Chapter 06 - Tersesat?!

151 3 1
                                    

Makanan telah habis. Mereka bingung mesti mencari makanan dimana. Dan pertolongan juga belum datang-datang.

Memasuki hutan yang lebat itu? Oh jangan harap mereka akan lakukan. Mereka terlalu parno akan hewan liar yang akan memangsa mereka. Padahal mencari makanannya pada siang hari tetapi mereka tidak mau. Dan alasannya, takut tersesat.

Lea sudah memberikan beberapa solusi, ya walaupun semuanya berhubungan dengan 'Mereka mencari makanan di hutan itu'. Tetapi semuanya di tolak mentah-mentah.

Lea tidak keberatan untuk memasuki hutan tersebut, jika tidak ingin tersesat. Letakkan jejak. Seperti letakkan batu kerikil di setiap sisi jalan yang kita lewati, dan saat udah mendapatkan apa yang ingin dicari ikuti saja batu kerikil. Gampang, kan? Tetapi mereka memberat-beratkan itu.

Apakah dari sekian sahabatnya tidak memiliki pengalaman atau belajar jika situasi seperti ini?. Argh! Mereka MANJA!.

Ternyata ini sifat asli mereka. Hanya ingin diam dan apa yang mereka mau datang dengan sendirinya. Dikata mereka lagi hidup ditengah-tengah istana yang megah dan di kelilingi oleh makanan dan minuman. TIDAK! Mereka lagi terdampar di pulau yang ntah itu ada penduduknya atau tidak!. Stop berkhayal bahwa mereka hidup di tengah istana.

"GUE LAPER NJING! Lea kenapa gk lo nangkep ikan aja! Mau kita mati kelaparan?!" Ucapan Risma layak majikan yang menyuruh pembantunya. Tidak memikirikan ucapan itu memiliki kata tersirat yang membuat Lea sakit hati.

Lea habis kesabarannya. Dari kemarin Lea sudah ingin menangkap ikan yang ada di laut, tetapi apa yang kalian tau? IKAN-IKAN TERSEBUT TIDAK ADA!.

"IH! LO KIRA GUE GK BERUSAHA NANGKEP IKAN ATAU HEWAN LAIN, APA? Hewan-hewan darat maupun laut gk ada! Paham kan! GK ADA!" Amarah Lea memuncak. Sepertinya ia akan mendapatkan PMS [Pengen marah selalu] beberapa hari kedapan. Dan untung ia memiliki persedian untuk itu. Tunggu, ini kenapa malah ngebahas Lea -_-.

Mutiara menghela nafas panjang. Otaknya saling berargumen. Dari sisi lain, ia tidak ingin masuk ke dalam hutan. Alasannya, ia takut akan ada hewan liar dan takut juga tersesat. Karena dari awal mereka berada disini, ia merasakan hutan itu bukan hutan biasa. Dan sisi lainnya, ia lapar. Otomatis ia harus mencari dan berusaha. Tapi tidak adakah jalan keluar selain masuk ke dalam hutan.

Rara, ia juga sama. Ia ingin makan dan minum. Karena jika ia tidak makan atau pun minum ia akan pusing dan mungkin maagnya akan kembali sakit. Rara benar-benar takut masuk ke dalam hutan tersebut, karena 'ia memiliki trauma dengan hewan-hewan liar'.

Indah dan Intan, mereka kembar. Memiliki ikatan batin yang kuat, tetapi lemah dalam kerja sama. Mereka selalu beradu argumen. Bahkan sampai bertengkar kecil. Tetapi walaupun begitu ia memiliki kesamaan, mereka trauma dengan kegelapan hutan.

Sedangkan yang lain, kecuali Lea. Mereka hanya manja. Tidak ingin berusaha untuk dapat menghasilkan apa yang mereka mau.

Lea mengehala nafas panjang, ia kehabisan ide untuk mendapatkan makanan.

-FAKE FRIEND'S-

Langit sudah semakin menggelap. Menandakan tugas sang Matahari sudah selesai dan waktunya tugas sang Bulan.

Ke-delapan sahabat ini tertidur. Sudah seperti bayi yang kelaparan yang ketiduran akibat nangis. Bayi besar.

Mutiara tidak tidur karena merasakan sesuatu dalam benaknya. Tapi ia tidak mengetahui itu.

Dengan bekal jaket tipis Indah, Mutiara keluar dari gubuk. Perutnya sudah meronta-ronta minta diisi dan tenggorakannya yang sepertinya sudah kering layak gurun sahara.

Fake Friend'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang