Chapter 12

74 12 1
                                    

Author POV

".....Aku mau meminta maaf."

Plakk...

Lagi....

Tamparan itu mendarat dengan mulus di pipi halus(?) Sehun.

"Bisa-bisanya kau meminta maaf setelah apa yang kau lakukan." Jinsoo mulai menangis, ya kali ini benar-benar membuat jinsoo ingin menangis. Sehun tahu apa yang ia lakukan ke Jinsoo waktu itu bisa dibilang kurang ajar. Dan sekarang dengan beraninya ia masih juga muncul di hadapan Jinsoo. Jinsoo masih belum puas dengan waktu itu memukul wajah Sehun.

"Kenapa kau menciumku?"
"............."
"Kau tak punya alasan?"
"............"
"Ah-" jinsoo mengelap air matanya, "-Apa kau melakukan ini pada semua wanita? Jika memang iya maka aku sangat membencimu Oh Sehun."

Sehun kaget, Jinsoo mengucapkan itu?

"Aku tak serendah itu nona Nam." Jawab Sehun tegas.
"Lalu kenapa?"
"Aku tidak tahu, makanya aku datang untuk meminta maaf padamu."

Jinsoo tersenyum meremehkan.
"Meminta maaf setelah kau merebut first kiss ku?"-"bagus sekali tuan Oh."

"Lantas aku harus bagaimana supaya kau bisa memaafkanku?"
"Kau ingin tahu bagaimana caranya supaya aku memaafkanmu?"
Sehun mengangguk.
"Jauhi aku!"-
Seperti tersambar petir dan ditusuk ribuan jarum. Sehun merasakan sesak didadanya.
Jinsoo menarik napas dalam-dalam,"Jika bisa, anggaplah seperti kita tidak pernah mengenal satu sama lain."

Jinsoo Pov

'Namppeun namja, aku membencimu...' dan segala umpatan-umpatan kasar Jinsoo ucapkan di keramaiannya jalan. Ya, setelah bertemu Sehun, Jinsoo langsung berjalan pulang. Ia bahkan lupa akan Seulrin yang masih di sungai Han. Jinsoo menangis. Bukankah sudah dikatakan Jinsoo bukanlah wonder woman. Dia tidak sekuat yang orang lain bayangkan. Jinsoo benar-benar dalam keadan Emosi yang memuncak. Ia bahkan tidak tau harus dilampiaskan dengan cara apa?. Yang bisa ia lakukan ialah menangis. Ini satu-satunya cara yang sekarang Jinsoo lakukan. Satu-satunya cara yang sebenarnya tidak ingin dia lakukan. Tapi Persetan dengan pertahanan kokohnya itu. Biarkanlah dia menangis untuk kali ini. Ya. Kali ini saja. Karena seorang Sehun. Oh Sehun.

Author Pov

Efek dari apa yang diucapkan Jinsoo tadi adalah ia kasar pada semua orang. Bahkan Eunha yang sedang berbicara dengan Seulrin pun ditarik tangannya secara kasar oleh oh Sehun. Chanyeol yang melihat Eunha merintih kesakitan akhirnya membantu melepaskan tangan Eunha dari Sehun.

"Sehun, ada apa?" Ia bertanya sambil menahan rasa sakit.
"Ada apa denganmu, lepaskan dia." Mendengar itu Sehun langsung melepaskan tangan Eunha,"Aku ingin bicara denganmu, kumohon ayo ikut aku."

"Pulanglah naik mobilku," Ujar Chanyeol sambil memberikan kunci mobilnya.

Bagaimana dengan Seulrin? Tentu saja ia mencari Jinsoo dan Mencoba menelpon Jinsoo tapi hasilnya nihil. Ia tak menemukan jinsoo dan teleponnya tidak diangkat.

Lalu Chanyeol bagaimana? Ia pulang naik taksi. Karena Sehun membawa mobilnya. Ia tau kalau Sehun sedang ada masalah dengan Jinsoo, jadi ia biarkan. Lagi pula tak masalah sekali-sekali naik taksi kan?.

=======

Sehun mengendarai mobil dengan kecapatan di atas rata-rata. Dan itu membuat Eunha Heran. Eunha tahu jika Sehun sedang dalam masalah. Tapi jika Sehun melampiaskannya dengan ini bisa-bisa nyawanya dengan nyawa Sehun melayang begitu saja. Dan Eunha tidak mau itu terjadi.
"Sehun ada apa denganmu? Hentikan bodoh kau bisa membuat nyawa kita melayang. Aku masih ingin menikah dan punya anak, Sehun. Hentikan." Ujar Eunha panik.

Cittttttttttttttt.

Rasanya jantung Eunha seperti copot. Sehun meninggalkan Eunha begitu saja, ia menuju apartemennya.

Sehun memasukkan beberapa sandi pada pintunya.
"Ada apa denganmu?" Tanya Eunha lembut.

Kini mereka duduk di sofa besar.

"Darimana aku harus memulainya." Tanya Sehun lemas. Eunha berdiri, lalu menuju dapur mengambil segelas air putih dan kembali duduk di sofa.

"Minumlah, ceritakan dari mana yang ingin kau ceritakan." Sehun menerima gelas itu dan meminumnya.

"Kau tahu jinsoo?" Tanya sehun.
Eunha mengangguk.
"Sebenarnya..............blablabla..." Sehun menceritakan masalahnya pada Eunha.

Mendengar cerita Sehun, Kadang membuat Eunha tersenyum, kaget dan tertawa.

"Kenapa kau tertawa? Kau pikir itu lucu?" Ujar sehun sambil cemberut.
"Kau itu menyukainya, bodoh."

"Bagaimana bisa aku menyukainya."
Pletak..
"Kalau kau tak menyukainya, tak mungkin kau itu bingung harus berbuat apa."

Eunha benar, Sehun mulai menyukai Jinsoo.

Tiba-tiba Sehun memeluk Eunha. Eunha kaget dengan perlakuan Sehun, "tetaplah seperti ini, 5 menit saja." Eunha mengerti lalu membalas pelukan sehun.

Skip Seulrin Home

Jinsoo duduk dengan pandangan kosong, "Jinsoo-ya..." Jinsoo menangis dan langsung memeluk Seurin..

"Tenanglah," seulrin mengelus punggung Jinsoo.

Skip School

Mereka semua mulai sekolah seperti biasa.

"Yak! Bangun eoh!!" Teriak Eunha, ini sudah ke sekian kalinya Eunha mencoba membangunkan Sehun.

"Oh, Sehun. Jangan pergi tinggalkan aku. Aku masih ingin menghabiskan waktu bersamamu, Sehun. Jangan tinggalkan aku, Sehun..Bangunlah." Ujar Eunha dengan nada yang disengaja sedih.

Sehun langsung bangun mendengar ucapan Eunha tadi.

"Cih, apa aku harus pura-pura begitu setiap kali membangunkan mu?"
"Lakukan saja, terserahmu."

Sehun menuju kamar mandi dan bersiap untuk sekolah. Sedangkan Eunha mulai menyiapkan sarapan untuknya dan tentu saja untuk Sehun.

Skip

Hari ini wajah Jinsoo tidak seperti biasanya. Ia memang suka memasang wajah datar. Tapi kali ini tidak. Ini Lebih dari wajah datar.

"Jinsoo-yaa, mianhe." Ucap Seulrin yang berada di samping Jinsoo.
"Gwenchanna." Jawab Jinsoo datar.
"Tapi.. kalau saja aku tidak memaksamu untuk ikut denganku tadi malam ke sungai Han, pasti tidak akan begini jadinya." Jelas Seulrin.
"Aniya, ini bukan salahmu. Gwenchanna aku hanya perlu ke atap saja. Setelah itu aku akan berubah menjadi Jinsoo seperti biasanya." Ucap Jinsoo dengan senyum tipis.

Dengan langkah kecil Jinsoo keluar dari kelasnya. Tapi yang mengganjal adalah Sehun. Ia melihat Jinsoo melewatinya seperti angin lewat. Mungkin Jinsoo benar dengan perkataanya semalam. Ia ingin menjauhi Sehun. Dan itu membuat hati Sehun semakin teriris.

Jinsoo sebenarnya tahu jika ada Sehun disitu. Hanya saja dia sudah terlalu kecewa dan marah. Bahkan untuk melirik Sehun pun enggan ia lakukan.

Sesampainya di atap Jinsoo merenung.
Kejadiannya dengan Sehun selalu berputar-putar di kepalanya. Ingin sekali Jinsoo melupakan kejadian itu. Tapi sangat susah.

Air hangat dari matanya itu mengalir lagi. Jinsoo seperti terhina oleh Sehun. Dada Jinsoo bergerumuh.
Ia benar-benar muak.

Tiba-tiba ingatan tentang mimpi buruk masa lalunya terbayang di pikiran Jinsoo. Ini membuat muka Jinsoo memerah. Mata menatap tajam ke segalah arah. Ia tidak kuat, ingatan mimpi buruk itu berputar lebih lamban seiring dengan kejadiannya dengan Sehun. Jinsoo memejamkan matanya dalam-dalam. Langkah kakinya tiba-tiba naik ke atas tembok pembatas atap. Entah dari mana ia melangkahkan kakinya, Jinsoo hanya mengikuti pikirannya saja. Dan hap.. Jinsoo sekarang sudah tepat berdiri di atas tembok itu, aspal di bawah atap itu sudah menunggu Jinsoo untuk terjatuh. Dan....

"NAM JINSOO...---"

################################

Tbc/End?

Masih spesial chapter dari Eonnie KLee 😍
Gomawo Eonn 😙

Because You!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang