Hyung?

2.5K 343 3
                                    

Yoongi's apartement, 22.56 P.M

"Hyung, kau ingin sampai kapan disini huh?" Tanya Jimin pada Hoseok yang sedang bersantai dibalkon sambil menyeduh coklat panasnya.

"Kau sendiri, mau sampai kapan? Lagi pula aku yg lebih memiliki alasan jelas untuk menginap disini"

"Sudah kubilang aku tidak akan betah dirumah jika Pablo tidak ada--aish! Dan kau sebaiknya cepatlah pulang hyung, ibu dan ayahmu pasti khawatir"

Hoseok kembali menyeruput coklat panasnya, kali ini dengan ekspresi yang tak bisa dibaca.

"Mereka bahkan tak punya waktu untuk makan bersama. Sebulan sekali, mungkin. Pekerjaan adalah segalanya bagi mereka, aku juga tidak ingat kapan terakhir kali aku bermain ditaman bersama mereka saat kecil"

"Aku yakin mereka selalu memikirkanmu meski kau tidak tahu. Buktinya saat kau kabur tanpa membawa uang ataupun transportasi selama tiga hari kemarin ayahmu menelponmu dan mengembalikannya padamu. Dan kau bilang saat pulang kau ditanya menginap dimana oleh ibumu bukan?"

Hoseok menghela nafas.

"Aku bosan dirumah, sangat sepi. Makadari itu aku lebih baik tidur distudio milik Rapmon daripada tidur dirumah."

Jimin mulai kehabisan kata-kata. Ia berusaha membuat Hoseok pergi dari sini karena... Hey siapa yang ingin orang yg kau cintai tinggal satu atap bersama lelaki lain tanpa pengawasan, huh?!

"Baiklah. Jika pablo sudah kembali, tinggalah bersamaku." Ucap Jimin tanpa melihat kearah Hoseok.

Hoseok melirik Jimin. "Hey kau tahu, aku tidak akan merebut milikmu dan sebaiknya kau cepat mengatakannya"

Uhukk uhukk. Jimin tersedak ludahnya sendiri. "Ahh tebakanku selalu benar" Hoseok masuk kedalam meninggalkan Jimin diluar.

"sialan, apa aku sangat terlihat?" Jimin mengatur nafasnya akibat tersedak tadi, benar juga kata Hoseok. Ia harus mengatakannya pada Yoongi, sebelum terlambat.

Drrrrtt drrrtt~

Smartphonenya bergetar, ada sebuah telepon masuk. Cepat-cepat Jimin mengambil dari saku celananya.

Jungkookie's calling

Jimin mengangkat telepon itu.

"Ya Jungkook?"

"Hyung aku ingin ketempatmu besok, bersama pablo~"

"Kau sudah bosan bermain dengannya huh?"

"Tidak, bahkan aku ingin memilikinya jika hyung membolehkannya. Namun aku yakin pasti hyung tidak boleh. Hehe"

"Dia temanku Jungkookie, kau ingin merebutnya?"

"Tentu tidak! Hyung nanti siang sampai sore temani aku membeli bahan-bahan makanan untuk sebulan ya!!!"

"Tumben sekali, kau membeli hal seperti itu"

"Aku akan tinggal satu apartement dengan Tae-hyugie mulai besok~ ahh tapi sekarang Ia masih sangat sibuk lembur agar bisa mendapat libur sebulan penuh"

"Dia melakukannya, karena kau sangat berharga kookie. Ia mungkin akan lebih mengawasimu agar kita tidak bisa terlalu sering bertemu"

Jimin terdiam sejenak. lalu tersenyum, terkekeh pelan memperlihatkan deretan gigi rapihnya.

Tanpa Ia sadari, seseorang sedari tadi memperhatikan dibalik punggungnya.

Yoongi.

Ia mendengar percakapan Jimin dan Jungkook, hatinya tercekat. Ia tak suka saat Jimin tersenyum seperti itu karena Jungkook.

Sekilas bayangan tentang perkataan Jimin bahwa faktanya Jimin adalah mantan kekasih Jungkook teringat diotak jeniusnya.

Ia membalikkan badan dan berlalu pergi sebelum Ia mendengar kata-kata lain dan hatinya mulai memanas.

.
.
.

Pagi itu Yoongi bangun lebih awal, Ia memang berencana membuat sarapan hari ini.

Dengan langkah gontai Ia menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Setelah itu Ia berkutat didapurnya dengan sesekali menyentuh ipadnya. Membaca tata cara memasak makanan dengan manusiawi.

Sepenuh hati Ia melakukannya dengan teliti, sama seperti bacaan di ipadnya.

Membuat sup iga.

Setelah itu Ia menyiapkannya, menata beberapa piring dan lalapan dimeja makan.

Ia dapat membayangkan senyuman Jimin saat memakan masakannya yang menurutnya spetakuler ini.

Yoongi tersenyum.

"Selamat pagi hyung! Hm.. apakah ini catering semalam yang kau panaskan?"

Selanjutnya Yoongi mendengar suara kekehan Jimin.

Sialan.

"Tidak. Aku membuatnya, jadi makanlah!"

Yoongi mendengus sebal, Ia melirik Jimin yang sedang membentuk huruf O pada bibirnya dan mengangguk antusias menatap sajian dimeja.

Jimin berpikir jika Ia menyesal telah meremehkan makhluk marshmallow itu dalam hal memasak.

Ia begitu saja membayangkan jika nanti berumah tangga dengan Yoongi. Ugh.

"Jangan tersenyum seperti orang mesum! Duduk dan habiskan makanmu."

Itu suara Yoongi, dan Jimin masih setia tersenyum kearah Yoongi.

"Ahh baiklah~ aku akan menghabiskan semua ini karena kau yang membuatnya spesial untukku"

Yoongi yang sedang merapihkan meja dapur tersenyum dibalik punggungnya sehingga Jimin tidak bisa melihatnya.

"Woahh!! Hyung aku tidak ingat kapan terakhir kali kau memasak seperti ini. Apa kau sedang bahagia? Kkkk~"

Hoseok yang terakhir bergabung masih tetap sama, berbicara seenak jidatnya. Yoongi hanya mendelik sebal kearahnya. Meski itu tidak terlihat seperti sedang mendelik.

"Apa kau akan pergi? Pakaianmu rapih sekali"
Hoseok yang sedari tadi memperhatikan penampilan mencolok Jimin akhirnya angkat bicara.

"Rapih? Aku hanya mengenakan leather pants dan kemeja putih hyung. Ahh.. iya aku akan menemani Jungkook berbelanja nanti, dan membantunya--"

Brak

"Habiskan dulu makanmu baru berbicara, Jim"

Yoongi melanjutkan makannya setelah garpunya menancap keras dipotongan iga dalam supnya sampai mengenai piringnya.

Ia menggengam erat garpu itu sampai jarinya memutih.

Mengapa selalu Jungkook, Jungkook dan Jungkook yang Jimin pikirkan?!

Pikirannya kalut, namun wajahnya tanpa ekspresi. dan tetap bereaksi seperti biasa setelah Hoseok dan Jimin sempat terkejut karena gebrakannya.

"Astaga hyung! Aku kaget" Hoseok ingin sekali mengumpat namun diurungkannya karena melihat ekspresi Yoongi. Itu pertanda buruk.

"Huh, bagaimana jika jantungku copot dan ketampananku--" selanjutnya Jimin dapat melihat lirikan Yoongi kearahnya.

"Uhm oke, aku akan makan dengan tenang"

Dan selanjutnya mereka sibuk menghabiskan makan masing-masing. Yoongi yang pertama selesai meninggalkan dua orang itu dalam kebingungan

Hoseok dan Jimin saling menatap dan berbisik.

"Hyung! Apa yang terjadi padanya? Apakah Yoongi juga mengalami masa PMS?"

"Bodoh! Jangan pura-pura tidak tahu jika kau tahu"

.

.

.

.
.

.

Next?

I Need You 『MinYoon』ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang