komplek, yang berarti Nessa harus mengulang konsekuensi pertemanan dia dan Jack sebelumnya.

Olive-Drab EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang