Keesokkan harinya...
"Sehun-i Kai-a kalian sudah menyapu, mencuci piring,me--. "teriak Suho di lantai 2."
"Sudah hyungggg... Sekarang kami sedang mengepel lantainya."ujar Sehun dan Kai yang tak kalah berteriak di lantai bawah.
"Ne cepat selesaikan, setelah aku dan D.O pulang, rumah sudah mengkilat."ujar Suho menuruni tangga sambil memasangkan jam tangan silver ke pergelangan kirinya.
"Astaga kau tega hyung. 'Kita hanya ingin membantu. Tapi tidak dengan mengerjakan semua pekerjaan ini'."ujar Kai mengelak dengan penuh tekanan di setiap ucapannya.
"Jika tau seperti ini. aku tak akan membuat perjanjian itu."tembal Sehun dengan nada kesal.
"Sehun benar." sambung Kai.Tak lama D.O membuka suaranya
"Sudah sudah, lanjutkan kembali 'mengepel lantainya, magnae-magnae ku'.""Hyunggg." teriak Sehun dan Kai."
"Jika sudah selesai di ruangan ini, tolong potong rumput halaman , aku tak sempat memotongnya kemarin. Jadi aku mohon bantuannya, aku dan D.O akan keluar sebentar."
"Hyung, kemarin juga aku lupa tak menyiram tanamannya."ujar D.O sambil menepuk jidatnya, menandakan bahwa ia benar-benar melupakannya. "
"Jangan khawatir D.O-ssi. Mereka berdua akan meringankan pekerjaan kita. Benarkan Sehun-i Kai-a?."ujar Suho sambil menepuk pundak D.O meyakinkan. Sesekali bertanya pada Sehun dan Kai.
"Hyung kita hampir terlambat."D.O melirik jam tangannya.
"eoh? Kau benar D.O-ssi. Kajja."
"Kami pergi."ujar Suho dan D.O serempak.
D.O menutup gagang pintu, seraya berkata..."Ku harap kalian melakukan pekerjaannya dengan baik."
Tiba-tiba semilir angin menerpa wajah mereka yang masih mematung sambil menganga tak percaya apa yang telah dikatakan Suho dan D.O . Dengan mudahnya berkata seperti itu, seolah-olah mereka benar-benar babu sungguhan, yang akan ditinggalkan oleh majikannya.
Sehun yang asalnya menganga pun tersadar lebih dulu, lalu mengelak apa yang di katakan hyungnya dengan setengah nada berteriak.
"Hyung kami bukan pembantu yang disuruh ini itu... hyungg... . Aku tak mau... kau jahat hyung, aku membencimu."ujar Sehun sambil melempar alat pel yang sedari tadi di pegangnya.
Padahal saat ini, Suho dan D.O sudah berlalu di hadapan mereka berdua.."Sudahlah tidak ada gunanya berteriak seperti itu, lagian mereka sudah pergi. Kau mengoceh tak akan membereskan pekerjaan. Ayo kerjakan lagi."ujar Kai mengambil alat pel yang telah Sehun lempar ke lantai dan memberikannya mendorong alat pel nya kembali.
"Apa kau tak melihat, aku benar-benar lelah Kai-a, aku tak bisa meneruskan pekerjaan ini."keluh Sehun.
"Ya memangnya kau saja. 'Aku juga lelah. Makannya ayo selesaikan aku ingin cepat-cepat istirahat'." ujar Kai dengan menekan suara di setiap ucapannya.
Luhan pun mendengar suara bising di ruang tamu.
Ya dialah kedua magnae itu..
Sesekali suara melengking yang mereka berdua ciptakan dalam perdebatan, membuat Luhan hampir tersedak ketika sedang minum.
"Kalian berisik sekali. Teriakkan kalian membuatku hampir tersedak saat minum. Ada apa memangnya, eoh?.""Aku dan Sehun marah pada Suho hyung dan D.O hyung karena dengan seenaknya menyuruh-nyuruh kami melakukan semua pekerjaan ini." ujar Kai dengan nada melemah. Begitu juga dengan Sehun "Ne hyung, yang di katakan Kai benar. Seolah-olah kami adalah babu mereka, dan.. mereka lah majikannya."
"Hanya saja aku menuruti apa yang mereka suruh, sedangkan... Sehun tidak mau melakukan pekerjaan ini."ujar Kai dengan nada polos, sambil mengepel lantainya kembali.
"Bohong hyung, Kai juga asalnya tidak mau."Sehun melirik Kai dengan tatapan tajam.
"Aku tak ingin mendebatmu saat ini."ujar Kai kembali.
"Kau yang memulainya."ujar Sehun dengan nada kesal.
"Dari pada kalian berdebat terus. Kali ini aku akan berbaik hati pada kalian. Kemarikan alat pel nya."Luhan mengambil alat pel nya.
Luhan mengambil alat pel nya lalu mendorongnya, tiba-tiba terhenti.
"Jangan..."teriak mereka berdua bersamaan."Waeyo?"Luhan mengernyitkan alis kanannya.
"Hyung lain akan melihatnya, dan akan melaporkannya pada Suho hyung dan--."ujar Sehun khawatir tapi ucapannya terpotong seketika.
"Ani ani mereka tak akan melihatnya. Ayo kita kerjakan bersama. Aku mengepel, Sehun memotong rumput, Kai menyiram tanaman. Adil kan?
Sehun dan Kai saling melirik dengan dengan seolah-olah mata mereka berbicara 'Bagaimana ini? '. Tak lama mereka berdua pun menganggukkan kepala, menandakkan bahwa mereka menyetujui perkataan hyungnya.
"Gomawo hyung."ujar Kai dan Sehun sambil mengembangkan senyum nya.
"Ne. Cepat kerjakan, nanti mereka melihatnya."
°.*\( ˆoˆ )/*.°
Sehun yang sedang memotong rumput..
Kai yang sedang menyiram tanaman..
"Luhan hyung sangat baik."ujar Kai sambil menyiram tanaman.
"Ne kau benar Kai. Aku sangat menyayanginya, benar-benar kakak yang baik, tidak seperti hyung lainnya. Seandainya aku mempunyai adik perempuan, ingin sekali aku meminta orang tuaku untuk menjodohkannya."
Sehun dan Kai lalu tertawa.."Orang-orang mengatakan bahwa kau sangat mirip dengannya. Tapi menurutku tidak terlalu."ujar Kai sambil menyiram tanaman sebelah kanan dekat pagar.
"Ne kami sama-sama tampan."lirik Sehun pada Kai dengan bangganya.
"Tcih PD nya dirimu. "balas Kai. "Bahkan kau lebih mirip kartun Larva. Hhaaa. "lanjutnya sambil tertawa puas.
"Kau, benar-benar. Kemarikan selangnya."ujar Sehun hendak mengambil selang, yang Kai pegang saat ini.
"Ani-ani. Aku hanya bercanda Sehun-a. Kau terlalu serius."Kai merebut kembali selangnya. Dan......
.
.
.
.
.
.
TBC
Annyeong Chinguya, baru update lagi. Setelah sekian lama, hha 😂.
Biasa sibuk sekolah, jadi belum sempet waktu itu, kebetulan hari ini lagi free tugas. Jadi, author nyempetin buat lanjutin cerita kkkk...Mianhe ceritanya segini dulu..
Don't forget. Buat tinggalin jejak di kolom komentar kkk, eum klau bisa klik tombol bintang, cuma berapa detik kok ga berapa jam atau pun berapa tahun kkkk.. 😀Author sayang kalian 😊 peluk peluk eh*
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung VS Magnae..
Fanfiction"Walaupun mereka begitu terkenal.. Terlihat harmonis diluar.. Hha, tapi orang-orang tak tahu benar kehidupan aslinya seperti apa.. Antara Hyung dan Magnae ini.." _______________^_^ "Tapi di balik itu semua, mereka saling menyayangi seperti keluarga...