PROLOG

20.4K 1.4K 47
                                    

Incheon Airport (Seoul)
D-ONE 12.15 KST

"Wahh..." Mataku menyapu seluruh ruangan ini tanpa berkedip dan dengan mulut yang masih menganga.

Kubuang semua oksigen Indonesia dengan sekali hempasan dan kucoba menggantinya dengan oksigen di Negara ini dengan sekali tarikan.

Akhirnya aku bisa menghirup udara yang sama denganmu, Oppa.

*
*
*


Starbucks Café (Seoul)
13.00 KST

"Bagaimana dengan menghirup udara di Negara ini? Apakah wajahmu berubah menjadi Kim Taehi dan tubuhmu seseksi Hyorin Sistar?"

Seperti apa jadinya aku?

"Eomma... aku lebih mirip dengan IU, penyanyi favorit Jungkook. Barangkali ketika dia melihat wajahku seperti ini, dia langsung jatuh cinta padaku." Celetukku dengan menurunkan kacamata hitam yang berhenti di ujung hidungku.

Eomma hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tatapan--Kapan anakku hiatus dari dunia Kpop--

Hal yang paling menyenangkan dari Eomma ialah ia mengerti dunia Kpop, mengerti betapa tampan dan berbakatnya mereka dan mengerti bahwa aku tak kuasa dengan semua roti sobek, suara merdu, rap, tarian hingga album-album mereka.

"Appa harap Olin bisa memanfaatkan 3 hari ini dengan baik. Tidak ada kata delay atau perpanjangan ataupun molor, cukup 3 hari." Ayah memandangku dengan saksama.

Ayah melanjutkan, "Ingat tujuan awal kita, Appa dan Eomma sebenarnya kesini karena ada urusan keluarga, Arraseo?" (Mengerti?)

Aku mencoba bersyukur walau hanya tiga hari berada di sini, aku tak perlu membayar sepeser pun. Walau mungkin tiga hari adalah hari yang sepertinya sangat singkat, apa lagi untuk tinggal di Negara yang kuidam-idamkan ini.

Tujuh belas tahun lalu sejak Appa tinggal di Indonesia, sekalipun ia tidak pernah mengajaku ke Korea, Negara asalnya.

Ibu tidak bercerita banyak tentang ayahku, Eomma hanya bilang mereka bertemu di salah satu Universitas ternama di Indonesia, saling mencintai dan melahirkanku. Ya, cukup singkat dan jelas.

Tunggu, apakah mereka belum menikah?

"Okay dad." Balasku dengan senyum terbaikku.

"Ketika Appa mengajakmu berbicara dengan bahasa Korea, kau selalu menjawabnya dengan bahasa Inggris. Kau tidak bisa sembarangan melakukan hal itu pada orang lain di Negara ini karena..."

"Ne, Arraseo Appa" (iya, aku mengerti ayah)

Aku hanya akan berdialog Seoul ketika bertemu Oppaku, Appa.

Itulah optimisku.

to be continue...

MEET YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang