Chapter 09 - Pengorbanan?

105 7 1
                                    

Bermalam di hutan tak seburuk kemarin-kemarin. Ketiga wanita itu sangat berbakat memilih tempat untuk dibangun rumah sederhana ini.

Bintang yang bertaburan terlihat dari sini, indah. Terkadang Lea berfikir. Apa maksud dari semua ini tuhan? Mengapa mereka harus tersesat dalam pulau ini.

"Kamu lagi ngapain malam disini? Gk tidur bareng teman-teman kamu?" Ucapan itu membuat Lea menoleh kesumber suara dan tersenyum. Alis menghampiri Lea dengan membawa dua cangkir teh hangat.

Lea terkadang bingung, darimanakah ke-tiga wanita itu mendapatkan bahan makanan dan minuman? Lea yakin bahwa hutan ini benar-benar tidak ada bahan untuk dapat dihasilkan makanan ataupun minuman. Apa mereka bukan manusia biasa?.

Lea berusaha membuang semua fikiran buruknya, "Lagi tidak mengantuk."

Alis duduk disamping Lea dan memberikan satu cangkir teh hangat kepada Lea. Lea menerima dengan mengucapkan terima kasih.

"Kamu tau gk kalau kalian sedang diuji." Ucapan Alis membuat Lea kebingungan. Apa maksud dari perkataannya?.

Alis tiba-tiba saja tertawa kecil lalu memandang langit malam, Lea pun mengikuti arah pandangan Alis. "Ujian untuk persahabatan kalian. Seberapa kalian bisa bertahan, seberapa kalian berkorban demi sahabat, dan seberapa arti persahabatan kalian. Dan ingat bersama bukan berarti sahabat sejati. Tetapi jika kalian mengerti satu sama yang lain, dan rela berkorban demi sahabat. Walaupun itu akan menyakiti kita, itu yang namanya sahabat yang akan bertahan sampai kapanpun itu walaupun rayap berusaha merusak ataupun siklus bumi yang akan merusaknya."

Lea melihat ke arah Alis dan sahabatnya yang sedang tertidur secara bergiliran. Apa benar, persahabatannya akan rusak secara perlahan oleh rayap kemusuhan? Atau akan pertahan selamanya seperti air yang dituangkan ke lantai dan akan berusaha bersatu walaupun seorang berusaha memisahkannya?.

Lea mulai sadar akan keanehan yang ia alami selama mereka memasuki hutan ini. Dari mulai suara aneh, sebuah tayangan yang menampilkan kebusukan sahabatnya, dan ..... berusaha membunuh sahabatnya sendiri.

"Maaf tante, selama kita memasuki hutan ini saya merasakan keanehan? Seperti...."

"Suara aneh, sebuah tayangan, dan seperti dikendalikan diri untuk membunuh atau berbuat hal buruk kepada mereka."

Pernyataan Alis membuat Lea tak percaya. Dari mana ia tau? Apakah selama ini mereka memata-matai dirinya dan sahabatnya selama ini?.

Alis tersenyum dan menatap Lea penuh seksama, "Kami manusia. Dan kami bukan penyihir layak di novel harry potter. Hhmm harry potter, cerita zaman ku dulu yang masih sangat terkenal sampai sekarang. Tapi percayalah, kami tidak menguntit kalian."

Alis berdiri sambil meminum tehnya yang sudah mendingin. Tanpa sadar Lea ikut berdiri disamping Alis dan meminum tehnya.

"Apa harapan kalian selanjutnya? Kekuar atau tetap?" Ucap Alis dengan nada serius. Lea menghela nafas panjang, "sepertinya menetap. Tidak ada jalan untuk keluar"

"Siapa bilang? Setiap masalah pasti akan ada jalan untuk keluar dan menikmati kebahagian yang menunggu."

"Lalu kenapa kalian bertiga masih tetap disini dan tidak keluar?" Pertanyaan Lea membuat Alis tegang dan berusaha membuang muka menyembunyikan sesuatu rahasia yang di kubur dalam dalam.

"Pengorbanan."

Jawaban Alis membuat Lea benar-benar bingung. Apa maksudnya? Apa benar ada jalan keluar dari hutan ini? Dan apa maksud dari pengorbanan?.

"Jika kamu berfikir jalan keluar ada atau tidak, jawabannya ada. Tapi hanya kalian dan kekuatan persahabatan kalian yang tau dimana jalan tersebut. Tapi,.... kalian akan tau apa aku maksud."

Alis meninggalkan Lea dengan penuh kebingungan. Disisi lain ia senang karena masih ada harapan untuk keluar tapi disisi lain ia sendiri sedikit takut dengan perkataan Alis.

-FAKE FRIEND'S-

Semangat baru terlihat di wajah ke-delapan sahabat ini, kecuali Lea. Mereka tidak ada yang peduli, walaupun setetes air mata mengalir di pipi Lea.

Ke-sembilan sahabat ini sudah bersiap-siap untuk kembali mencari jalan keluar. Mereka harus keluar dari pulau ini dan kembali ke Jakarta karena liburan sekolah akan berakhir beberapa hari lagi.

"Sudah siap semua?" Pertanyaan dari Annisa dijawab dengan anggukan.

"Cepat sekali berpisahnya. Padahal baru kemarin bertemu" ucap Alis.

"Yaudah. Inget, jalan keluar dari hutan ini adalah kalian. Kekuatan kalian. Bukan seberapa kalian jalan bersama." Nasihat Sonia dibalas dengan remehan kecil oleh Risma.

"BYEE!"

Ke-sembilan sahabat ini akhirnya berjalan bersama dengan tas sederhana buatan ketiga wanita itu yang berisi makanan, senter, selimut, dan tali.

Tetapi setelah lama berjalan, mereka berhenti karena keluhan dari Risma, "Ah cape! Apa maksudnya sih kuncinya itu kita. Udah tau kita manusia masih aja di bilang kunci."

Seperti lelucon tetapi pesan tersirat itu pasti ada. Semuanya hanya tertawa kecil karena menganggap lelucuan Risma tidak memiliki makna.

"Berhenti dulu yuk. Pasti pada cape dan sekalian makan." Saran dari Rara disetujui, mereka menggelar salah satu selimut dan duduk untuk menikmati bekal mereka.

Lea greget, ia ingin berbicara sesuatu kepada sahabatnya tetapi ia takut. Rasanya jam yang berputar dengan detik berubah menjadi berputar dengan menit, lama namun cepat.

"Lea. Lo kenapa?" Pertanyaan dari Aliya membuat Lea tersadar dan tersenyum.

Inilah saatnya.

"Ehm... mungkin udah lama aku ngumpetin ini dari kalian. Tapi untuk melanjutkan perjalanan ini kita perlu bersatu dan ber-". "Bersama?. Dari kemaren-kemaren juga kita bareng bu. Apa? Lo mau bilang kita ini kunci? Kalau kita kunci lo apa? Gemboknya yang mesti di ancurin" perkataan Risma yang tajam itu sangat di anggap hanya lelucon remehan.

Mutiara menghela nafas dan menggelangkan kepalanya, "Dengerin Lea ngomong dulu." Belaan dari Mutiara membuat hati Lea senang karena masih ada yang peduli dengannya.

"Betul kita harus bersama. Bukan bersama seperti jalan bareng atau melakukan apapun bareng. Tetapi hati yang harus kita satukan untuk keluar dari hutan ini dan kembali. Mungkin ini terdengar mustahil dan tidak masuk akal. Tapi tante Alis udah ngomong sama aku kalau kita masih ada cara untuk jalan keluar dan mulai menikmati kebahagian yang menunggu kita. Aku tau dari antara kalian ada yang benci satu sama yang lain. Tetapi untuk kali ini kita satukan batin kita dan memulainya dari awal dan dapet menemui kebahagian yang menanti."

Ucapan Lea hanya di respon dengan tidak perduli dan bingung. Mereka bingung dengan 1 kalimat.

Aku tau dari antara kalian ada yang benci satu sama yang lain.

Termasuk Risma yang berasa ia sedang di sindir tetapi berusaha cuek dan tidak mengerti.

"Jujur aja kalian. Gk usah di umpetin. Dan kita bisa ulang dari awal"

To be countinue...

Maaf banget baru ngeupdate 🙏 lagi mau UTS dan harus belajar, belajar, dan belajar. *malesnya 😧

Ah masa bodo dululah sama UTS :v dan mungkin aku bakal slow banget ngeupdate ya karena aku kalau ngetik super duper lama dan bahkan hampir lupa kalau aku bikin cerita 😂 *ampunkan saya 😢

Oiya, Niall H nge-releases lagu baru dan lagunya sungguh luar biasa banget :3. I'm so proud to him.

Ah banyak bacot ya :v seperti DON'T FORGET TO VOTE, COMMENT, & SHARE IF U LIKE untuk mendukung penulis Indonesia 💪!

Thanks, muach 💋

Fake Friend'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang