First Time

5.5K 420 4
                                    

"Baiklah Park Ji Min-ssi bisakah anda jelaskan mengenai lirik lagu yang anda buat?" seorang wanita dengan lipstick se merah darah tersenyum dihadapan Jimin dengan jari lentik yang ujungnya dicat berbagai warna. bola matanya menatap wajah Jimin dan jangan lupakan dua kancing teratas bajunya yang dibiarkan terbuka. hey! Jimin bisa melihat itu dengan jelas! jadi jangan salahkan mata Jimin yang sedang mencari kesempatan.

"Baiklah, jadi lagu Just One Day yang kubuat adalah cerita mengenai ssang-namja dimana---"
CKLEK
"sial! apa yang terjadi huh?" gertaknya.
tanpa disengaja tiba-tiba lampu seluruh ruangan apartemen Jimin padam. termasuk lampu kamera untuk sesi wawancaranya. "jangan panik, Jimin-ssi. kru kami akan mengatasi masalahnya" ucap sang wanita masih dengan modusnya mendekati sang artis. sedangkan kru-nya yang lain berusaha mencari tahu apa yang membuat lampu padam.
Jimin tak ambil pusing mengenai hal itu, ia hanya tersenyum miring menanggapi sang wanita.
sedangkan diapartemen sebelah...
.
.
.
15menit sebelum insiden..

"AAAKKHH MATAKU!!!"  seonggok manusia berwajah pucat bak porselen dengan surai hijau toska. "sial--itu mint!" ohh baiklah Ia meralatnya. mengganti warna rambut sebulan sekali bukanlah hal buruk bukan?

dengan tubuh mungil dan mata yang nyaris tak terlihat. "MENGAPA SHOWERNYA MATI??!!!" Ia berteriak untuk sekian kalinya. hey tak sadarkah jika apartemenmu kedap suara tuan Min Yoongi-ssi? siapa yang akan mendengarmu-_-

"handuk... aku harus cari handuk.. akhh.. aww" dengan wajah dan kepala penuh busa serta mata yang entah sengaja atau tidak disipitkan lagi. menabrak benda apa saja yang berada di kamar mandi luasnya. Bugh.
Benar saja Ia menabrak lemari. "sial! mengapa kau mengahalangi jalanku?!" ia menggertak pada lemari tak berdosa itu. jika boleh ku ingatkan bukankah kau sendiri yang menaruhnya disitu?

setelah ia berhasil menggapai handuk kesayangannya, ia segera mengelap wajahnya membabi buta. dan mencari sumber air bersih yang ia punya, setelah sekian lama mencari akhirnya air mineral dingin menjadi pilihannya. jenius sekali Tn.Yoongi.
"huh.. baiklah aku harus mengkritik resepsionis dan pelayanan sialan--ohh jangan sekarang bit--" perkataannya terpotong ketika ia melihat lampu kamar mandi berkedip seperti lampu disco. seingatnya ia tidak pernah memesan lampu disco dikamar mandinya. dan lalu... pfftth.. lampu apartementnya padam. "hhh...sudah kuduga" lanjutnya.

Kakinya melangkah keluar dari dalam kamar mandinya dengan tambahan Yoongi yang terantuk benda-benda sialannya ataupun tersandung oleh kakinya sendiri. jangan runtuki kecerobohannya karena sampai kapanpun ia menganggap dirinya jenius, kecuali jika lampunya padam. Yoongi benci kegelapan.

dengan bersusah payah dan mengorbankan tubuh berharganya terantuk meja, kursi dan apapun yang ditabraknya. ia mencari ponselnya disegala sudut kamarnya, beralih ke ruang tengah, meja makan, kembali ke ruang tengah lagi, lalu dapur, dan kembali lagi ke kamarnya.

dan betapa idiotnya jika ternyata ponsel itu sedari tadi diam tergeletak diatas kasur kebanggannya. dasar pelupa, atau kata lainnya kau bisa menyebutnya pikun. tapi itu terlalu kasar. Yoongi menggeram emosi dan mengusak surai mintnya dengan kasar. berusaha mengumpat lagi namun diurungkannya. ia segera menelpon resepsionis.

Ia berusaha bersabar saat sang resepsionis yang sialnya cerewet seperti nenek sihir bergigi maju. lebih baik ditelepon dari pada harus bertatapan langsung padanya. harusnya ia yang ingin komplain masalah tetek bengek apartementnya. namun resepsionis paruh baya itu malah mengatainya harus senantiasa mengecek ini itu dan menjaga bla....bla....bla.....bla.... oh shit!

dengan sebal ia mematikan ponselnya, dan segera mencari dimana saklar lampu apartement tercintanya. dengan penerangan flash light smart phonenya dan sehelai handuk yang masih setia melingkar pada pinggang rampingnya dan jangan lupakan jika Ia sempat memakai kacamata hitamnya, ia memberanikan diri memencet kode pintu utama.

dan menerobos keluar apartement luas itu, tanpa berpikir panjang Yoongi segera mencari sumber saklar nista itu dan binggo! ia menemukannya beberapa langkah disisi kiri pintu apartemennya.
ia segera mengotak-atik saklar itu dengan seenak jidatnya. persetan dengan CCTV yang diyakininya bisa dengan leluasa mengekspos dirinya yang sedang berada dalam mode super sexy/?
lebih baik ia cepat menemukan saklarnya lalu kembali kedalam untuk memakai piyama bermotif tulisan 'I dont have a shit but I have a F*ck cause I'm Swag people' tercintanya dan tidur dikasur empuknya. sungguh ironis apabila kalian tahu yang mendesain piyama malang itu adalah sang pemilik sendiri.

Yoongi berjongkok dan membuka penutup saklarnya. lalu mencoba menyalakan tombol yang menurutnya ingin ia tekan.
Cklek
"ouhh man! bukan yang ini"
Cklek Tiiiiiitt
"yeah Suga! you're so genius man~" yoongi tersenyum lebar menunjukkan deretan putihnya yang manis. membenarkan kacamata hitam ke banggaannya yang sedikit merosot akibat air es sisa bilasan tadi.
saat Yoongi berdiri, tiba-tiba pintu apartemen sebelah terbuka. Klik . yoongi tengah bersiap memberikan senyuman terbaiknya untuk menyapa sang tetangga meski penampilannya asdgsjsjskjl.

saat pintu terbuka Yoongi sempat mendengar suara gaduh beberapa orang dari dalamnya serta ruangan yang gelap gulita dan menampilkan seonggok namja dengan rambut bercat merah dan tubuh proposal. Yoongi akui jika mata namja itu lebih besar sedikit dari miliknya. jangan lupakan bibir merah plum itu yang oughh~ hey! apa yang kau pikirkan tuan -jenius- Min??!!

Yoongi sempat tercekat dan membuyarkan lamunan omong kosong itu sesaat setelah mengetahui siapa tetangga terkasihnya itu.
"K-KAU?" ucap namja bersurai merah itu menunjuk tepat diwajah Tuan -jenius- Min Yoongi-ssi. "hahh~ dunia ini sempit ya. mengapa aku harus selalu bertemu orang aneh sepertimu?" jawab Yoongi polos tanpa penyaring.
kemudian Yoongi menurunkan sedikit kacamata hitamnya dan melirik ke atas(lebih tepatnya ke arah jimin) "Yo~" lanjutnya dengan Watados.

Jimin sempat bersungut sebal nyaris mengeluarkan cula/? di kepalanya andai saja jika namja pucat itu tidak dalam posisi mode sexy-nya itu. itu membuyarkan penglihatan Jimin. dan Jimin mulai meragukan ke normalannya.
Ingin melontarkan umpatan pada lelaki pucat itu namun Jimin tak sampai hati/? "KAU! hahh.. apakah kau yang mematikan saklar apartementku huh?" ucapn Jimin brusaha menahan emosi. "entahlah, aku hanya sedang menyalakan saklar milikku." jawab Yoongi dengan perkataan bijaknya. "dasar bodoh!" umpat Jimin yang lalu berjalan melewati Yoongi dan berjongkok untuk menekan saklar lampunya.

Yoongi tertawa renyah dengan miring "hah! kau pikir siapa yang lebih bodoh atas insiden dua hari yang lalu di mall saat kau mabuk dan masuk kedalam mobilku lalu berkata jika kau akan menceraikanku?! kau gila? dasar orang aneh!" makinya. sungguh baru kali ini seorang Min Yoongi berbicara panjang lebar. Jimin melongo ditempatnya dan segera berdiri tepar dihadapan wajah Yoongi, sedikit menunduk dan menarik kacamata hitam itu.
"diam atau kau dalam masalah Min Yoongi-ssi" desisnya. Yoongi hanya terpaku ditempatnya merasakan napas hangat milik Jimin menerpa cupingnya.
"dan yang lebih pantas dipanggil sebagai orang aneh saat ini adalah kau" lanjutnya lalu menjauhkan dirinya dari Yoongi dan melirik penampialn Yoongi dari atas sampai bawah.

hey apa-apan itu? pelecehan terhadap makhluk manis huh tn.Jimin? Yoongi menunduk wajahnya memerah, Jimin bersimpulan bahwa Yoongi sedang bersemu akibat ulahnya.
namun tiba-tiba Yoongi mendelik tajam ke arah Jimin dan menyaut Kacamatanya "SIALAN! MEMANGNYA SIAPA KAU BERANI MENYENTUH BARANG MAHALKU DENGAN TANGAN NISTAMU ITU HAH??!" Yoongi dengan cepat meninggalkan artis papan atas itu dan membuka pintunya . Cklek. BLAM.

Jimin hanya terbelalak melihatnya. luar biasa sekali makhluk mini itu rupanya. Jimin menyunggingkan bibirnya. "Menarik" ujarnya.
dan setelah itu ia kembali kedalam apartementnya untuk menyelesaikan wawancaranya.

.
.
.
.

Next? just VOTE and comment juseyo🙏 thanks🙆

I Need You 『MinYoon』ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang