Chapter 04 - Kecelekaan

132 6 2
                                    

Angin yang menghempus kencang dan suara ombak yang tidak terlalu tinggi membuat hati begitu tenang, dan juga di pandu dengan pandangan sore hari yang membuat indah.

Lea merentangkan tangannya menikmati hembusan angin yang kencang, ia tidak peduli jika ia akan sakit karena angin begitu kencang mengenainya. Ia hanya ingin menikmati dan menjadikan ini moment yang paling indah di dalam sejarah hidupnya.

Menikmati liburan bersama sahabatnya dengan seperti ini adalah moment paling langka. Karena setiap di ajak jalan jalan ke tempat selain Mall, Dufan, Salon, atau restaurant mereka tidak akan mau. Sibuk. Itu alasannya.

Ke-sembilan sahabat ini seperti biasa melakukan aktivitas masing-masing. Lea yang menikmati pemandangan, Risma yang masih sibuk memberi intruksi ke pada pengemudi, Intan dan Indah yang sibuk dengan barang mereka, Salsa dan Rara yang sibuk dengan masakannya, Dan Alisa, Mutiara, dan Dahlia yang sedang tiduran di pinggir kapal.

Lea menyadari sesuatu. Apakah di dalam persahabatan yang berjalan sampai nenek-nenek atau kakek-kakek itu seperti ini? Menghiraukan kawannya yang lain dan sibuk pada aktivitas masing masing. Sepertinya tidak. Tapi sepertinya cukup bersama saja sudah cukup bagi Lea.

"MAKANAN SIAP!" teriakan yang berasal dari Salsa membuat semuanya berhenti melakukan aktivitas mereka dan berlari kecil menuju ke arah dapur kecil di kapal ini.

Kapal Risma memang mewah. Didalamnya memiliki kamar kecil 2 yang di lengkapi 2 kasur big size dan kamar mandi kecil 1, tak lupa juga dapur kecil yang dilengkapi kompor kecil. Maka dari itu kami harus hati-hati.

Yummy! Spaggeti dan steak.

Sepertinya akan kenyang sampai mereka kembali ke pantai nanti malam. Kesembilan sahabat ini berebutan mengambil jatah mereka masing masing. Tak lupa juga si pemuda tampan yang mengemudi kapal ini ikut mengambil jatahnya, Jhon.

Liburan yang mereka buat ini tidak sesuai apa yang Lea rencanakan. Lea malah berkhayal dengan liburan bersama sepertinya ia mengetahui lebih dalam sifat sahabatnya. Tapi, mau bagaimana lagi.

-FAKE FRIEND'S-

Malam tiba. Banyak bintang yang bertaburan di atas langit dan bulan yang menerangi langit malam. Malam ini cukup indah.

20:45

Masih dini untuk kembali ke pantai dan mengakhiri liburan ini. Mungkin kalau bisa mereka akan berlayar sampai besok. Tetapi Risma tidak ingin lama lama berliburan, karena ia sibuk.

"RISMA! INI GAWAT!" Suara teriakan dari Jhon membuat mereka berhenti melakukan aktivitas masing-masing. Risma yang kebingungan menghampiri Jhon dengan muka juteknya.

"We're lost! Dan sekitar beberapa jam lagi akan ada badai yang akan datang dari arah selatan!." Semua panik! Tentu! Kita tersesat. Jika tersesat maka, dipastikan kami ada di dekat benua Australia? What! Kenapa segitu jauhnya!.

"APA YANG LO LAKUIN! KOK BISA AMPE TERSESAT DAN MENJAUH DARI JAKARTA SIH?!" Emosi Risma sudah memuncak. Ini yang Risma tidak sukai. Tersesat. Jhon hanya memasang muka bersalah, "Ketiduran" WHAT! It's fucking bad answer.

Mendengar jawaban dari Jhon semua yang berada dalam kapal sebal dan pastinya marah kepada si pengemudi. Risma sudah tidak tau lagi apa yang harus ia lakukan. Ia kehabisan ide. Jika ia berlayar dengan ayahnya, maka ayahnya akan dengan cepat mengambil rencana.

Cuman ada jalan satu. Memasuki negara Australia. "CEPET! KITA MASUK KE NEGERA AUSTRALIA AJA! DARI PADA KITA KEJEBAK DISINI DENGAN BADAI!" Perintah Risma tidak dilaksanakan oleh Jhon. Dan sepertinya ada sesuatu yang ia ingin ucapkan, "KENAPA LO GK NGELAKUIN..." "Jika kita ke Australia! yang ada makin jadi. Laut Australia sudah terkena badai!" Bodoh! Risma memang bodoh dalam masalah arah.

"ARGH! YAUDAH KITA MUTER BALIK AJA KALAU GITU. REMPONG BANGET SIH KALIAN!" Kali ini bukan Risma yang membentak, melainkan Mutiara. Ia sudah terlihat panik.

"Itu dia masalahnya. Jika kita muter balik, kecepatan badai dan kapal masih terkalahkan oleh badai." Argumen gila. Lea yang sudah muak mendengarkan semuanya ia berlari menuju keruang pengemudi. Ia menghiraukan teriakan sahabatnya dan Jhon.

Mereka terlalu dramatis dan tidak langsung mengambil tindakan. Seharusnya dari tadi Jhon memutar balikkan kapal bukan malah makin menuju ke arah bencana. Benar-benar bodohnya akurat.

Ternyata malam ini tidak begitu indah. Benar, yang tadinya langit ungu ini di hiasi bintang dan bulan kini semua menghilang. Hanya ada awan dan suara petir yang semakin menjadi.

Lea berusaha memutar arah. Walaupun ini tidak akan ampuh tetapi Lea memiliki harapan.

Hujan pun mulai turun. Badai akan datang beberapa menit lagi. Dan petir sudah semakin menjadi jadi. Ke-delepan sahabat hanya mengumpul diruang pengemudi sambil ketakutan. Jhon membantu Lea untuk bisa terhindar dari serangan alam yang hebat.

"LEA! DI DEPAN KITA ADA BATU BESAR! JARAKNYA KIRA KIRA 1 METER!" Jhon. Pengemudi bodoh yang tidak langsung mencegat Lea malah berteriak saja. Lea yang tak pernah mengemudi kapal bingung ia harus mengarahkan kemana.

Kapal bergoyang! Dapat di pastikan Ombak sudah menjadi-jadi. SIAL!. Ombak tak seindah tadi. Sekarang terlihat menyeramkam.

BRUUK!

Kapal ini seakan sudah tidak ada daya keseimbangan. Kapalnya udah menabrak Batu tersebut. berasa bermain di film titanic. CUKUP! Ini bukan waktunya berlari memikirkan titanic. Ini berbanding terbalik, pilihannya hanya 2. Hidup atau meninggal.

"LEA SINI! PAKE PELAMPUNGNYA BODOH!" Teriakan dari Muriara menyadari Lea dari lamunannya. Ia lupa untuk memakai pelampung untuk menjadi dirinya supaya tidak tenggelam.

Dengan keadaan terkoncang, Lea berlari mengambil tasnya dan segera berlari ke arah sahabatnya untuk memakai pelampung yang sudah di pegang oleh Intan.

Tunggu! Sepertinya ada yang kurang. KEMANA JHON?!.

Tetapi terlambat sudah kapal mulai memiring dan menumpahkan segala benda yang berada di kapal ke laut. Ke-sembilan sahabat ini mulai perpegangan ke ganggangan kapal. Ah mengapa saat semua sempurna malah terjadi seperti ini?.

Apakah mereka akan berakhir disini? Atau akan kelanjutan cerita mereka nanti?.

"INDAH!"

Teriakan itu menyadarkan bahwa salah satu sahabatnya telah jatuh ke laut. Sungguh malang karena kekuatan fisiknya Indah tidak terlalu kuat. Ia lemah dalam olahraga. So, ia juga sangat teramat lemah dalam hal berenang.

Lea mulai merasakan pusing dikepalanya. Sepertinya ia kebanyakan berfikir dan tidak istirahat yang cukup. Tapi! Ini bukan waktu yang pas!.

Kapal sudah mulai makin memiring, bahkan sudah mau jatuh ke laut. Bagaimana yang akan terjadi dengan mereka semua?.

To be countinue...

Hallo guys :v. Gimana? Feelnya dapet gk pas adegan titanic kw ini?.

Q: How Old are you?

Me: 14th

You: ?

And don't forget to give me Vote, Share, and Comment untuk mendukung penulis Indonesia!

Thank you, muach :*

Fake Friend'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang