LIMA BELAS

47 2 0
                                    

Hari berikutnya, Mark belum masuk ke sekolah. Nessa yang belum biasa melihat kursi di sampingnya kosong seketika mendapatkan dirinya menatapi meja dan kursi tersebut.

"Nessa!" teriak Beni dari depan kelas.

"Hah?" tanya Nessa bingung, mencari-cari siapa yang memangilnya.

"Are you okay?" tanya Beni halus, menyampiri Nessa yang duduk di kursinya.

"Gapapa kok, makasih." jawab Nessa dengan senyuman.

"Gue tau ini hm aneh gak jelas. Cuman lo mau gak memenin gue nonton Pride and Prejudice?" tanya Beni dengan suara pelan.

"Lo suka Pride and Prejudice? Lo nonton?" tanya Nessa kaget.

"Sh! Jangan keras-keras!" seru Beni.

"Lo suka filmnya?" bisik Nessa pelan.

"Gue belom pernah nonton, tapi gue sempet liat cover trus baca sinopsisnya gitu........." jawab Beni sangat pelan.

"Oh gitu ya. Gue gak nyangka loh lo nonton chic flic HA" ejek Nessa.

"NESSA! Kecilin dikit suaranya!" seru Beni panik.

"Iya-iya. Emangnya kenapa gak nonton sendiri aja?" tanya Nessa.

"Gini ya, Nessa." jawab Beni, sambil mengambil kursi Mark yang kosong, menaruhnya cukup dekat dengan Nessa dan mendudukinya. "Lo harus tau koko gue semuanya ya, PUNYA MATA DI MANA MANA. Gue waktu itu pernah penasaran parah nonton Barbie pas gue umur 10. Terus tau nasib gue gimana? Gue diejek seumur hidup gue."

"Terus apa hubungannya sama gue nemenin lo?" tanya Nessa penasaran.

"Kalo lo nemenin gue,
1. gue bisa bilang kalo lo maksa gue buat nemenin lo nonton.
2. gue gak bakal diejek.
3. itu kan inggrisnya tinggi jadi lo bisa bantuin gue ngertiin.
Setuju? Thanks Nessa!" seru Beni, menepuk bahu Nessa dan pergi menuju teman-temannya.

Nessa yang tertinggal dengan kalimat panjang Beni menemukan dirinya tertawa setelah Beni pergi.

"Ketawa sendiri? Plis lo kira Beni suka lo?" ucap Chrestera yang sudah ada di depan Nessa.

"Apa sih masalah lo sama gue?" tanya Nessa penasaran.

"Gue gak suka aja anak baru kayak lo langsung sok-sok kayak sekolah ini punya lo." jawab Chrestera kesal.

"Lah gue gak ngapa-ngapain. Lagian udah jelas kok kalo lo yang terkenal di sini." seru Nessa, pergi menuju loker, tak ingin memulai masalah dengan orang seperti Chrestera.

Sepanjang bertahun-tahun berpindah sekolah Nessa menjadi tahu lebih dalam mengenai tipe-tipe remaja di sekolah. Namun sampai sekarang belum diketahuinya tipe dirinya.

Pelajaran berjalan seperti biasa dan tak ada tanda bahwa Mark akan masuk ke sekolah pada siang hari. Nessa mengisi waktu luangnya di sekolah bersama Christy yang terus menerus membicarakan kedekatan Nessa dan Beni. Seluruh pertanyaan itu namun hanya masuk ke dalam telinga kiri Nessa dan keluar pada telinga kanan. Apa yang Nessa dapat pikirkan hanya betapa rindunya dia pada pertemanan dia dan Mark.

-

"Nessa cepat mandi terus siap-siap!" seru Mba saat Nessa baru melangkah ke dalam rumah.

Olive-Drab EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang