part 16

10 1 0
                                    

HAPPY READING GUYSS

Malam itu di taman, Park Jun Se ingin menyatakan cintanya pada Go Eun Sung.
"Seperti hari ini, kedepan nanti kita menjalani hari dengan masak bersama menciptakan masakan enak.Kita bisa menjalani hidup yang menyenangkan dan simpel seperti ini ", kata Jun Se memulai.
Eun Sung masih tak mengerti arah pembicaraan Oppa.
"Mulai saat ini aku tidak mau jadi kakakmu lagi. Aku ingin dianggap sebagai laki-laki (pacar maksudnya ya)", Jun Se menyatakan isi hatinya. "Tidak ada orang yang ingin dipanggil kakak oleh wanita yang disukainya bukan?"
Eun Sung terpana.
"Lakukanlah hal-hal yang kamu suka untuk dirimu.Nikmati hidupmu.Tidak usah pikirkan perusahaan hanya karena ingin mengalahkan ambisi orang lain. Tidak usah melakukan sesuatu yang kamu benci", katanya menambahkan.
"Tapi aku punya beberapa alasan, bukan karena benci saja dan ini juga sebagai rasa terimakasih saya pada Nenek", sanggah Eun Sung."Saya baru memutuskan dan baru memulainya"
"Aku banyak berhutang budi pada kakak. Maafkan aku karena buta terhadap perasaan kakak. Tapi aku tidak bisa senang-senang menikmati hidup (pacaran). Bagaimanapun saya harus masih memikirkan Eun Woo. untuk sampai saat ini aku tidak bisa menerimanya.Maaf..."
Air muka Jun Se mulai berubah menahan kecewa.
"Tapi sampai kamu menemukan Eun Woo, biarkan saya tetap di sisimu ya", pinta Jun Se (siapa tau ada kesempatan lagi ya). Eun Sung tersenyum.

Jung pulang dan menangis. Dia berkata melihat Eun Sung masuk ke apartemen Jun Se bersama Jun Se. Ibunya Oh Yong ran juga syok. Dia berbicara dengan nenek. Kali ini dia tidak bisa bersabar lagi terhadap Eun sung.
"Mengapa ibu tidak menyuruhnya pergi dari sini. Jung ini anak perempuanku", Oh Young Ran bersedih untuk Jung.

Nenek berbicara dengan pelayan Pyo di teras.
"Mengapa Jun Se harus menyukai Eun Sung. Saya mengenal Jun Se dari dia kecil", Nenek seperti menyesal.

Eun Sung dan Jun Se tidak tau menau bahwa keberadaan mereka di apartemen Jun Se diketahui dan disalahtafsirkan oleh banyak orang.

Eun Sung pulang ke rumah larut malam. Dia menyapa nenek yang sedang ada di teras dengan riang.
"Aku tadi pergi menemui teman", kata Eun Sung.
Nenek bersikap dingin pada Eun Sung. Eun Sung tak mengerti.
Sampai di lantai 2 dia bertemu Nyonya Oh. Dia mengomel dengan putus asa pada Eun Sung.
"Sebenernya apa hutang kita di kehidupan lalu padamu? Kamu telah merebut warisan dari kami dan sekarang kamu juga merebut Jun Se"
Eun Sung terperangah, dia belum tau apa yang terjadi sebenarnya.
Jung juga keluar dari kamarnya dan memaki-maki Eun Sung.
Hwan merasa terganggu dengan suara berisik itu. Dia ingin ibunya dan Jung berhenti ribut dengan Eun Sung.

"Apa kalian tidak punya harga diri!", kata hwan sambil menggiring adik dan ibunya masuk ke kamar Jung.
"Bukankah Jun Se tidak menyukaimu. Apa istimewanya Jun Se", Hwan memang sebal pada Jun Se.
"Kalo seorang laki-laki tidak menyukaimu abaikan saja, apa laki-laki di dunia ini cuma Jun Se?", Hwan menasehati adiknya. (nasehat yang baik untuk para cewe ni:h!, walau tetep aja sedih :( )

Jun Se tiba di apartemennya. Dia kaget ayahnya telah berada di tempatnya dan langsung marah-marah.
"Apa keluarga Jung tau hal ini?", Jun Se tiba-tiba ingat Eun Sung.
"Menurutmu aku tau kabar ini dari mana? kau telah mengacaukan rumah itu!"

Jun Se menelepon Eun Sung. Dia khawatir Eun Sung mendapat masalah. Dia minta maaf pada Eun Sung.
Dari lobby kamarnya Hwan memperhatikan Eun Sung. (udah mulai suka ya...)

Keesokan harinya saat sarapan pagi, Hwan menengok tempat duduk Eun Sung di sebelahnya kosong (mulai tuh kehilangan). Eun Sung datang tapi dia langsung pamit pergi tanpa sarapan. Eun Sung merasa tidak enak.

Manager meminta stahun sekali karyawan menuliskan pujian, saran ataupun kritik ke sesama karyawan lain, tanpa harus mencantumkan nama kita. Masing2 orang dibagi kartu sejumlah karyawan (10 lembar). Hwan bingung kata-kata apa yang harus ia tuliskan untuk Eun Sung.

Brilliant Legancy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang