Chapter 17

82 13 0
                                    

Jinsoo Pov

Aku tidak merasakan truk itu menghantam tubuhku, tapi yang kurasakan adalah pelukan Seseorang yang membuatku nyaman. Sehun?
Aku merasakan ia memelukku dengan erat.
Jujur, aku sangat menyukai pelukan ini. Tapi aku sadar, ini salah. Sehun tidak boleh bersikap seperti ini padaku. Sehun harus membenciku.
"Sehun.." Ucapku lirih melepaskan pelukannya.
"Ya.." Ia memegang kedua bahuku.
"Bencilah aku.."
Ku lihat Sehun kaget. Biarlah.
"Wae Jinsoo? Kenapa kau menyuruhku membencimu? Bahkan kemarin kau menyuruhku menjauh darimu. Kenapa Jinsoo? Apa aku punya salah besar padamu? Hah?."
"Karena aku... a-aaku.....-- aku menarik nafas lalu..."Aku membencimu Oh Sehun. Bukankah sudah kutegaskan padamu? Menjaulah dariku Sehun. Kau juga menyetujuinya kan waktu itu? Lakukanlah sekarang. Jangan pernah mencariku, jangan pernah mengkhawatirkanku. Aku hanya ingin kita beranggapan tidak saling kenal. Itu saja. Kumohon ikuti permintaanku kali ini saja Oh Sehun. Bila perlu Bencilah aku, itu membuatku merasa lebih baik."
"Mwo? Apa katamu? Merasa lebih baik? Setelah aku mencarimu dengan susah payah, aku mengkhawatirkanmu sepanjang hari dan memikirkanmu setiap hari. Dan hari ini kau mengatakan jika aku membencimu membuatmu merasa lebih baik?. Hah! Apa maksudmu?" Jelasnya dengan amarah yang tinggi.
"S-ssehun.. k-kkumohon.."
"Wae? Sebenarnya apa maumu Nam Jinsoo! Jika aku menyukaimu bagaimana? Apa Kau masih mau menyuruhku membencimu?"
"Sehun!" Teriakku. Bagaimana bisa ia menyukaiku? Ini tidak boleh! Ini salah!
"Sehun, dengarkan aku... jangan pernah mengurusi hidupku, jangan pernah mengkhawatirkanku, apalagi menyukaiku. Kumohon jangan. Ini salah. Ini tak seharusnya terjadi. Tidak boleh.. tidak boleh." Aku menggeleng-nggelengkan kepala.
"Lalu kenapa? Kenapa tidak boleh? Aku menyukaimu Jinsoo! Dan itu benar. Sampaikapanpun aku tak akan pernah melepasmu. Aku tidak ingin melihatmu rapuh seperti tadi. Kau harus kuat seperti Jinsoo yang ku kenal. Ya harus. Tapi Setidaknya berilah alasanmu kenapa ini tidak boleh terjadi?" Sehun memegang kedua bahuku lalu memelukku.
"Karena aku tidak menyukaimu. Jadi pergilah sejauh mungkin dariku!." Ucapku melepas pelukannya dengan kasar. Dan aku lari meninggalkannya.
Mianhe Sehun...

Eunhaa Pov

Aku ketiduran? Kulihat jam menujukkan pukul 12.00 pm. Aku lapar, pasti Sehun punya sesuatu.

Akhirnya kulangkahkan kaki jenjang ku ini menuju dapur. Di kulkas tak ada sayur, adanya daging. Kalau aku makan daging, besok aku harus lari 3 putaran. Karena daging kalorinya cukup tinggi.

Tak ada kimchi, tak ada nasi. Aku harus makan apa? Ramen? Astaga, kalorinya sangat tinggi.

'Ah, Sehun pasti mau mengantarku ke market terdekat.' Gumamku.

"Sehunna," kuketuk pintu kamarnya.
"Sehun..."
"Sehun...."

Karena tak ada respon, aku terpaksa membuka pintunya tanpa ijin.
Kosong. Tak ada orang. Kemana dia?.

Aku harus menelponnya.

"Tak diangkat." Decakku kesal.

"Sehunna.."
"....................."
"Kau dimana?"
"....................."
"Aku akan kesana, tunggulah disitu."

Aku bergegas menuju tempat yang dikatakan sehun tadi. Saat sampai tujuan aku melihat dia duduk dengan tatapan kosong. Astaga, dia seperti mayat hidup.

"Sehun," aku meneriaki namanya.
"Eunha" katanya sambil memelukku.

"Ada apa?"
"Apa aku harus cerita disini?"
"Ya sudah, ayo kita pulang."

Kami menghampiri mobil Sehun yang diparkir di pinggir jalan.

"Berikan kuncinya, biar aku yang menyetir."
"Kau bisa melakukannya?"
"Apa kau meragukanku?"
"Arasseo," katanya sambil memberikan kunci mobilnya.

Aku melihatnya memejamkan mata.

"Sehun, kita mampir ke minimarket sebentar yaa" dia mengangguk.

Skip, at apartemen Sehun.

"Eunha," katanya.
"Kenapa?"
"Kemarilah" aku menghampirinya.
"Aku butuh bahumu untuk bersandar."
"Eumm"

"Ada apa denganmu? Lihatlah! Penampilanmu sungguh mengerikan."
"Kau tahu?"
"Tentu saja tidak. Kau belum memberitahuku."
"Aishh, saat aku menyatakan perasaanku padanya, dia bilang bahwa aku harus membencinya."
"Kau menyatakannya pada siapa?"
"Pada Chanyeol,tentu saja Jinsoo, babo." Katanya sambil kesal.

"Oh,"
"Bukankah itu menyedihkan?"
"Aku rasa tidak, Jinsoo melakukan itu semua pasti ada alasannya. Aku bisa merasakan bahwa Jinsoo juga menyukaimu."
"Tapi kenapa dia bilang dia tidak menyukaiku dan menyuruhku untuk tidak saling kenal?"
"Cinta itu butuh perjuangan. Sama seperti aku dulu, awalnya aku harus mengalah dengan sahabatku karena kami menyukai orang yang sama. Tapi karena orang yang kami sukai menyukaiku, jadi kami bertengkar. Awalnya aku tak mau menerimanya tapi tanpa kusadari mulutku bilang iya."
"Kenapa jadi kau yang curhat denganku?" Aku mendelik.
"Menyebalkan."
"Hahahaha, iya-iya. Aku tahu kenapa Chanwoo dulu menyukaimu."
"Aku rasa sampai sekarang dia menyukaiku, wleee"

"Kau harus sabar, kejar dia sampai dapat dan cari tahu alasan mengapa ia melakukan hal itu padamu."
"Ne, eomma."
"Yak!!!" Aku memukul lengannya.

"Appo, apa kau tahu bagaimana kabar Chanwoo?"
"Mollayo, semenjak itu, kami lost kontak."
"Eumm, sayang sekali, padahal kalian terlihat serasi."-"eh enggak sih, Kau lebih cocok sama Chanyeol."
"Yak!!! Awas kau." Aku senang sekarang dia mau tersenyum dan tertawa.

"Aku lapar."
"Aku buatkan sebentar."

Aku mulai memasak, ya memasak masakan sederhana.

"Rasanya enak, seperti buatan Eomma." Pujinya.
"Habiskan makanannya, kalau tidak kau habiskan, aku marah."

"Marah saja, nanti aku tinggal ku katakan pada Chanyeol kalau kau menyukainya." Lagi-lagi dia menggodaku. Menyebalkan. Tapi tak apa, yang penting dia tersenyum seperti sekarang ini.

Jinsoo Pov

Aku melangkahkan kaki ke arah rumah Seulrin. Sudah pasti Seulrin akan memarahiku. Aishhh.. mana bajuku basah semua lagi.
Aku memencet bel pintu rumah Seulrin.

"Kkamjagiya.." katanya.
"Omo!!" Dia membukakan pintu rumahnya lalu dia berlari mengambil handuk kecil kemudian diserahkan padaku.

"Ada apa denganmu, aku khawatir babo." Dia mulai memarahiku.
"Kalau mau marah nanti saja, disini dingin. Bisa-bisa aku mati kedinginan." Kataku.
"Ayo masuk, kemari."

Setelah mandi dan mengganti baju. Aku pun langsung melangkahkan kaki ku ke sofa ruang TV.

"Ku rasa kau harus menjelaskan semuanya." Ucapnya melihatku intens. Aishh...
"Apa kau tidak ingin membuatkanku Coklat panas dulu?"
"Aku mau, tapi bayar ya."
"Yak! Yasudah kalau kau tak mau, maka aku juga tak mau cerita."
Ia melemparku dengan bantal sofa.
"Ishh... Yasudah aku akan membuatkanmu."
"Kkkkkkkk..."

Skip

Aku menceritakan semuanya pada Seulrin. Biarlah dia tahu. Dia sahabatku dan aku mempercainya.
Dan setelah ini aku akan benar-benar menjauh dari Sehun.

"Jadi apa yang akan kau lakukan setelah ini?." Tanyanya padaku.
"Aku akan menjauh darinya."
"Bukankah kita satu sekolah dan sekelas dengannya? Lalu bagaimana cara kau menjauhinya?."
"Menjauh maksudku bukan seperti itu Han Seulrin." Ku jitak kepalanya.
"Yak. Appo-yo.. aishh lalu bagaimana?." Dia mengelus kepalanya yang ku jitak.
"Aku akan menganggapnya seperti tidak mengenalku Dan begitu pula aku. Aku juga tidak akan mengurusi urusannya lagi."
"Aaa.. memangnya kau pernah mengurusi urusannya ya?"
"Ya... dan aku ingin melupakan semua tentangnya."
"Kau menyukainya Jinsoo."
Aku melirik Seulrin dengan tatapan tajam. "Aku tidak menyukainya!." Elakku sendiri.
"Berarti kau mencintainya."
"Mwo?! Yak Micheosso! Menyukainya saja tidak apalagi mencintainya.. kau gila ya."
"Aku tidak gila. Aku ini sahabatmu dari lama dan aku tahu bahwa kau menyu.. ani bahkan mencintainya. Hanya kau tidak mau mengakuinya saja."
"Terserahmu.." aku pasrah. Atau mungkinkan aku menyukainya...?

========

Tbc.

Because You!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang